![]() |
Ketum SBI Foda Tangguh bersama Pengurus SBI Sumut Burhanudin.ist |
Medan | Garda.id
Ketua Umum Sahabat Polisi Indonesia (SBI), Fonda Tangguh, bersama Ketua SBI Sumatera Utara, Burhanuddin, secara resmi menyampaikan Petisi Sahabat Polisi Indonesia Sumatera Utara dalam sebuah pernyataan yang digelar di Kota Medan, Selasa pagi (2/9). Petisi ini merupakan bentuk komitmen dan seruan moral kepada seluruh elemen bangsa untuk menjaga keamanan nasional dan menciptakan situasi kondusif di tengah dinamika sosial-politik yang berkembang.
Dalam petisinya, Fonda Tangguh menekankan pentingnya menjaga stabilitas nasional di tengah meningkatnya gejolak unjuk rasa di berbagai wilayah Indonesia pada akhir Agustus 2025. Medan, sebagai kota multikultural yang mencerminkan keberagaman Indonesia, disebut berhasil menjaga ketertiban meski turut dilanda aksi demonstrasi.
“Medan adalah miniatur Indonesia. Keberhasilan menjaga ketertiban di kota ini di tengah demonstrasi membuktikan bahwa sinergi antara polisi, tokoh agama, tokoh masyarakat, buruh, dan mahasiswa sangat efektif dalam mencegah potensi anarkisme,” ujar Fonda.
Demonstrasi yang berlangsung pada 28–31 Agustus 2025 di berbagai daerah diketahui sempat berujung kerusuhan di sejumlah kota besar. Namun, di Medan, aksi protes berlangsung relatif damai dan tertib. Hal ini menurut Dujut Burhanuddin tidak terlepas dari komunikasi aktif dan hubungan harmonis antara aparat keamanan dan elemen masyarakat.
Petisi yang dibacakan dalam kegiatan tersebut berisi lima poin seruan utama:
- TNI-Polri agar memfasilitasi pelaksanaan unjuk rasa sebagai hak konstitusional warga negara, namun tetap mengutamakan ketertiban umum dan keselamatan bersama.
- Tindakan tegas terhadap oknum perusuh yang melakukan kekerasan, tanpa mengabaikan hak-hak warga yang berdemonstrasi secara damai.
- Perlindungan terhadap fasilitas publik, kantor pemerintahan, dan aparat negara sebagai bagian dari tanggung jawab negara kepada masyarakat.
- Penguatan komunikasi antara aparat dan tokoh masyarakat, guna menumbuhkan kesadaran kolektif untuk menolak kekerasan dan tindakan anarkis.
- Pembentukan pos-pos pengamanan swakarsa yang melibatkan tokoh agama, masyarakat, dan warga setempat dalam mencegah terjadinya kerusuhan.
Fonda Tangguh menyatakan bahwa petisi ini merupakan bentuk dukungan penuh terhadap pemerintahan Presiden Prabowo Subianto serta upaya sinergis TNI dan Polri dalam menjaga keamanan nasional secara profesional dan bermartabat.
“Dari Medan, kami menyuarakan semangat untuk menjaga Indonesia tetap damai. Kami percaya, dengan sinergi dan komunikasi yang baik, bangsa ini bisa melewati tantangan dengan kepala tegak,” tutupnya.
Petisi tersebut juga direncanakan akan diserahkan secara resmi kepada pemerintah pusat dan pimpinan TNI-Polri dalam waktu dekat sebagai bentuk partisipasi aktif masyarakat sipil dalam menjaga stabilitas nasional.red