Ikan Gamak “Buah” Sei Bilah Labuhanbatu, Unik Dan Masih Misteri

Share:

 

Keterangan gambar : Tokoh Masyarakat Bilahilir Herry Ritonga (duduk) serta Saroh pedagang Ikan Gamak dalam kemasan plastik di Kota Negerilama  Kabupaten Labuhanbatu. (Foto / wahyudi)


Negerilama | Garda.id



            Sei Bilah salah satu kebanggaan warga yang memanjang  di Kabupaten Labuhanbatu mulai dari hulu hingga hilir bahkan hingga muara memiliki cerita unik diberbagai sudutnya.   



            Salah satu keunikan yang merupakan “Buah” Sei Bilah itu  adalah Ikan Gamak, selain rasanya manis, bentuknya pun lebih kecil dari ikan Teri Nasi dan berwarna keputihan serta dampaknya telah meningkatkan pendapatan nelayan.



Jenis ikan ini pun tidak seperti ikan yang lain pada umumnya,  ikan akan bertelur kala tiba musim penghujan, bisa dibedakan antara induk dan anak, dapat dibudidayakan serta akan diketahui perkembangbiakan selanjutnya, artinya ada beberapa tahapan yang harus dilalui, misalnya  induknya  jelas, bertelur, menetas dan menjadi anak kemudian berkembang hingga dianggap dewasa (layak dipanen).



Kesemuanya hal tersebut pada alinea diatas  tidak dapat ditemukan pada sosok Ikan Gamak, sebab hingga saat ini mana induk dan yang mana anak belum dapat dipastikan secara ilmiah, musimnya pun tidak dapat diprediksi, munculnya   bisa 2 (dua) hingga 3 (tiga) kali setahun.



Kesemuanya hal tersebut diatas diungkapkan  Tokoh Masyarakat Herry Ritonga (64) ketika berbincang di Warung Kopi milik Mbak Lastri Kelurahan Negerilama, Kecamatan Bilahilir Kabupaten Labuhanbatu, Rabu (22/2).



Kemunculan Ikan Gamak itu pun  kala tiba musim pasang besar tanpa diikuti hujan. “Munculnya dipermukaan kala pasang besar, tanpa ada hujan ya,” ungkapnya.



Lebih anehnya lagi lanjutnya, Ikan Gamak itu tidak ditemukan dikecamatan lain yang dilintasi Sei Bilah, yang ada hanya di kecamatan Bilahilir Negerilama serta bukan hanya disatu titik saja.



Dulu kala katanya, ketika nelayan sudah selesai menangguk Ikan Gamak diatas permukaan air sungai dengan jaring  halus mirip kelambu, ikan dimaksud  kemudian dimasukkan kedalam sumpit guna meniriskan airnya, tetapi sekarang rada sulit mencari sumpit dan lebih praktisnya dibungkus didalam plastik dengan ukuran 1 (satu ) muk (kaleng susu) guna mempermudah menjualnya dipasar atau  pada tetangga.  



Salah satu pedagang Ikan Gamak, Saroh (25) kepada wartawan mengaku menjual dalam kemasan plastik berisi 1(satu)  muk atau setara dengan 3 (tiga)  ons seharga Rp. 25.000 hingga Rp.30.000.



Mantan Lurah Negerilama, Ahmad Fadhil menimpali kepada wartawan mengatakan pihaknya pernah diundang kala  Pertemuan di Medan terkait ikan, kala itu narasumber juga mengaku bingung tentang data valid ikan Gamak itu. “Ahlinya aja bingung, apalagi awak, kesannya misteri,” ungkapnya sembari ketawa. (W28)






Share:
Komentar

Berita Terkini