Senin, 17 November 2025

Harimau Sumatra Berkeliaran di Sibolangit dan Pancur Batu, BBKSDA Sumut Mitigasi

Garda.id - Selasa, 07 Oktober 2025 14:17 WIB
Harimau Sumatra Berkeliaran di Sibolangit dan Pancur Batu, BBKSDA Sumut Mitigasi
(Foto: Humas BBKSDA Sumut)
JEJAK: Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara dan tim gabungan menemukan jejak kaki satwa liar Harimau Sumatera yang berkeliaran di Kecamatan Sibolangit dan Pancur Batu, Kab. Deli Serdang.

Garda.id~Medan-: Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara melakukan respon cepat dan mitigasi terhadap laporan masyarakat terkait dugaan keberadaan satwa liar Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) di Kecamatan Pancur Batu dan Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang. Kegiatan berlangsung sejak 17 September hingga 1 Oktober 2025.

Kepala Bidang KSDA Wilayah I Kabanjahe, Amenson Girsang, menjelaskan, kronologis kejadian pada Rabu, 17 September 2025. Pada pukul 13.00 WIB, Petugas Resor CA/TWA Sibolangit menerima laporan dari masyarakat Desa Tanjung Beringin Kecamatan Sibolangit terkait adanya jejak satwa liar diduga Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) di sekitar areal kebun masyarakat.

Amenson menambahkan, petugas segera bergerak menuju lokasi temuan jejak dan bertemu dengan pelapor Abdul Ginting. Pelapor menyampaikan, sudah melihat langsung satwa Harimau Sumatra pada pukul 10.00 WIB ketika hendak bekerja di kebun. Kemudian petugas bersama-sama dengan masyarakat Desa Tanjung Beringin berangkat menuju lokasi ditemukannya jejak satwa liar.

"Berdasarkan hasil identifikasi yang dilakukan petugas, jejak tersebut diduga merupakan jejak Harimau Sumatra dan jarak lokasi ditemukannya jejak dari kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Barisan sekitar 4,4 Km. Petugas kemudian berkoordinasi dengan Kepala Dusun, Edi Saputra Bukit. Sebagai langkah antisipasi, petugas memberikan himbauan kepada masyarakat untuk tetap tenang dan agar apabila pergi ke kebun tidak sendirian, minimal dua orang," jelasnya.

Masyarakat, kata Amenson, dihimbau untuk tidak melakukan aktifitas di kebun apabila hari sudah petang. Petugas juga menghimbau agar masyarakat tidak mengikat ternak di luar tetapi dimasukkan ke dalam kandang. Upaya mitigasi diakhiri dengan menembakkan dua peluru senjata api sebagai upaya pengusiran satwa diduga Harimau Sumatera tersebut.

Kepala Bidang KSDA Wilayah I Kabanjahe memaparkan, pada Kamis, 18 September 2025, petugas dari Resor CA/TWA Sibolangit berkoordinasi dengan Babinsa Desa Tanjung Beringin, Nugroho S., untuk secara bersama-sama melakukan patroli. Pada pukul 09.30 WIB, Tim berkoordinasi dengan Kepala Dusun di Desa Tanjung Beringin terkait dengan kegiatan patroli yang akan dilaksanakan di lokasi munculnya satwa liar diduga Harimau Sumatera. Kemudian Tim yang terdiri dari Petugas Resor CA/TWA Sibolangit, Babinsa Desa Tanjung Beringin dan masyarakat melakukan patroli. Setelah dilakukan pengecekan lapangan, tidak ditemukan jejak yang baru. Meskipun tidak ditemukan jejak yang baru, petugas tetap menghimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak melakukan aktifitas di kebun setelah petang.

Pada Selasa, 23 September 2025, Petugas Resor CA/TWA Sibolangit menerima laporan adanya temuan jejak baru di Desa Durin Simbelang, Kec. Pancur Batu. Tim yang terdiri dari Petugas Resor CA/TWA Sibolangit, Kepala Dusun I dan IV, Babinsa dan masyarakat melakukan pengecekan lapangan dan menemukan jejak satwa liar.

Pada Rabu, 24 September 2025, Petugas Resor CA/TWA Sibolangit kembali menerima laporan adanya temuan jejak satwa liar pada tepian sungai di Dusun Bekukul, Desa Tiang Layar, Kecamatan Pancur Batu. Petugas bersama-sama Kepala Desa, Kepala Dusun I, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Babinsa, Bhabinkamtibnas dan masyarakat melakukan pengecekan lapangan dan menemukan jejak satwa liar pada pasir di tepian sungai. Sebagai langkah mitigasi dan memberikan ketenangan kepada masyarakat, dilakukan patroli malam bersama masyarakat.
Pada Kamis, 25 September 2025, Petugas Resor CA/TWA Sibolangit didampingi Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Stabat, Boby Novandri, kembali melakukan pengecekan lapangan di Desa Tiang Layar, Kecamatan Pancur Batu. Berdasarkan hasil pengecekan lapangan, tidak ditemukan jejak yang baru. Sebagai upaya mitigasi, petugas melakukan patroli malam bersama-sama dengan masyarakat dan menembakkan petasan sebagai upaya penghalauan satwa liar.

Pada Jumat, 26 September 2025, Petugas Resor CA/TWA Sibolangit kembali menerima laporan masyarakat terkait temuan jejak baru satwa liar di Desa Sembahe, Kecamatan Sibolangit dan di Desa Buah Nabar, Kecamatan Sibolangit. Petugas kemudian melakukan pengecekan dan menemukan jejak satwa liar.

