Sejarah Pelabuhan Belawan di Medan

Share:
Ist



GARDA.ID | sejarah Pelabuhan Belawan di Medan

Oleh: Dr. Purwadi M.Hum.Ketua Lembaga Olah Kajian Nusantara – LOKANTARA


A. Pembangunan Pelabuhan Belawan Medan. 

Pelabuhan Belawan terletak 24 km dari kota Medan. Tempat lalulintas barang dan jasa kebanggaan warga Sumatera Utara. 


Belawan sebagai pelabuhan dibangun oleh Sultan Deli. Dulunya berada di Sungai Deli. Sesuai dengan perkembangan situasi, pada tahun 1915 dari Sungai Deli pindah ke Sungai Belawan hingga kini. 




Tuanku Panglima Gocah Pahlawan membangun palabuhan demi lancarnya roda ekonomi. Raja Deli yang memerintah tahun 1632 - 1668 ini ahli kelautan dan pelayaran. 




Dari masa ke masa peran Sultan Deli sungguh penting dalam memajukan kehidupan maritim. Angkatan laut dibangun demi mewujudkan kejayaan maritim. 




Sultan Makmun Al Rasyid berkuasa tahun 1873-1924. Pelabuhan semakin jaya. Perdagangan membuat rakyat sejahtera. Masyarakat cukup sandang pangan papan. 




Pada tahun 1915 Sultan Makmun Al Rasyid memindahkan pelabuhan dari Sungai Deli menuju Sungai Balawan. Maka pelabuhan ini dinamakan pelabuhan Belawan. 


Jasa Kasultanan Deli amat besar bagi terwujudnya pelabuhan Belawan. Perlu kiranya diketahui seluk beluk terjadinya kasultanan Deli yang terkenal agung dan anggun. 


Istana Maimun dibangun pada tanggal 26 Agustus 1887. Kasultanan Deli saat itu diperintah oleh Sultan Makmoen Al Rasyid. Seorang raja yang terkenal pandai bijak bestari. Termasyur karena wibawa pribadi nan mempesona. 




Lantai istana Maimun yang dibuat oleh Sultan Makmoen Al Rasyid terdiri dari dua tingkat. Terbagi menjadi tiga bagian. Yakni bagian induk, balai samping kiri dan balai samping kanan. Berdiri kokoh indah megah mewah meriah. Berwibawa sepanjang sejarah yang terarah. 




Resmi sudah proses pembangunan istana Kasultanan Deli. Bentuk bangunan memadukan unsur Melayu, Mughal India dan Romawi Eropa. Benar benar bikin bangga. Mulai dari rakyat pedesaan perkotaan dan pegunungan. 




Tanggal 18 Mei 1891 Istana Maimun resmi digunakan untuk melakukan pelayanan publik. Tata kelola pemerintahan dilaksanakan dengan rapi tertib. Rakyat Kasultanan Deli mengalami masa jaya makmur. 




Undangan peresmian disebarkan ke seluruh kerabat kerajaan Nusantara. Antar Kraton terjalin persahabatan yang akrab. Karaton Surakarta Hadiningrat mengutus putra mahkota. Beliau adalah Gusti Raden Mas Malikul Khusna. 




Kedatangan beliau di Istana Maimun pada tanggal 15 Mei 1891. Selama jadi tamu kerajaan, sempat pula berkunjung ke Kasultanan Langkat dan Kasultanan Serdang. Pisowanan sesama raja untuk menjaga kharisma utama. 




Kunjungan ini diulangi lagi tahun 1915. Beliau sudah jadi raja Surakarta Hadiningrat dengan gelar Sri Susuhunan Paku Buwana X. Tradisi ini merupakan kelanjutan yang telah dirintis oleh para leluhur. Misalnya sejarah pertemuan Tamasek tahun 1819.




Orang Jawa merantau ke pulau Sumatera atas undangan Kasultanan Deli. Warga transmigrasi diberi tugas yang terhormat dan bermartabat. 




