Minggu, 28 September 2025

DIPLOMASI JAMAN KERAJAAN MATARAM

Garda.id - Sabtu, 18 November 2023 07:45 WIB
DIPLOMASI JAMAN KERAJAAN MATARAM
DIPLOMASI JAMAN KERAJAAN MATARAM
Sarasehan kultural historis ,  Selaku narasumber Dekan Fakultas Hukum Universitas Merdeka Pasuruan Jawa Timur.Ist



GARDA.ID __DIPLOMASI JAMAN KERAJAAN MATARAM


Oleh :

Dr Purwadi, M.Hum.

Ketua Lembaga Olah Kajian Nusantara, 

LOKANTARA. 

HP 087864404347



Sarasehan kultural historis terjadi pada hari Sabtu, 18 Nopember 2023. Selaku narasumber Dekan Fakultas Hukum Universitas Merdeka Pasuruan Jawa Timur. Bertempat di Bangsal Smarakata Karaton Surakarta.


Hubungan diplomatik antara Jawa Timur dengan Kerajaan Mataram memang dekat. Sultan Agung memerintah tahun 1613 -1645. Kitab diplomatik berdasarkan sastra gendhing, pangracutan dan nitipraja. Angger angger kenegaraan disusun untuk menata sistem pemerintahan. 


Bupati Surabaya Pangeran Pekik berpengaruh di kawasan brang wetan. Menikah dengan Ratu Wandansari. Adik Sultan Agung ini terkenal sebagai praktisi bisnis pelayaran. Pelabuhan Tanjung perak, Tanjung Kodok dan Tanjung Emas pusat maritim Asia Tenggara. 


Pernikahan Ratu Wandansari dengan Pangeran Pekik melahirkan Ratu Mas   Jagir. Setelah dewasa menikah dengan Sinuwun Amangkurat Tegal Arum. Raja Mataram tahun 1645-1677 menurunkan Raden Rahmat Kuning atau Cak Ning. Kelak pada tahun 1677 dinobatkan sebagai raja Mataram. Bergelar Sinuwun Amangkurat II atau Amangkurat Amral. Karena berasal dari Surabaya maka disebut Sunan Amangkurat Surabaya. 


Program utama Amangkurat Amral yakni memindahkan ibukota Mataram. Dari Plered ke Kartasura. Konsep maritim ditangani oleh tokoh Bugis Makassar. Yakni Karaeng Galengsong Armansyah dan Daeng Salman Dianda Abidin. Konsep industri migas diserahkan pada Amir Bukhori dari Pamekasan. 


Kartasura dipilih sebagai ibukota memang tepat. Dua mata air besar bertemu. Yaitu umbul cokro dan umbul pengging. Mengalir di Kali Larang. Menuju di Bengawan Solo. Air berjalan ke timur. Meliputi kabupaten Wonogiri, Klaten, Sukoharjo, Boyolali, Karanganyar, Sragen, Ngawi, Madiun, Ponorogo, Bojonegoro, Blora, Tuban Lamongan, Gresik dan Surabaya. Terakhir mengalir di selat Madura. 


Diplomasi Jawa Timur dengan Mataram bersifat genetis dan geografis. Genetis melalui pernikahan. Geografis terkait dengan kewilayahan. Njajah desa milang kori. 


Raja Surakarta sampai sekarang keturunan Mataram dan bangsawan Madura. Paku Buwana IV menikah dengan putri Bupati Pamekasan. Ratu Handayawati melahirkan Sinuwun Paku Buwana V. Raden Ajeng Sukaptinah melahirkan Paku Buwana VII. 


Aspek geografis dihubungkan dengan aliran Bengawan Solo. Baik Kraton Kartasura dan Surakarta, keduanya berhubungan langsung dengan Jawa Timur. Trah kusuma rembesing madu.


Hubungan diplomasi merambah sampai Deli Serdang, Siang, Cirebon, Banjar, Riau, Tidore, Ternate, Palembang dan Melayu. Relasi diplomasi merupakan bahan dasar untuk menganyam terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.


Trah Mataram membuat kebijakan diplomasi. Untuk negeri Nepal, Srilangka, Turki, Bagdad, Mesir dan Persia. Mancanegara  Mataram berhubungan dengan selaras serasi dan seimbang. Ide kreatif ini dijalankan secara kreatif dengan gerakan Non-Blok. Yakni politik bebas aktif. Kunjungan mahasiswa ini diterangkan KPH Dr Wirabhumi SH, GKR Wadansari, GKR Ayu Koes Indriyah. Memayu hayuning bawana.rel

Editor
: Garda.id
Sumber
:
SHARE:
 
Berita Terkait
Dukung Generasi Berkelanjutan, Maybank Indonesia Usung Tema ‘Literasi Hijau’ di Global CR Day 2025
15 Tahun Menanti, Bobby Nasution Jawab Keluhan Warga Bahorok
Fashion Show Para Penderita HIV/AIDS di Maria Monique Happy Room-105 Medan
Panen Raya Jagung di Asahan, Polres dan Forkopimda Dorong Swasembada Pangan
Pemprov Sumut Terus Dorong Optimalisasi PAD,  UPTD Pematangsiantar Bisa Jadi Percontohan Sektor Pajak Kendaraan
Sekdaprov Sumut Tinjau RSJ Prof Ildrem,  Dorong Peningkatan Layanan dan Ubah Stigma Publik
 
Komentar