Perumahan Priyayi Kraton Mataram

Share:
Ist



GARDA ID | Perumahan Priyayi Kraton Mataram


Purwadi

Ketua lokantara

Hp 087864404347


1. Joglo Trajumas.


Priyayi Kraton Mataram memiliki cita rasa yang tinggi. Perumahan sekitar istana Amangkurat dibangun dengan beragam bentuk. Misalnya berupa joglo trajumas. Terdiri dari empat buah sisi. Jumlah atap bersusun tiga, yakni brunjung, pananggap, panitih.

Untuk memperkuat struktur penyangga , maka dibuat blandar, pamidangan, pangeret, sunduk kili. Tandha harjaning negara.


2. Joglo Pangrawit.


Perumahan sekitar istana Amangkurat berbentuk joglo pangrawit. Terdapat blandar tumpang sari, usuk paniyung, dudur jajar dan takir balok. Dasaran saka guru dipasang umpak. Rum kuncaraning bangsa dumunung ing luhuring budaya.


3. Joglo Padaringan.


Perumahan joglo padaringan digunakan oleh Amangkurat untuk melambangkan ketahanan pangan. Padaringan adalah tempat menyimpan pangan yang berada di senthong tengah. Dianggap amat sakral, maka perlu sesaji. Ama kabur tandur subur loh jinawi.

 

4. Joglo Semar Tinandhu.


Bangunan yang terkenal jaman Amangkurat bernama joglo semar tinandhu. Bentuknya mirip tandhu. Atap brunjung tanpa topangan. Menggunakan saka buntung yang disangga saka pananggap. Bermakna aman ayem tentrem seperti naungan Kyai Lurah Semar di Karang Kedhempel.


5. Joglo Witana.


Penduduk Mataram jaman Amangkurat suka joglo witana. Rumah ini menggunakan ander, molo, usuk paniyung, takir teplok. Dengan saka guru tanpa landasan umpak. Witana bermakna asal usul kehidupan, sangkan paraning dumadi.


6. Joglo Cempurung.


Kreasi perumahan jaman Amangkurat terdapat joglo cempurung. Maknanya cempuri untuk berkurung. Yaitu kegiatan berdoa atau semedi. Joglo cempurung cocok untuk sedhakep saluku juga, amepet babahan hawa sanga. Megeng napas, mbendung swara. Sebagai sarana melakukan panembah jati.


7. Joglo Kepuhan.


Ragam joglo jaman Amangkurat terkenal dengan sebutan joglo kepuhan. Dengan atap tumpang atau lar bersusun tiga. Saka guru menggunakan umpak pengokokoh. Makna kepuhan mirip dengan wutuhan. Bertujuan untuk memahami ngelmu kasampurnan.


8. Joglo Ceblokan.


Arsitektur jaman Amangkurat mengenal joglo ceblokan. Menggunakan blandar hanya satu. Dilengkapi dengan dada pesi ander molo, usuk ri gereh. Saka guru tanpa sunduk takir teplok. Ceblokan berarti kejatuhan durian runtuh. Pemilik diharapkan beruntung terus, manggih hayu ayem tentrem kang tinemu.


9. Joglo Tawon.


Tukang jaman Amangkurat pandai membuat rumah jenis joglo tawon. Menggunakan blandar tumpang sari, takir lambang gantung, usuk paniyung, lar susun lima, singup susun tujuh. Tawon berarti lebah. Pemilik akan mendapatkan manisnya madu. Yakni madu basa, madu rasa, madu brangta. Bremara reh mbrengengeng, lir swaranung madu brangta. Manungsum sarining kembang.


10. Joglo Jubungan.


Sinuwun Amangkurat memberi fasilitas pada seniman berupa joglo jubungan. Artinya tempat untuk refleksi, medhar sabda atau ngunbar gagasan. Para seniman didukung untuk kreatif. Diskusi seni budaya menghasilkan peradaban Mataram yang agung angggun unggul. Ilmu iku kelakone kanthi laku.


11. Joglo Lambang sari.


Pesta raja kembul bujana andrawina. Kehidupan rumah tangga mendapat prioritas dari raja Amangkurat. Sepasang mempelai yang berbulan madu diberi hadiah gratis oleh istana Mataram. Yaitu bersenang senang di joglo lambang sari. Arsitektur dibuat asri anglam lami. Sangat romantis. Cocok untuk hadiah pengantin baru. Selalu berkumandang tembang asmarandana.


12. Joglo Lawakan.


Balai pengobatan janan Amangkurat berpusat di joglo lawakan. Hemat pangkal kaya, bersih pangkal sehat. Warung hidup dan apotek hidup dikembangkan. Agar masyarakat sehat waras wiris. Klinik kesehatan tersedia di joglo lawakan. Tersedia beragam obat herbal dari lingkungan. Pancen nyata kasiate jamu Jawa. Godhong kates bisa gawe ethes. Jabe puyang awak mriyang bisa ilang. Temu ireng tamba lara weteng. Sirah puyeng ati susah dadi seneng. Adas pulo waras bisa gawe bergas. Jamu Jawa pranyata dadi usada.


Perumahan priyayi Kraton Mataram berbentuk joglo. Terbuat dari kayu jati. Sungguh pemukiman edi peni adi luhung.rel

Share:
Komentar

Berita Terkini