Termasuk pembangunan istana Maimun tahun 1887. Asal usul hubungan ini terjadi saat Raffles mendirikan kota Tamasek Singapura yang terkenal. 


Pada tanggal 6 Pebruari 1819 diselenggarakan pertemuan Kraton Nusantara. Bertempat di kota Tamasek Singapura. Hari tanda ulang tahun negeri Singapura sampai kini. 




Hadir perwakilan kerajaan dari Ternate, Tidore, Goa, Tallo, Buton, Banjar, Cirebon, Surakarta Hadiningrat, Yogyakarta, Paku Alaman, Langkat, Deli, Serdang, Mangkunegaran. Mereka diundang dalam rangka peresmian Singapura sebagai sentral bisnis. 




Wakil dari Karaton Surakarta Hadiningrat dipimpin oleh GKR Kencono Wungu. Beliau adalah garwa prameswari Sinuwun Paku Buwana IV yang memerintah tahun 1788-1820. Delegasi Surakarta berjumlah 67 orang. 




Utusan ini terdiri dari unsur kepatihan, mandra budaya, purwa kinanthi, pengrawit dan penari. Rombongan berangkat dari pelabuhan Tanjung Emas Semarang menuju Tamasek Singapura. 




Diskusi antar raja menghasilkan beberapa informasi penting. Kasultanan Serdang, Deli dan Langkat membuka perkebunan kelapa sawit, karet, coklat, tembakau. Dibutuhkan tenaga dari Pulau Jawa, setelah diadakan pelatihan. 




Tenaga dari Jawa meliputi administrasi, transportasi, koki, tukang kayu, seniman. Sebagian tenaga manual yang bisa bekerja di sawah dan kebun. Malah sebagian mendapat kehormatan untuk bekerja di istana Kasultanan Deli. 




Ahli yang datang berasal dari Blitar, Ponorogo, Pacitan, Madiun, Wonogiri, Boyolali, Blora, Pati, Banyumas, Purworejo. Program transmigrasi berjalan lancar gancar. 




Tempat yang dituju yaitu Lubuk Pakam, Tanjung Morawa, Galang yang menjadi wilayah kekuasaan Sultan Deli. Lantas daerah Tebing Tinggi, Perbaungan dan Sei Rampah. Daerah ini dalam ranah kekuasaan Sultan Serdang. 




Kordinasi dilakukan dengan teliti cermat tepat. Sultan Langkat juga menyediakan tempat serta fasilitas yang sangat layak. Pendatang dari Jawa bisa bekerja dengan aman nyaman. 




Transmigrasi pada awalnya memang jasa diplomasi GKR Kencono Wungu atau Raden Ajeng Sukaptinah. Beliau bisa meyakinkan Kasultanan Deli, Serdang dan Langkat. Bahkan tenaga pikiran dan keahlian kerap dipakai Sultan Makmoen Al Rasyid. 




Warga transmigrasi betah tinggal di tanah Sumatera. Mereka hidup makmur sejahtera bahagia lahir batin. Kehormatan dan keberuntungan diwariskan secara turun tumurun. 




Cemerlang sekali prestasi warga transmigrasi. Pada tahun 1870 tenaga ahli dari Salatiga datang. Atas bantuan Sinuwun Paku Buwana IX yang memerintah tahun 1861-1893. Beliau berhubungan baik dengan istana Maimun. 




Pendatang dari Jawa terjadi lagi pada tahun 1915 atas bantuan Sinuwun Paku Buwana X. Beliau malah mengantar sampai tanah Sumatera. Raja Deli, Serdang dan Langkat menyambut dengan penuh rasa hormat. 




Tahun 1958 transmigrasi dilakukan dengan beda tempat. Umumnya tertuju daerah Metro Lampung. 




Daerah Jambi dijadikan tujuan transmigrasi tahun 1974. Mereka berasal dari Boyolali, Purwodadi dan Sragen. 




