Kamis, 06 November 2025

Kekuasaan Tak Kekal, Integritas yang Abadi

Nas - Senin, 03 November 2025 20:53 WIB
Kekuasaan Tak Kekal, Integritas yang Abadi
Istimewa


Oleh: Syahrir Nasution

Kekuasaan adalah panggung yang gemerlap di awal, namun sering berakhir dengan sepi dan pengkhianatan. Sejarah telah berulang kali menunjukkan: mereka yang berkuasa tanpa kejujuran dan integritas pada akhirnya akan tumbang dengan cara yang tragis. Para pemuja yang dulu menyanjung, perlahan menjauh. Mereka yang dulu tunduk, kini berbalik arah. Inilah ironi kekuasaan—manis di awal, getir di akhir.

Sebaliknya, integritas tak pernah lapuk dimakan waktu. Ia menjadi warisan abadi yang dikenang bahkan setelah jabatan dan kuasa lenyap. Orang-orang yang jujur dan berpegang pada kebenaran mungkin tidak disanjung saat berkuasa, tapi mereka akan dihormati jauh setelah tiada.

Benarlah petuah orang tua dahulu: "Dalam hidup, jangan berlaku curang, jangan berdusta." Kejujuran bukan sekadar moral pribadi, tapi fondasi sebuah peradaban. Ketika pejabat publik mengabaikan kejujuran, mereka sedang menggali lubang kehancuran sendiri. Sebab tanpa integritas, kekuasaan hanya menjadi alat untuk menipu, bukan untuk melayani.

Kita pun kini menyaksikan bagaimana kebesaran Allah SWT menampakkan keadilannya di dunia. Ada pemimpin yang dahulu diagungkan, kini terhina sehina-hinanya, ditinggalkan oleh orang-orang yang dulu menyanjung. Ketika kebenaran dianggap sebagai serangan, itu pertanda kita sudah terlalu lama hidup dalam kebohongan.

Kepada para pejabat yang tengah menikmati kekuasaan hari ini, renungkanlah: jangan khianati kepercayaan rakyat. Kekuasaan adalah amanah, bukan hak milik. Jangan biarkan sejarah mencatat nama Anda sebagai pengkhianat bangsa. Sebab pengkhianatan itu pasti berbalik—dan "panglima talam" yang dulu memuja, kelak akan menjadi orang pertama yang menikam.

Kekuasaan tak kekal. Tapi integritas—itulah yang abadi.***

Editor
: Nas
SHARE:
 
Tags
 
Berita Terkait
 
Komentar