Sabtu, 27 September 2025

Meneguhkan Sikap Koheren dalam NU, Penguatan Relasi Negara-Bangsa

Garda.id - Jumat, 13 Juni 2025 04:34 WIB
Meneguhkan Sikap Koheren dalam NU, Penguatan Relasi Negara-Bangsa
Meneguhkan Sikap Koheren dalam NU, Penguatan Relasi Negara-Bangsa

Meneguhkan Sikap Koheren dalam NU, Penguatan Relasi Negara-Bangsa 

oleh : Akhmad Khambali


Masyarakat muslim banyak yang belum mengenal NU apalagi bergabung dalam strukturnya, meski secara amaliahnya mereka sesuai dengan madzhabnya NU yaitu Ahli Sunnah wal Jamaah, dengan sendirinya dipastikan mereka mengikuti madzhab tersebut. Amaliahnya tidak berdiri sendiri jika tanpa peran ulama yang telah mengajarkan dan membimbingnya, terutama kiai-kiai kampung yang kebetulan fikrahnya sama dengan ulama NU pada umumnya. 


Belakangan BPS rilis bahwa umat IsIam di Indonesia secara kuantitatif lebih memilih berafiliasi di NU, karena mungkin amaliahnya sama, dan cenderung moderat serta sangat toleran terhadap yang berbeda. Begitu pula hasil survei tahun 2023 kemarin oleh Lembaga Survei Indonesia ( LSI) bahwa orang yang mengaku NU ini sudah 56,9 persen dari seluruh penduduk Indonesia jumlahnya 280 juta. 


Kita lihat identifikasi dalam tubuh NU itu banyak elemen yang termasuk disebut NU. Secara garis besar dalam NU itu ada yang NU struktural, ada juga NU kultural. Padahal, bukan hanya terkategori pada dua sebutan itu. Jumlah seratus lima puluh juta lebih orang NU yang tinggal di Indonesia dan di belahan dunia lainnya. 


Yang dinamakan aktif di struktural NU itu ada dalam kepengurusan NU, dalam matra kepengurusan ada struktur PBNU, PWNU, PCNU, MWCNU dan PR ( Pengurus Ranting). Dalam struktur tersebut dipastikan diisi oleh orang NU, baik di jajaran mustasyar, syuriah, tanfidziyah dan lembaga-lembaga. Ini yang biasa kita namakan NU struktural. 


Wajib organisatoris itu bila PR patuh dan taat pada ulama yang jadi pengurus MWC, dan ulama yang jadi pengurus MWC harus ikut dan patuh terhadap ulama PCNU sedangkan PCNU patuh dan tunduk pada PWNU, kemudian ulama di PWNU wajib tunduk dan patuh pada ulama di PBNU, ini yang disebut koheren. Inilah sejatinya berorganisasi. 


Sikap koheren dalam berorganisasi mutlak diperlukan, untuk menjaga soliditas antar pengurus NU dan demi stabilitas organisasi, bahkan marwah NU an sich. Karena NU dibangun dengan dasar kesamaan dan kebersamaan, juga dilandasi oleh khazanah ilmu agama yang berbasis di pesantren-pesantren seluruh Nusantara. 


Kacau organisasi jika terdapat sikap indisipliner dalam berorganisasi bila mana antara pengurus MWC memusuhi pengurus PCNU, dan begitu pula pengurus PWNU tidak sejalan dengan PBNU. Karena itu khittah kita berorganisasi di NU itu adalah Qanun asasi dan maklumat Hadrotusyaikh KH Hasyim Asy'ari untuk warga nahdliyin. 


Apakah ulama di PBNU tidak boleh salah?. Jawabnya tidak boleh salah itu benar, tetapi bukan berarti tidak punya salah, karena itu hal yang eksistensial di diri manusia sebagai makhluk yang punya potensi salah dan lalai. Begitu pun pengurus PCNU tidak etis langsung bertemu dan berkordinasi dengan PBNU tanpa sepengetahuan PWNU, juga pengurus MWC NU hendak konsultasi dan kordinasi ke PWNU  itu salah apabila tidak melibatkan PCNU. Itulah koheren. 


