![]() |
Ketum Sahabat Polisi Indonesia Fonda Tangguh.ist |
Medan | Garda.id
Organisasi Sahabat Polisi Indonesia menyampaikan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sumatera Utara, Irjen Pol. Whisnu Hermawan, atas sikap bijak dan humanis yang ditunjukkannya dalam menghadapi aksi demonstrasi yang melibatkan ribuan massa di Kota Medan.
Aksi unjuk rasa yang digelar oleh berbagai elemen masyarakat dan mahasiswa itu berlangsung di depan Mapolda Sumut dengan mengusung beragam tuntutan sosial dan kebijakan publik. Di tengah kondisi yang berpotensi menimbulkan ketegangan, Kapolda Irjen Whisnu justru memilih untuk turun langsung menemui para demonstran, berdialog secara terbuka, dan merespons aspirasi mereka dengan penuh ketenangan.
Ketua Umum Sahabat Polisi Indonesia, Fonda Tangguh, menilai langkah yang diambil Irjen Whisnu sebagai bentuk nyata kepemimpinan yang berlandaskan nilai-nilai demokrasi, empati, dan pengayoman terhadap masyarakat.
“Apa yang dilakukan Kapolda Sumut adalah contoh nyata dari pemimpin yang memahami jabatan bukan sebagai kekuasaan, tetapi amanah yang harus dijalankan dengan hati nurani. Keberanian beliau untuk hadir langsung di tengah kerumunan massa, mendengarkan dengan sabar, dan merespons tuntutan secara terbuka adalah tindakan yang sangat kami apresiasi,” ujar Fonda dalam keterangan tertulisnya kepada media, Selasa (2/9).
Pemimpin Humanis yang Mengayomi
Fonda menambahkan bahwa Irjen Whisnu menunjukkan karakter sebagai pemimpin humanis yang memahami pentingnya komunikasi dua arah antara aparat kepolisian dan masyarakat. Sikap seperti ini, menurutnya, dapat meredam potensi konflik serta memperkuat kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian.
“Demonstrasi adalah hak dasar warga negara yang dijamin konstitusi. Kapolda Sumut telah menunjukkan pemahaman yang mendalam akan hal ini. Pendekatan persuasif dan dialogis jauh lebih efektif dalam menjaga keamanan dan ketertiban dibandingkan pendekatan represif. Ini harus menjadi budaya di tubuh Polri ke depan,” lanjut Fonda.
Aspirasi Diterima, Ketegangan Reda
Dalam peristiwa tersebut, ribuan demonstran menyampaikan aspirasi terkait sejumlah isu lokal dan nasional. Namun situasi yang semula memanas perlahan menjadi kondusif setelah Irjen Whisnu hadir di tengah massa. Ia mendengarkan satu per satu perwakilan demonstran, mencatat tuntutan mereka, dan berjanji akan menyampaikan serta menindaklanjuti sesuai kewenangan institusional.
Langkah tersebut disambut baik oleh para pengunjuk rasa. Tidak hanya meredakan ketegangan, tetapi juga menciptakan ruang komunikasi antara masyarakat dengan aparat penegak hukum.
Beberapa demonstran bahkan mengapresiasi kesediaan Kapolda Sumut untuk berdialog langsung, sesuatu yang menurut mereka jarang dilakukan oleh pejabat setingkat Kapolda.
“Kami sangat menghormati sikap Pak Kapolda. Beliau turun langsung, bukan hanya mengamati dari jauh. Ini membuat kami merasa didengar dan dihargai,” ujar seorang koordinator aksi dari kalangan mahasiswa.
Contoh Baik untuk Seluruh Jajaran Polri
Sahabat Polisi Indonesia menilai bahwa sikap Irjen Whisnu Hermawan layak dijadikan teladan oleh seluruh jajaran kepolisian di Indonesia. Fonda berharap, ke depan semakin banyak pimpinan kepolisian di berbagai daerah yang mengedepankan pendekatan dialog dan komunikasi dalam menghadapi dinamika sosial kemasyarakatan.
“Sahabat Polisi terus mendorong terwujudnya kultur kepolisian yang profesional, humanis, dan melayani masyarakat dengan hati. Kepemimpinan seperti yang ditunjukkan Kapolda Sumut adalah cerminan dari semangat reformasi Polri yang sejati,” tegas Fonda.
Menjaga Keamanan Tanpa Kekerasan
Dalam konteks keamanan dan ketertiban, langkah Kapolda Sumut dianggap mampu menjaga stabilitas daerah tanpa menimbulkan gesekan yang tidak perlu. Pendekatan ini tidak hanya menenangkan massa, tetapi juga mencegah potensi terjadinya tindakan anarkis.
Pengamat kepolisian dan keamanan dari Universitas Sumatera Utara (USU), Dr. Muhammad Iqbal, menyebut bahwa pola komunikasi yang dilakukan Irjen Whisnu dapat menjadi model penanganan aksi unjuk rasa yang lebih beradab dan produktif.
“Kapolda Sumut memahami bahwa fungsi utama polisi adalah melindungi dan mengayomi masyarakat. Pendekatan seperti ini justru memperkuat legitimasi kepolisian di mata publik,” kata Iqbal saat diwawancara terpisah.
Aksi demonstrasi merupakan bagian dari dinamika demokrasi yang sehat. Namun keberhasilan dalam merespons aksi tersebut juga sangat bergantung pada cara aparat mengelola situasi di lapangan. Dalam hal ini, Kapolda Sumut Irjen Whisnu Hermawan telah menunjukkan bahwa ketegasan bisa berjalan beriringan dengan sikap rendah hati dan penghormatan terhadap hak-hak sipil.
Sahabat Polisi Indonesia berharap semangat seperti ini dapat terus dipertahankan dan menjadi inspirasi di seluruh jajaran kepolisian di Tanah Air. Red