Pada Sabtu, 27 September 2025, Petugas Resor CA/TWA Sibolangit bersama-sama dengan Kepala Desa, Kepala Dusun II, Babinsa dan masyarakat melalukan pengecekan lapangan di Desa Tiang Layar, Kecamatan Pancur Batu dan menemukan jejak satwa liar. Sebagai upaya mitigasi dan penghalauan, petugas bersama-sama dengan masyarakat melakukan patroli malam dan membunyikan petasan.
Pada Minggu, 28 September 2025, Petugas Resor CA/TWA Sibolangit melakukan pengecekan lapangan dan menemukan jejak satwa liar di tepi sungai. Petugas juga menerima laporan adanya masyarakat yang mendengar auman satwa liar di Desa Namokeling.
Pada Selasa, 30 September 2025, Pada pagi hari, Balai Besar KSDA Sumatera Utara melalui Resor CA/TWA Sibolangit menerima informasi dari Kepala Desa Ujung Deleng, Kecamatan Sibolangit terkait dengan laporan masyarakat yang menemukan jejak satwa liar (diduga kuat Harimau Sumatera) ketika sedang beraktifitas di kebun sawit.

Berdasarkan laporan tersebut, Petugas segera berangkat ke Dusun Namo Keling, Desa Sukadame. Setibanya di Kantor Desa, petugas berkoordinasi dengan sekretaris desa dan aparat setempat. Dalam pertemuan tersebut, petugas menyampaikan rencana tindak lanjut untuk pencarian informasi terkait dengan keberadaan satwa liar tersebut.

Menurut informasi masyarakat Desa Sukadame, tidak terdengar lagi suara auman. Meski demikian, masyarakat tetap merasa khawatir ketika beraktifitas di kebun. Kehadiran Balai Besar KSDA Sumatera Utara cukup membuat masyarakat merasa tenang. Petugas tetap memberikan himbauan agar masyarakat lebih waspada, termasuk ketika beraktifitas minimal berdua dan tidak sendirian di kebun.

Tim kemudian melanjutkan pencarian informasi ke Desa Tanjung Beringin. Dari hasil wawancara dengan masyarakat, tidak ditemukan jejak baru maupun suara yang mengindikasikan keberadaan Harimau Sumatera.

Saat sedang beristirahat di Desa Tanjung Beringin, petugas menerima informasi dari Camat Sibolangit bahwa seorang warga di Desa Sirugun melaporkan melihat langsung satwa diduga Harimau Sumatera. Petugas segera bergerak cepat menuju Desa Sirugun.
Setibanya di Desa Sirugun, Petugas bertemu dengan Kepala Desa dan masyarakat yang berkumpul di rumah Ibu Ratna Sembiring, saksi mata. Menurut keterangan beliau, sekitar pukul 09.30 WIB ia melihat satwa yang diduga Harimau Sumatera melintas di kebunnya. Laporan tersebut segera diteruskan kepada aparat desa.

Petugas segera melakukan pengecekan lapangan, tetapi tidak ditemukan jejak. Diduga karena kondisi tanah tertutup serasah (dedaunan kering). Lokasi kejadian berada di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Barisan.
Sebagai langkah mitigasi dan penghalauan, Petugas menyalakan beberapa petasan dan melakukan dua kali letusan senjata api untuk menghalau satwa agar kembali masuk ke dalam hutan.

Pada Rabu, 1 Oktober 2025, menindaklanjuti laporan dari Kepala Desa Ujung Deleng sehari sebelumnya, pada 1 Oktober 2025, Petugas Resor CA/TWA Sibolangit bersama-sama dengan masyarakat (pelapor) kembali melakukan pengecekan lapangan di Desa Ujung Deleng.
Hasil pengecekan menunjukkan, jejak yang ditemukan memang jejak Harimau Sumatra. Dari pengamatan lapangan, satwa diduga melintas di kebun sawit milik masyarakat. Kemudian bergerak ke arah Desa Sirugun (lokasi di mana sebelumnya warga sempat melihat langsung satwa) dan satwa kemudian kembali ke dalam kawasan Tahura Bukit Barisan.

Adapun jarak temuan jejak satwa dari beberapa titik. Dari permukiman Desa Ujung Deleng: ± 1,5 km. Dari kawasan Tahura: ± 1,2 km. Dari Desa Sirugun: ±1,8 km.

Berdasarkan hasil penelusuran hingga batas kawasan Tahura, petugas tidak menemukan jejak baru. Hal ini mengindikasikan bahwa kemungkinan satwa tersebut telah kembali ke habitat alaminya di Tahura Bukit Barisan melalui jalur kebun masyarakat.
Sebagai langkah mitigasi, petugas menyalakan beberapa petasan di sekitar lokasi. Selain itu, petugas juga menyerahkan persediaan petasan kepada Pemerintah Desa Ujung Deleng dan Desa Sirugun agar dapat digunakan jika satwa kembali mendekati pemukiman.

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara menghimbau masyarakat agar tidak melakukan aktifitas ke kebun secara sendirian. Meningkatkan kewaspadaan terhadap keberadaan satwa liar di sekitar kebun. Segera melaporkan kepada petugas apabila menemukan jejak, suara atau tanda keberadaan Harimau Sumatra.
Kepala Balai Besar KSDA Sumatera Utara menegaskan, langkah- langkah respon cepat yang dilakukan merupakan bagian dari upaya Balai Besar KSDA Sumatera Utara untuk memitigasi terjadinya interaksi negatif antara manusia dan satwa liar. Sekaligus bentuk komitmen untuk menjaga keselamatan masyarakat sekaligus melestarikan Harimau Sumatera, yang merupakan salah satu satwa endemik Sumatera dan dilindungi di Indonesia.(Agus S)

Editor
: Garda.id
SHARE:
 
Tags
 
Berita Terkait
 
Komentar