Medan |Garda.id
Belakangan ini yang namanya lembaga dari aparat Kepolisian Republik Indonesi atau disingkat dengan (Polri) sangat viral serta tersorot, baik di media cetak, online, Siber dan bahkan dimedsos, ke viralan itu membuktikan bahwa masyarakat masih sangat respon dan peduli dengan kinerja kepolisian sebagai pengayom dan pelindung bagi masyarakat dengan semboyan Presisi nya.
Namun siapa sangka, seperti halnya kasus Ferdy Sambo yang sempat viral melibatkan hampir beberapa Jenderal Polri dan Pamen Polri terlihat di dalam kasus itu, apa sebejat itu Polri dimata masyarakat ? Dengan berbagai manuver-manuvernya. Hanya masyarakatlah dan Tuhan lah yang menilai dan mengetahui. Yang jelas Polri masih terbuka untuk berubah. Karena masih banyak karakter yang baik dan mumpuni di tubuh Polri yang nantinya bisa membawa Polri ke perubahan yang lebih baik lagi.
"Sebenarnya masih banyak lagi dugaan kasus-kasus yang melibatkan oknum-oknum kepolisian nakal di negara tercinta ini, sekarang tinggal Kapolri sebagai pucuk pimpinan memberikan wejangan dan nasehat demi kebaikan Polri kedepannya.
" Masih segar sama-sama di ingatan kita, Seperti halnya kasus kematian Brigadir J yang membuat mata dunia tertuju ke Polisi Indonesia bukan tanpa sebab musabab, selain terbukanya kasus tersebut oleh sebagian kinerja Polri juga adanya kerja-kerja Tuhan, yang kemungkinan Allah SWT mengingatkan Polri yang sehingga membuka berbagai kasus secara terang benderang. Ada apa sebenarnya di tubuh Polri ini?. Sebagai masyarakat awam dan jurnalis kita hanya terus mengingat-ingatkan dengan tulisan dan berita. sekarang tinggal Polri mau berubah atau tidak. Hanya waktulah yang menjawab semua itu.
"Sekarang ditubuh Polri kembali dihebohkannya dengan seorang Jenderal Bintang dua TMP sebagai pemakai dan penjual tangkapan narkoba mencapai 5 Kg dan sudah ditahan. sepertinya kita bermimpi disiang bolong, apa memang sebegitunya permainan oknum Jenderal bintang-bintang dua Polisi di Indonesia ini. Hanya Tuhan lah yang tahu. Apa dengan tertangkapnya oknum Jenderal bintang dua itu, apa benar Polri ingin bersih-bersih atau memang hanya kebetulan saja, atau memang ada unsur politik dan lain sebagainya. Kami Hakkul Yakin, Polri masih bisa berubah tinggal niat dan tindakannya memang harus perlu pengawasan ekstra. Makanya sudah saatnya juga Pori di Reformasi serta sudah saatnya berubah serta Polri tak perlu lagi dilibatkan dalam politik praktis walaupun kelihatan hanya secara kasat mata.
"Berubah lah wahai Polri, karena masyarakat masih sangat membutuhkanmu sebagai penjamin kondusifitas dalam menjaga ketertiban dan keamanan ditengah-tengah masyarakat dengan Presisi nya . Karena masih banyak lagi pekerjaan rumah kedepannya menuju tahun politik. Begitujuga dalam Pemilu 2024 Polri diharapkan benar-benar netral sesuai tufoksinya. Biarlah masyarakat sendiri yang memilih pemimpinnya tanpa tekanan dan paksaan dan lain sebagainya. Semoga....rel