Rembug Kraton Surakarta
Pada hari Kamis Wage, tanggal 13 Nopember 2025 dilakukan rembug Kraton Surakarta. Bertempat di Sasana Handrawina. Hadir KGPH Hangabehi, GKR Wandansari, Kanjeng Gusti Panembahan Agung Tejowulan, GKR Ayu Koes Indriyah dan KPH Wirabhumi. Tak ketinggalan KGPH Puger yang menyusul kemudian. Jangkep genep.
Sentana dan pengageng sudah siap sejak pagi. Abdi dalem menyiapkan ubarampe. Warga Pakasa atau paguyuban kawula Karaton Surakarta terdiri dari ketua dan sekretaris nyadhong dhawuh. Tampak Pakasa Kediri, Ngawi, Klaten, Boyolali, Wonogiri, Grobogan, Jepara, Demak, Semarang, Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, Ponorogo, Pacitan, Trenggalek, Madiun, Nganjuk, Magelang, Salatiga, Pekalongan, Kebumen, Cilacap, Kudus, Pati dan Magetan selalu siaga ing gati, sawega ing dhiri.
Barisan putri narpa wandana dengan seragam khusus. Pepanggihan rutin tiap tanggal 17 untuk nguri nguri rehing kaputren. Kanjeng Siswanto selaku wakil pengageng sasana wilapa bertindak menjadi pranatacara.
Terlebih dahulu GKR Dra Wandansari Koes Moertiyah M.Pd memberi sambutan. Atas dasar surat keputusan dari kementerian Kebudayaan, Dr Fadlizon. Untuk lebih jelasnya dibacakan secara rinci. Setelah surat pengajuan dari Lembaga Dewan Adat dan KGPH Panembahan Agung Tejowulan. Dengan diiringi rintik rintik gerimis jam 11.30 suasana menjadi adhem ayem.
Wejangan dari KGPH Panembahan Agung Tejowulan cukup terang terwaca. Koalisi kelembagaan perlu dilakukan untuk menyesuaikan
dengan pemerintah Republik Indonesia. Lembaga Dewan Adat merupakan payung yuridis yang disahkan oleh Mahkamah Agung Republik Indonesia. Dasar hukum ini memperkuat Kraton Surakarta sebagai subyek hukum. Tradisi dan menejemen modern berjalan beriringan.
Acara ini sangat diperhatikan. Berhubung dekat dengan peristiwa suksesi. Setelah Sinuwun Paku Buwono XIII surud ing kasedan jati pada tanggal 2 Nopember 2025. Pergantian raja Surakarta harus sesuai dengan paugeran yang turun tumurun. Isi surat itu dibaca dengan nada suara yang mantab.
1. Wujud demokrasi, sesuai dengan struktur tata kelola organisasi modern.
2. Wujud partisipasi, sumbang saran, tenaga, pikiran tersalurkan secara efektif efisien.
3. Wujud koalisi, kerja sama antar elemen sosial.
Tepat pukul 12 acara berlangsung. Makan siang terasa mat nikmat. Duduk kursi berderet di sasana Handrawina. Lampu terang temaram membuat suasana makin serius. Materi rapat memang amat penting. Tata cara ingkang wigati. Muring rum kuncaraning budaya ingkang asumber saking Karaton Surakarta Hadiningrat. Semua dengan kesediaa gawa gawe. Yakni sesanti Pakasa: setya rumeksa saraya.
Reo