Kasek Balitbang DPP Golkar Apresiasi Gercep Bahlil Hentikan Operasional Tambang Nikel Raja Empat

Share:



Jakarta | Garda.id

Kepala Sekretariat Badan Penelitian Pengembangan (Kasek Balitbang) DPP Golkar Leriadi, S. Sos mengapresiasi sekaligus mendukung gerak cepat (gercep) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, yang membekukan kegiatan operasional tambang nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya.


“Langkah itu jadi bentuk perhatian serius atas aktifitas tambang yang selama ini hanya dinikmati perusahaan besar,” kata Leriadi, Selasa (10/6).


Leriadi, yang juga Koordinator Ijeck Effect Sumatera Utara ini, merespon polemik penambangan nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya, setelah meningkatnya perhatian publik atas dugaan  kerusakan ekosistem di kawasan yang disebut-sebut sebagai surga terakhir di Bumi.


Puncaknya,  Bahlil membekukan Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang mangkrak, dan IUP nikel milik PT Gag Nikel, anak perusahaan PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) sambil menunggu hasil verifikasi dari tim yang diterjunkan langsung ke lokasi tambang tersebut.


Menyikapi hal itu, Leriadi menyampaikan apresiasi atas gercep Meneg ESDM Bahlil Lahadalia, sebagai respon nyata kehadiran negara menyelesaikan polemik berkepanjangan yang telah menyebabkan terjadinya ketimpangan ekonomi.


 “Ini juga tindakan dan kebijakan nyata yang diharapkan dapat memberikan angin perubahan, terutama untuk pelaku lokal UMKM yang selama ini hanya jadi penonton,” kata Mahasiswa Pascasarjana UNAS Jakarta, ini.


Secara khusus Leriadi menegaskan, kebijakan penghentikan operasi tambang nikel jadi gebrakan tersendiri, karena Bahlil – yang belasan tahun “kenyang” pengalaman di Papua, bertekad ingin membangun kampung halaman atau menjaga kampung halaman (marsipature hutanabe).

 “Ini jadi perhatian buat warga Papua agar mereka juga harus menjaga dan memelihara kampung halaman serta menjunjung partisipasi perantau dalam membangun kampung halaman mereka,” ujar Leriadi. 


Dijelaskan Leriadi, Bahlil pernah mengenyam pendidikan di SD Negeri 1 Seram Timur dan melanjurkan ke SMP Negeri 1 Seram Timur dan pindah ke Fakfak serta melanjutkan sekolah SMA YAPIS Fakfak.


Setelah lulus, ia memutuskan untuk belajar di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay di Jayapura.


Sadar Papua tempat dia dibesarkan dan menimba ilmu, Bahlil menegaskan komitmennya mengambil langkah strategis tersebut dengan dasar ingin membela rakyat kecil.


Leriadi melanjutkan bahwa pembekuan IUP adalah obyektif demi membela masyarakat kecil, dan menyebut IUP yang sudah beroperasi cukup lama diterbitkan bukan semasa Bahlil menjabat Menteri ESDM, melainkan di bawah Ignatius Jonan.


 “Kebijakan baru ini adalah koreksi penting agar tidak masyarakat tidak salah memahami informasi yang keliru saat ini,” imbuhnya.


Di sisi lain, Leriadi terus mendorong dan menyemangati Bahlil agar tidak gentar melawan pihak-pihak yang mencoba  mencari langkah-langkah mengganggu kebijakan menghentikan kegiatan operasional tambang nikel di Raja Empat.


 “Kita meyakini ada (pihak-pihak) yang tidak senang dan merasa bisnis mereka terganggu karenanya, sehingga kita dorong dan kami siap membantu dan mensoalisasikan gebrakan Bahlil di tengah-tengah masyarakat,” pungkas Leriadi.rel

Share:
Komentar

Berita Terkini