Siapapun yang aktif dan berharokah di NU, maka itu disebut NU struktural seperti pengurus NU dari tertinggi PBNU hingga paling bawah PR. Kenapa disebut struktural, ia karna ada dalam organisasi dan berharokah untuk perkembangan dan kemajuannya. 


Dalam NU struktural itu ada NU organisatoris, ada NU ideolog, ada NU doktriner, ada pula NU penggerak ( muharrik). Lalu siapa yang dimaksud NU organisatoris itu? mereka yang ada di jajaran Tanfidziyah, dan NU ideologis itu mereka yang berada di jajaran Syuriah, lalu bagaimana yang disebut doktriner, mereka yang masif menyelenggarakan pengkaderan-pengkaderan dari jenjang dasar hingga jenjang tinggi atau nasional, terutama para instruktur. 


Lalu siapa yang dimaksud NU penggerak itu? maka mereka yang bergerak masif di bawah, bergumul bersama masyarakat seperti pengurus MWC NU atau banom-banomnya dengan gigihnya mengenalkan NU dan aqidah IsIam ahli Sunnah wal Jamaah lewat pengajian-pengajian bersama masyarakat. 


Di luar itu semua, ada NU kultural yaitu masyarakat muslim yang bermadzhab ahli sunnah wal Jamaah dan punya kesamaan dan kenyamanan beragama bersama NU dan Kiai-kiai NU. Mereka ada yang liar masuk dalam garis kritik terhadap NU struktural ( PBNU, PWNU, PCNU), tetapi ada pula mereka setia terhadap PBNU, PWNU tanpa kritik, tanpa ocehan, tanpa hinaan. Mereka inilah yang terbesar kuantitasnya. 


Namun apabila tidak sami'na wa atho'na pada ulama NU di matra kepungurusan struktural, maka paling tidak jangan ikut-ikutan melecehkan, menghina, merendahkan, ulama yang mengurusi PBNU, PWNU dan PCNU. Manusia itu tempatnya salah dan dosa tetapi dengan cara-cara barbar, membabi buta menghina dan melecehkan ulama NU, itu artinya ia tengah melecehkan dirinya sendiri. 


NU itu kapal besar yang tengah mengarungi samudra peradaban manusia, jangan lobangi dengan buruk sangka, penghinaan, pelecehan dan bahkan pembunuhan karakter. Kibarkan layar kesadaran karena gelombang fitnah semakin besar, tajamkan navigasinya karena angin rongrongan begitu kuat menghempas. 


Dalam perahu besar NU itulah kita bisa ngaji, membaca, menulis, berceramah, bercanda, merokok, ngopi, berziarah, beramal, ngeriung, bersholawatan, riang gembira dan bisa menikah lagi. Sejatinya agama itu jalan lurus, cahaya terang, petunjuk hidup dan mudah dipahami, bahkan memudahkan persoalan hidup.


Mari kuatkan ikatan kita sesama warga NU dengan kesadaran, karena kesadaran akan menguatkan persatuan, sedangkan persatuan adalah pertahanan hebat yang tak mampu dirobohkan oleh kekuatan apapun. 


Medan Johor, Jum'at Pon, 13 Juni 2025

Editor
: Garda.id
Sumber
:
SHARE:
 
Berita Terkait
Parkir Liar di Jalan Kartini Diduga Dibeckup Oknum DPRD, Wali Kota Diminta Evaluasi Kadis Perhubungan
Kajatisu Silaturahmi Ke PWI Sumut, Harli Siregar : Jaksa Jangan Cawe-Cawe Proyek dan Main Dana Desa
Ketua TI Sumut Bangga, Atlet Raih Medali di Kejuaraan Internasional Piala Panglima TNI
JMSI Sumut Siap Gelar Musda, Rianto Ahgly : Mari Bergotong Royong Demi Kesuksesan Acara
BAKOPAM Sumut Gelar Jumat Berkah, Salurkan Santunan untuk Janda di Medan dan Deliserdang
Musda JMSI Teguhkan Komitmen Mengawal Arus Informasi Akurat
 
Komentar