Ratu Kidul Menyertai Bedhaya Ketawang

Share:

 

Ilustrasi.ist


GARDA.ID |Tiap hari anggara kasih atau selasa kliwon diadakan gladhen beksan Bedhaya Ketawang. Bertepatan dengan tanggal 9 Ramadhan atau 19 Maret 2024 pukul 12.30. Tari sakral ini sarana pertemuan dengan Kanjeng Ratu Kencana Sari. 


Penguasa pantai selatan datang di sasana sewaka Kraton Surakarta. Berkendaraan kuda sembrani. Diiringi segenap pengawal yang berbusana kebesaran. Yakni warna hijau lembayung. Berangkat dari istana dasar laut selatan. Bernama Astana Saka Dhomas Bale Kencana. 


Dari Kerajaan Samudera Selatan hingga Kraton Surakarta tampak tanda tanda magis mistis. Angin lampor berhembus di angkasa tanda rawuhnya Kanjeng Ratu Kidul. Terlebih dahulu lenggah di Panggung Sangga Buwana. 


Pohon sawo kecik berjumlah 64, sesuai dengan usia Kanjeng Nabi. Sawo kecik berarti amal kebaikan sarwa becik. Oksigen yang berasal dari leliukan pohon sawo kecik terasa segar. Dihiasi suara burung ngoceh. Peksi berlompatan di dahan dengan suasana riang gembira. Seolah olah mangayu bagya Kanjeng Ratu Kidul yang ngrawuhi gladhen Bedhaya Ketawang. 


Gamelan Kyai Sukaharja berkumandang di awang awang. Abdi dalem Bedhaya khusuk menggerakkan beksan baku. Seakan akan sedang kosentrasi meditasi. Semedi dengan menggunakan gerakan sakral. GKR Timur langsung memandu. Setiap gerakan diawasi dengan cermat. Perbawa Kanjeng Ratu Kidul terasa berkharisma. 


Santipuja atau syair syair sindhenan Bedhaya Ketawang menggambarkan olah rasa antara Panembahan Senapati dengan Kanjeng Ratu Kidul. Raja Mataram 1575 - 1601 dikenal sebagai ahli meditasi. 


Sinom


Saben mendra saking wisma, 

Lelana laladan sepi, 

Ngingsep sepuhing supana, 

Mrih pana pranaweng kapti, 

Tistising tyas marsudi, 

Mardawaning budya tulus, 

Mesu reh kasubratan, 

Ing madyaning jaladri, 

Sruning brata ke taman wahyu jatmika. 


Proses pertemuan Panembahan Senapati dengan Ratu Kidul saat semedi di laut selatan. Gelombang laut besar bertubi tubi seperti diaduk. Air laut selatan terasa panas. Wadya bala yang terdiri dari Nyai Roro Kidul bingung pating bilulung. Ternyata ada jalma linuwih yang sedang tapa brata. 


Aura wibawa Panembahan Senapati berpancaran. Kanjeng Ratu Kidul pun mblereng. Kena panah asmara. Keduanya berjanji menikah sampai anak turun. 


Sumpah prasetya Panembahan Senapati ditepati. Kraton Surakarta sebagai pewaris Mataram melangsungkan tradisi spiritual. Melalui Bedhaya Ketawang prosesi mistis itu berlangsung. 


Nulada laku utama, 

Tumrape wong tanah Jawi, 

Wong Agung ing Ngeksiganda, 

Panembahan Senapati, 

Kepati amarsudi, 

Sudane hawa lan napsu, 

Pinesu ing tapa brata, 

Tanapi ing siyang ratri, 

Amemangun karyenak tyasing sesama. 


Kehadiran Kanjeng Ratu Kidul dipercaya mendatangkan kesuburan. Hama tanaman pergi menyingkir. Pagebluk mayangkara sirna. Masyarakat bisa hidup subur makmur, gemah ripah loh jinawi. 


Suara kethuk kenong, gong kendhang terdengar magis. Kemanak yang menyertai membentuk irama syahdu. Tak ubahnya denyut nadi pernapasan. KPH Radityo Lintang Sasongko menjadi tindhih. Sehari hari dipanggil Drs Bambang Irawan M.Si. Dosen Fakultas Ekonomi UNS ini wayah dalem Sinuwun Paku Buwana X Ingkang Minulya Saha Wicaksana. 


Waranggana Bedhaya bersiap dengan suara prima. GKR Wandhansari memberi aba aba langung. Pengageng Sasana Wilapa ini pernah mendapat penghargaan Fokuoka Award dari Pemerintah Jepang tahun 2011. Pengabdian pada budaya leluhur dijalani dengan penuh ketekunan. Dari muda sampai sekarang tak pernah lekang. Terus mengabdi setulus hati. Nama lengkapnya Dra GKR Wandhansari Koes Moertiyah M.Pd. Alumni UNS yang merakyat dan berderajat. 


Ritual anggara kasih ini dihadiri pula abdi dalem dari Pakasa Ponorogo. Dipimpin oleh Kanjeng Sunarso Suro Agul Agul. Berpakaian kebesaran warok Ponorogo. Ngengreng merbawani. Pasuwitan yang mendatangkan berkah terarah belimpah. 


Cuaca terang benderang. Langit biru. Matahari bersinar. Tuguran di untarasana begitu khidmat. Paningrat dan malige digunakan para andi dalem yang hendak ngalap berkah. Kanjeng Ratu Kidul berkenan dengan pasugatan anggara kasih di sasana sewaka.


Gendhing calapita tanda gladhen Bedhaya Ketawang selesai. Kanjeng Ratu Kencana Sari atau Ratu Kidul segera kondur angedhaton. Menuju istana di dasar samudera selatan. Yakni Astana Saka Dhomas Bale Kencana. Istana yang gemerlapan cemerlang serba emas. 


Tanah Jawa bumi nusantara makin arum kuncara ngejayeng jagat raya.rel/purwadi

Share:
Komentar

Berita Terkini