Bengkulu jadi tujuan transmigrasi tahun 1981. Mereka datang di daerah Muko Muko. 




Untuk kawasan Sumatera Utara terjadi kemajuan pola pikir. Transmigrasi dilakukan dengan swakarsa. Datang transmigrasi dengan kemampuan ketrampilan dan jaringan yang luas. 




Umumnya warga transmigrasi berhasil membangun hubungan baik dengan penguasa kerajaan. Terjadilah hubungan kerja yang saling menguntungkan. 




Dalam hubungan kerja ini warga transmigrasi mengedepankan prinsip kayungyun dening pepoyaning kautaman. 




Tenaga warga transmigrasi digunakan terus. Ini bentuk kehormatan dari istana. 




Hendaknya generasi muda belajar sejarah Pelabuhan Belawan. Agar mengenal strategi mengembangkan bidang maritim yang dirintis oleh raja Kasultanan. 




B. Jasa Para Sultan dalam Membangun Pelabuhan Belawan. 




Raja yang pernah berjasa membangun pelabuhan Belawan harus dihormati. Yakni para raja kasultanan Deli, Kasultanan Serdang dan Kasultanan Langkat. 




Istana Maimun dibangun dengan pola kerja sama. Warga transmigrasi dengan sukarela membantu tenaga sukarela. Mereka punya sikap rumangsa melu handarbeni. 




Transmigrasi didukung oleh Sulltan Deli, Serdang dan Langkat. Inilah yang membuat warga transmigrasi tersanjung. Mereka ingin berbalas budi. 




Kemurahan Kasultanan Deli, Serdang dan Langkat bagi warga transmigrasi dicatat dengan tinta emas. Hutang budi ini dikenang sepanjang masa. 




Kerajaan Serdang Darul Arif membangun peradaban berdasarkan keutamaan. Bagi warga transmigrasi, Sultan Serdang berbudi luhur yang mengagumkan. 




Peradaban besar dilakukan oleh Kerajaan masa silam. Sejarah berdirinya kerajaan Serdang berhubungan erat dengan Kesultanan Deli dan Kesultanan Langkat. Warga transmigrasi mengenang prestasi gemilang yang diukir dengan penuh pesona.




Transmigrasi berhasil dengan gemilang. Berturut turut raja yang memerintah Kesultanan Deli, yaitu:


1. Tuanku Panglima Gocah Pahlawan, tahun 1632-1668.




2. Tuanku Panglima Parungit, tahun 1668-1698.




3. Tuanku Panglima Padrap, tahun 1698-1728.




4. Tuanku Panglima Pasutan tahun, 1728-1761.




5. Tuanku Panglima Gandar Wahid, tahun 1761-1805.




6. Sultan Awaluddin Mangendar, tahun 1805-1850.




7. Sultan Osman Alam Shah, tahun 1850-1858.




8. Sultan Mahmud Al Rasyid, tahun 1858-1873.




9. Sultan Makmun Al Rasyid, tahun 1873-1824.




10. Sultan Osman Al Sani, tahun 1924-1945.




11. Sultan Perkasa Alam Shah, tahun 1945-1967.




12. Sultan Azmy Perkasa Alam Al Haj, tahun 1967-1998.




13. Sultan Osmab Perkasa Alam, tahun 1998-2005.




14. Sultan Mahmud Lamanjiji Perkara Alam, tahun 2005-2020.




Dalam kekerabatan Kesultanan Melayu, para raja masih ada hubungan famili. Antara sultan Serdang dengan Para Sultan Langkat pun berhubungan erat. Warga transmigrasi peduli istana. Adapun para Sultan Langkat yakni:


