Ist |
Garda.id | Adat Istiadat Kota Manado
Purwadi,
Ketua LOKANTARA
A. Lambang Keagungan
Patola merupakan kain Manado sebagai simbol keagungan. Kain keagungan ini warisan wanita mulia yang bernama Lumimuut. Bagi masyarakat Manado Lumimuut adalah pepunden kasepuhan. Nenek moyang putri pertama Manado yang menurunkan satria Toar. Tokoh terhormat yang penuh keteladanan.
Tokoh wanita yang dekat patola Manado adalah Pingkan. Punya kepribadian tangguh utuh. Lambang istri yang setia berbakti. Cinta sejati dipersembahkan kepada Matindas. Suami yang Agung, luhur dan berjiwa besar. Cerita ini cocok untuk refleksi buat suami istri. Saat resepsi pernikahan tepat sebagai bahan amanat. Pengantin mendapat inspirasi dan motivasi. Bahtera menuju pelabuhan nan bahagia.
Penghormatan orang Manado pada wanita sangat tinggi. Mendapat sebutan tetenden, yang berarti tempat untuk bersandar. Suami berkeluh kesah kepada istri. Agar energi pulih kembali. Anak bercurah perasaan kepada ibunya. Supaya semangat kembali menyala. Sang ibu menyelimuti patola. Simbol pengayoman dan perlindungan.
Upacara adat meneroho amat penting. Pria melamar wanita dengan persembahan patola. Kain asmara lambang cinta sejati. Beragam patola untuk upacara adat. Patola digunakan supaya wibawa keluarga memancar. Indah rupa tampak warna warni.
Patola sebagai kain ritual dulu selalu dicuci di danau Tondano. Air bening danau Tondano merupakan sarana penyucian. Segala barang kotor hilang. Mala petaka akan menyingkirkan. Jiwa raga tampak bening. Kinclong berseri seri. Bersinar terang benderang. Suasana menjadi ayom ayem, sejuk teduh.
Buat putri Manado memang biasa ritual mandi di danau Tondano. Pancaran jiwa raga memukau. Kewibawaan terpantul ke kanan ke kiri. Semua ikut bahagia. Terlebih gadis yang hendak menikah, sangat dianjurkan mandi ritual. Dengan patola air danau Tondano mengantar doa. Tradisi yang layak terus lestari.
Cerita Tonnas utara beranak Marimbow. Tonnas selatan beranak Maharimbow. Kisah tradisi yang sarat makna. Masyarakat Manado sangat percaya kisah mistik. Sebagai bahan refleksi. Pelajaran dan keutamaan.
Keke adalah panggilan kehormatan buat wanita Manado yang masih cinta patola. Misalnya Keke Panagian. Seorang pengikut melakukan upacara lemelek. Yakni menginjak batu sebagai bentuk ritual religius.
Ahli literasi Manado telah tampil Dr Dwianita Conny Palar S.Pd M.Hum. Pengajar FIB Unsrat ini pakar kebudayaan. Nilai tradisional jelas keseimbangan buat nilai global. Hasilnya berupa keselarasan sosial. Komunitas sosial selayaknya memelihara tradisi lokal. Terutama dalam pendekatan ilmiah akademis.
Budaya yang bersumber dari tradisi memang pengalaman. Patola makin populer sebagai instrumen upacara adat. Sumber kearifan lokal menjadi topik yang memadai. Sarana memahami kepribadian nasional.
B. Adat Manado
Adat istiadat nusantara bertebaran dari Sabang sampai Merauke. Rembug budaya nusantara bertempat di IAIN Manado Sulawesi Utara. Terjadi pada hari Kamis Kliwon, tanggal 10 Oktober 2024. Toleransi dan multi kulturalisme menjadi tema pembahasan utama.
Bahasan tentang filsafat Minahasa dikupas tuntas jelas tegas. Kearifan lokal dibicarakan dengan guyon oleh Prof Dr Ahmad Rahafi, M.HI. Rektor IAIN Manado begitu ramah murah, andhap asor. Micara miraga mirasa. Cinta pada budaya daerah.
Dari segi semantik Minahasa punya makna. Mina berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti ikan. Hasa berarti harapan besar. Ciri khas budaya Minahasa adalah terbuka toleransi dan siap kerja sama. Gotong royong bersemi di Propinsi Sulawesi Utara. Pengamalan Pancasila memang nyata. Analisis dari segi semantik kebahasaan layak dilakukan. Tafsir semiotik untuk memahami budaya Minahasa yang agung.
Ulasan Ellen Manueke S.Pd M.Hum ini sungguh mengagumkan. Putri darah Minahasa ini menghayati betul arti penting filsafat Minahasa. Tingkah laku dan ucapan tampak luwes pantes mentes dhemes. Semangat untuk mendalami kearifan lokal dilakukan di kampus UGM. Dengan mengambil aspek linguistik. Bahasa menunjukkan bangsa.
Tradisi Manado dikaji secara ilmiah.
Kampus IAIN Manado yang berlokasi di Malendeng Paldua Manado sangat ampuh berpengaruh. Kali ini tempat aktivitas ilmiah. Konferensi internasional dengan tema pokok kebudayaan. The Presence of Multidisciplinary Studies and Research Results, Embracing World Changes. Berlangsung pada tanggal 10 - 13 Oktober 2024. Segenap akademisi hadir dengan berseri seri. Semangat dan bertekat yang sarat derajat.
Studi budaya bisa saling tukar nilai nenek moyang. Lewat tembang mijil disajikan narasi warisan tradisional. Lantunan lagu mijil bermakna kelahiran. Cocok dengan filsafat Minahasa yang selalu dinamis dan optimis. Manado mengkaji tradisi masa lampau.
Mijil Manado
Wus jumangkah siaga ing gati,
Ing kutha Manado,
Pakempalan ageng para dosen,
Ingkang gadhah kajad konferensi,
Sami olah ngelmi,
Murih bangsa maju.
Sigra angrembag budaya seni,
Sinengkuyung Rektor,
Dekan pangarsa pejabat gedhe,
Sedyane antuk pikiran wening,
Angudi piweling,
Dhawuhe leluhur.
Tanah Minahasa dikelilingi gunung dan laut. Lambang perputaran dunia yang silih berganti. Ibarat roda kehidupan. Kadang kadang bernasib di atas. Sekali tempo juga bernasib di bawah. Itu wajar wajar saja. Umum yang selalu bikin gumun.
Manado unggul dalam tradisi. Kebajikan tanah Minahasa bertaburan di seluruh penjuru arah mata angin. Alam makin terang benderang. Dunia tambah pantas jelas lugu lugas. Nenek moyang masyarakat Manado menyukai upacara tradisi.
Maria Walanda Maramis pelopor gerakan wanita. Pahlawan nasional yang turut menjaga keagungan patola. Tiap tanggal 1 Desember wanita pelopor ini memberi pelajaran tradisi. Generasi muda lantas memberi penghormatan.rel