![]() |
Politik yang Menyatu dengan Budaya Lokal
Sebagai Ketua DPD Partai Golkar Sumatera Utara, H. Musa Rajekshah memimpin dengan pendekatan yang mengutamakan kearifan lokal. Ia menyadari bahwa Sumatera Utara adalah wilayah yang kaya akan keberagaman budaya dan adat, mulai dari Melayu, Batak, Mandailing, Karo, Simalungun, Nias, hingga komunitas Tionghoa dan urban multietnis lainnya. Kepeduliannya terhadap budaya bukan sekadar simbolis, melainkan diwujudkan melalui keterlibatannya aktif dalam berbagai kegiatan adat dan pelestarian warisan budaya.
Penjaga Harmoni di Tengah Keragaman
Sumatera Utara merupakan mozaik etnis dan agama yang kompleks. Menjaga keharmonisan sosial di wilayah ini bukanlah tugas mudah. H. Musa Rajekshah tampil sebagai sosok pemimpin yang mampu merangkul berbagai kalangan, mulai dari tokoh adat, pemuda lintas suku, komunitas minoritas, hingga organisasi keagamaan. Ia memegang teguh marwah kehormatan masyarakat, dengan keteladanan dan integritas, jauh dari sikap populisme yang dangkal.
Perspektif Budayawan: Politik Berbasis Budaya
Dato Sri Adil Freddy Haberham Sembiring, S.E., seorang budayawan terkemuka dan pemangku adat Melayu Deli, menilai kepemimpinan H. Musa Rajekshah sebagai perwujudan nyata dari politik yang berakar pada budaya. Menurutnya, pemimpin di Sumatera Utara haruslah “beradat” — menjunjung tinggi norma, adab, dan tata krama.
“Bang Ijeck adalah contoh pemimpin muda yang tahu cara menghormati tradisi, menghargai pemuka adat, dan selalu rendah hati di tengah rakyatnya,” ujar Dato’ Adil.
Lebih lanjut, Dato’ Adil menyampaikan bahwa politik yang dijalankan oleh Ijeck tidak terpisah dari kebudayaan lokal. Pendekatannya yang sopan dan personal dalam menyelesaikan berbagai masalah menunjukkan bahwa politik yang berlandaskan budaya dapat menjadi solusi bagi konflik sosial yang kerap muncul akibat perbedaan.
Perisai Harmoni dan Stabilitas Sosial
Dalam budaya lokal, seorang pemimpin bukan hanya pengatur urusan duniawi, tetapi juga pelindung nilai-nilai sosial dan budaya. H. Musa Rajekshah menjalankan peran ini dengan penuh tanggung jawab, menjaga stabilitas dan keharmonisan di tengah pluralitas yang rawan gesekan. Menurut Dato’ Adil, Ijeck adalah “pagar kampung” yang tidak hanya memimpin, tetapi juga menjaga dan mempererat ikatan batin antar masyarakat.
Pemimpin Berakar Rakyat dan Budaya
H. Musa Rajekshah membuktikan bahwa kepemimpinan efektif di Sumatera Utara tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan politik, tetapi juga pemahaman mendalam terhadap akar budaya masyarakatnya. Dengan kapasitas politik nasional, jaringan luas, dan kearifan lokal yang melekat dalam dirinya, Ijeck pantas disebut sebagai sosok pemimpin yang mampu membawa Sumatera Utara ke masa depan yang lebih harmonis dan berbudaya.
“Dia bukan hanya mewakili partai, tetapi juga marwah masyarakat Sumatera Utara secara utuh,” pungkas Dato’ Adil.rel