Akibat Tercemar Limbah Industri, Ribuan Ikan Mati di Laguboti

Share:

 

Ket Photo : Ikan mati diduga akibat tercemar limbah industri di Desa Gasaribu, Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba, Jumat (22/03/2024) des

LAGUBOTI |  Garda.id

Ribuan ikan mati di sejumlah kolam ikan milik warga Desa Gasaribu, Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba, Jumat (22/03/2024). Pencemaran diduga akibat limbah industri PT Tapioka yang mengaliri kolam milik masyarakat. 


"Ikan kami banyak yang mati karena limbah, kami merasa sangat dirugikan karena inilah mata pencaharian kami selama ini di kolam kami. Kami minta agar PT Tapioka mengganti rugi atas kejadian yang kami alami saat ini", seru salah seorang warga saat pertemuan dengan pihak perusahaan di lokasi kejadian, Jumat (22/03/2024). 


Sangat disayangkan jika kejadian berulang yang dialami para pemilik kolam ikan hingga saat ini tidak ditanggapi oleh pihak perusahaan sejak berdirinya PT Tapioka . 


"Saya sudah pesimis untuk penyelesaian karena sudah berulang, kemudian sesama kami menjadi berbenturan. Bertahun-tahun kejadian seperti ini tidak pernah ada solusi. Mulai berdiri Tapioka sudah selalu mati ikan kami tetapi tidak pernah ada tanggapan.


Kemaren saya juga sudah memberitahu kepada pihak perusahaan agar memperhatikan limbah dengan perubahan air yang kami lihat. Kami sepertinya disepelekan lewat pertemuan yang tidak ada penyelesaian", sebut Rein Hutahaean, warga lainnya.


Kondisi ini disikapi langsung oleh Camat Laguboti Nessy Tampubolon bersama petugas dari Dinas Lingkungan Hidup, Satuan Polisi Pamong Praja dan kepala desa setempat dengan mengajak serta pihak PT Tapioka untuk bersama-sama turun ke lokasi. 


"Atas ketidaknyamanan ini kami minta maaf yang memang diduga akibat limbah mengakibatkan ikan mas mati. Kami sudah mendengar akan ketidakhati-hatian dari pihak kami", sebut E Sianipar selaku perwakilan PT Tapioka. 


Pada kesempatan itu, perwakilan PT Tapioka berjanji akan memperbaiki kelemahan yang terjadi selama ini. Limbah industri yang berdampak matinya ikan di kolam warga diakui akibat peningkatan produksi. 


"Kami juga berniat untuk memperbaiki ke depan, sekarang sudah berdampak maka haruslah ada tindakan seperti kompensasi. 

Berilah kami waktu agar di data oleh pihak perusahaan yang ada di desa ini. Dan jika ada kejadian yang lalu-lalu itu tidaklah pernah kami harapkan", ungkapnya kepada masyarakat. (Des) 



Share:
Komentar

Berita Terkini