![]() |
Foto: Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso saat menerima penjelasan dari Direktur Utama PT IAA Ricky Gunawan tentang proses peleburan aluminium daur ulang.ist |
BATUBARA | Garda.id
PT Indonesia Aluminium Alloy (PT IAA) yang merupakan anak perusahaan dari PT Inalum menggelar Soft Commissioning pabrik peleburan aluminium daur ulang (PADU), Jum'at (6/1/23) petang di pabrik PT IAA, Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batubara, Sumatra Utara.
Soft Commissioning ditandai dengan penekanan tombol mesin operasi yang dilakukan Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso didampingi Direktur Utama PT IAA Ricky Gunawan, Komisaris Utama Cery E.F Mumbunan. Komisaris Togu Sihombing, Direktur Operasi Agus Wibowo, Kadep Operasi Kurnian Syahri dan Kadep Keuangan Syaiful Azhar dan dihadiri seluruh insan insan IAA.
Direktur Utama PT IAA Ricky Gunawan menyampaikan tentang capaian kinerja pemulihan kembali pabrik yang telah hampir 30 tahun belum pernah beroperasi serta mampu menjawab keraguan beberapa pihak serta target operasi kapasitas produksi 50 KTPA secara bertahap.
Sejak didirikan pada 22 Mei 2020, PT IAA sesuai mandat MIND ID dan amanah Perpres Nomor 3 tahun 2016 mengenai percepatan pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN) melaksanakan pekerjaan revamping sebelum memulai operasi komersialnya.
"PT IAA telah memperoleh beberapa fasilitas seperti, tax allowance, masterlist dan juga harga gas bumi tertentu. Bahkan PT IAA, harus melakukan program hilirisasi produknya dalam rangka meningkatkan revenue dan Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) yang juga mandat kepada MIND ID,"papar Ricky Gunawan.
Menurutnya, Bisnis aluminium merupakan salah satu strategi peningkatan kapasitas produksi Inalum dan menjadi tonggak sejarah kado ulang tahun ke-47 PT Inalum (Persero).
“Sesuai Visi, PT IAA telah menetapkan tahap penetrasi target 50 KTPA hingga tahun 2025 dan tahap penguatan dengan target masuk ke dalam bisnis ekstrusi hingga tahun 2028 seta pengembangan dengan peningkatan kapasitas 70 KTPA dan masuk ke dalam bisnis alloy hingga tahun 2030,”terangnya.
PT IAA juga kata Ricky, telah memantapkan langkah untuk menuju fase penting akhir yaitu, Commercial Operations Date (COD) yang ditargetkan pada bulan Februari 2023.
Sehingga harapannya kehadiran PT IAA dapat manfaat sebesar-besarnya bagi seluruh pemangku kepentingan termasuk masyarakat KabupatenBatubara, khususnya dalam penyediaan lapangan kerja bagi pemuda-pemudi lokal.
"Melalui soft Commissioning pabrik peleburan aluminium daur ulang bisa bermanfaat dan kebaikan bagi masyarakat dan lingkungan sekitar yang sudah menjadi komitmen perusahaan,"ungkap Ricky.
Sementara itu Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso berharap spesifikasi produk bisa secepatnya berjalan dan memastikan hilirisasi sesuai salah satu mandat dari Kementerian BUMN untuk memperkuat bisnis industri alumunium. Selain itu penguatan industri bisnis aluminium penting karena merupakan komponen kunci dalam pengembangan industri pasar yang diwujudkan melalui optimalisasi komoditas mineral dan ekspansi bisnis.
"Kita berharap PT IAA selaku anak perusahaan dari PT Inalum (Persero) juga diharapkan melihat peluang yang ada dengan kebutuhan pasar. Hilirisasi produk ini dinilai mempunyai manfaat positif bagi perekonomian seperti mampu memperkuat struktur industri, menyediakan lapangan pekerjaan dan memberikan peluang usaha baru di Indonesia,"sebutnya.
Menjawab wartawan terkait bedanya PT Inalum dan PT IAA yang sama-sama mengelola aluminium.
Hendi mengatakan, bedanya disini memakai bahan baku daur ulang. Sementara bahan baku pembuatan aluminium adalah batu bauksit yang ditambang dan diolah untuk aluminium oksida.
"Kita berharap bisnis ini berkembang dan target yang sudah dibuat berjalan lancar,"harapnya.(red01)