RATU SURABANGI PELOPOR TANJUNG PERAK

Share:


Ist


Garda.id | RATU SURABANGI PELOPOR TANJUNG PERAK


Purwadi

Ketua Lembaga Olah Kajian Nusantara LOKANTARA. Hp 087864404347 


A. Pendiri Palabuhanratu. 


Pelopor Tanjungperak atas peran garwa prameswari sebagai wadah wiji sejati. Permaisuri Sinuwun Amangkurat I raja Mataram 1645-1677 ada dua, yaitu Kanjeng Ratu Mas dan Kanjeng Ratu Kencana. Permaisuri ini jelas asal usulnya, trahing kusuma rembesing, wijiling amaratapa, tedhaking andana warih. 


Dua permaisuri Amangkurat ini hidup rukun, saling menghormati, berbudi luhur, ramah tamah dan peduli rakyat. Amemangun karyenak tyasing sesama. Kanjeng Sri Susuhunan Amangkurat merasa bahagia. 


Kanjeng Ratu Mas atau Kanjeng Ratu Surabaya, nama kecilnya Raden Ajeng Siti Komariah. Ramah dan murah pada sesama hidup. Cantiknya Raden Ajeng Siti Komariah ibarat Dewi Ratih ngejawantah. Sugih rupa kurang candra. 


Lingkungan keluarga yang terhormat. Kanjeng Ratu Mas Surabaya, putri Pangeran Pekik Bupati Surabaya. Ibunya bernama Ratu Pandansari, adik Sultan Agung raja Mataram 1613-1645. Keluarga ini guyub rukun ayem tentrem. 


Pangeran Pekik cucu Sunan Ampel. Masih keturunan Raden Patah Jimbun Sirullah Syah Alam Akbar raja Demak. Permaisurinya barnama Ratu Panggung adalah putri Sunan Ampel. Trah inilah yang menurunkan Raden Ajeng Komariah, ibunda Amangkurat Amral raja Mataram tahun 1677-1703.


Kanjeng Ratu Mas, karena lahir dan besar di Surabaya, maka disebut Kanjeng Ratu Surabaya. Karena berasal dari bang wetan, maka disebut Ratu Wetan. Seorang putri yang pintar usaha. Menjabat sebagai komisaris Pelabuhan Tanjung Perak, Pabrik garam Kalianget Madura, pengolahan migas Sumenep dan kebun buah di Malang. Lapangan kerja luas, rakyat pun puas. 


Kanjeng Ratu Mas menikah dengan Sinuwun Amangkurat Agung tahun 1644. Mendampingi Amangkurat I sejak dinobatkan tahun 1745. Raja gung binathara mbahu dhendha nyakrawati, ambeg adil para marta, ber budi bawa laksana, memayu hayuning bawana. 


Pernikahan Amangkurat dengan Kanjeng Ratu Mas Surabaya lahir Raden Mas Rahmat Abdullah. Disebut juga Raden Rahmat Kuning. Orang Surabaya menyebut Cak Ning. Wataknya andhap asor. Dalam pergaulan tampak khas gaya Jawa Timuran. 


B. Proyek Dulangmas


Sebagai putra mahkota Kraton Mataram sudah mendapat pendidikan yang memadai. Cak Ning atau Raden Mas Rahmat Abdullah tahun 1675 tinggal di Lesmana Ajibarang Banyumas. Mendampingi Sinuwun Amangkurat I membangun proyek DULANGMAS, Kedu Magelang Banyumas. Demi kemakmuran rakyat. Bendungan Kali Serayu dibangun oleh Amangkurat dengan konstruksi bermutu tinggi. 


Mataram harum namanya. Tahun 1677 Amangkurat I wafat, surut ing tepet suci, manjing ing suwarga jati. Bertempat di Istana kedhaton Pamase di Lesmana Ajibarang Banyumas tanggal 10 Juli 1677. Amangkurat I memilih Pakuncen Adiwerna Tegal sebagai tempat peristirahatan. Bentuk penghormatan bagi warga Bang Kulon dan Pesisir. 


Putra Mahkota dipersiapkan segala kemampuan. Raden Rahmat Abdullah bergelar Sri Susuhunan Amangkurat Amral. Raja Mataram ini lahir dan besar di Surabaya, maka disebut juga Amangkurat Surabaya. Tiap hari jadi pelopor kerja bakti gotong royong. Masa pemerintahan yang bersih berwibawa. Birokrasi teratur, aparat trampil, ada kepastian hukum. 


Amangkurat Amral atau Amangkurat Surabaya disebut Amangkurat II. Tahun 1677 ibukota Mataram pindah dari Plered ke Kartasura. Pindahan ibukota disokong penuh oleh pengusaha Surabaya, Madura dan Makassar. Bisnis pun berjalan lancar. Pangeran Pekik memimpin jalannya proyek pindahan ibukota. 


Keluhuran budi Kanjeng Ratu Mas Surabaya sungguh teruji. Garwa prameswari Sri Susuhunan Amangkurat Agung ini menjadi teladan. Budi pekerti yang memancarkan kawibawan kawidadan kabagyan sarta kamulyan. 


Amangkurat Surabaya atau Amangkurat Amral yang memimpin Mataram Kartasura memang hebat. Tanah Jawa arum kuncara ngejayeng jagad raya. Bebasan kang cerak manglung, kang tebih mentiyung. Sami pasok glondhong pengareng areng, peni peni raja peni, guru bakal guru dadi, mas picis rajabrana. 


Kanjeng Ratu Mas Surabaya wafat tahun 1652. Saat itu putranya Raden Rahmat Abdullah atau Cak Ning berusia 6 tahun. Dimakamkan di Pajimatan Girilaya Imogiri Yogyakarta. Hidup serba aman damai. Putra Kanjeng Ratu Mas Surabaya, yakni Sri Susuhunan Amangkurat Amral tampil sebagai raja besar yang memukau dunia. 


Prestasi gemilang diukir Amangkurat Surabaya atau Amangkurat Amral. Kartasura menjadi ibukota Mataram yang kosmopolit. Het is moe weer vandag. Istana berdiri megah mewah indah. Terkenal di seluruh dunia. Diplomasi kenegaraan dilakukan dengan negeri Asia, Afrika, Timur Tengah dan Eropa.


Amangkurat Amral adalah arek Surabaya yang jadi raja Mataram. Raden Rahmat Abdullah atau Cak Ning telah memberi rasa bangga. Mataram Kartasura memang gedhe obore, padhang jagade, jero tancepe, adoh kuncarane, ampuh kawibawane. 


Sri Susuhunan Amangkurat Amral raja Mataram tahun 1677-1703. Kerajaan Mataram Kartasura maju negaranya, bahagia warganya. Betul betul Kerajaan Mataram Kartasura merdeka mandiri. Rakyat sejahtera lahir batin, murah sandang pangan papan. Sumber dari Babad Surabangi, Sawunggaling, 1702 dengan jelas memberi pawarta utama.rel

Share:
Komentar

Berita Terkini