1. Panglima Dewa Shahdan, tahun 1568-1580.




2. Panglima Dewa Sakti, tahun 1580-1612.




3. Raja Kahar, tahun 1612-1673.




4. Bendahara Raja Badiuzzaman, tahun 1673-1754.




5. Raja Kejuruhan Hitam, tahun 1754-1818.




6. Raja Ahmad bin Raja Indra Bungsu, tahun 1818-1840.




7. Tuanku Sultan Musa Al Khalid Al Mahadiah Muazzam Shah, tahun 1840-1893. 




8. Tuanku Sultan Abdul Aziz Abdul Jalil Rahmad Shah, tahun 1893-1927.




9. Tuanku Sultan Mahmud Abdul Jalil Rahmad Shah, tahun 1927-1948.




10. Tengku Athaar, tahun 1948-1990.


11. Tengku Mustafa Kamal Pasha, tahun 1990-1999.




12. Tengku Herman Shah, tahun 1999-2001.




13. Tuanku Sultan Iskandar Hilali Abdul Jalil Rahmad Shah Al Haj, tahun 2001-2003.




14. Tuanku Sultan Azwar Abdul Jalil Rahmad Shah Al Haj, tahun 2003-2020.




Program transmigrasi sukses selalu berhubungan dengan jasa kerajaan. Penulisan urutan raja berguna untuk memahami sistem kerajaan. Pewarisan nilai pun mudah dipetakan.




Keluarga transmigrasi senang hati pada istana. Sedangkan para raja kasultanan Serdang Darul Arif yakni:


1. Tuanku Umar Johan Pahlawan Alam Shah, tahun 1723-1767.




2. Sultan Amab Johan Pahlawan Alam Shah, tahun 1767-1817.




3. Sultan Thaf Sinar Basyar Shah 1817-1850.




4. Sultan Basyaruddin Syariful Alam Shah, tahun 1850-1879.




5. Sultan Sulaiman Syariful Alam Shah, tahun 1879-1946.


6. Tuanku Rajih Anwar, tahun 1946-1960.




7. Sri Sultan Tuanku Abu Nawar Sharifaullah Alam Shah Al Haj, tahun 1960-2001.




8. Sri Sultan Tuanku Lukman Sinar Bashar Shah, tahun 2001-2011.




9. Sri Sultan Tuanku Ahmad Thalla Syariful Alam Shah, tahun 2011-2020.




Dukungan pada warga transmigrasi sangat berarti. Kerajaan Serdang masih berlangsung hingga kini. Kehidupan kerajaan dalam rangka keseimbangan jiwa raga. 




Lahir batin harus berjalan selaras serasi seimbang. Maka perlu belajar dari peradaban istana. Dari sinilah ide awal membangun pelabuhan Belawan. 




C. Pelabuhan Belawan Lambang Kejayaan Maritim. 




 Istana Maimun merupakan Laboratorium Kearifan Lokal. Tuanku Panglima Gocah Pahlawan raja Deli membangun dasar dasar kehidupan maritim. 




Maka dibangunlah pelabuhan Deli yang berada di Sungai Deli. Terus dipindahkan ke Sungai Belawan. Karena perkembangan jaman. 




Kearifan lokal perlu digalu. Istana Maimun memberi pelajaran masa silam. Agar menjadi insan berbudi. 




Gagasan Luhur tentang warga transmigrasi berhubungan dengan kerja bakti. Pembangunan istana dibantu dengan tenaga sukarela. 




Istana Deli, istana Serdang dan istana Langkat punya gagasan luhur tentang konsep transmigrasi. 


Kesadaran untuk melestarikan sistem kerajaan perlu diberi tempat yang tepat.




 Rumusan konsep transmigrasi pada era modern ini sangat penting. Supaya tidak terjadi salah paham antar warga bangsa. Keselarasan menjadi cara utama.




Pada hari Senin tanggal 30 Desember 2020, Ir H Soekirman, Bupati Serdang Bedagai Sumatra Utara melakukan ziarah di makam Sultan Sulaiman Syariful Alam Shah. Raja Kasultanan Serdang ini memerintah tahun 1879-1946. Makam raja Serdang ini berada di sebelah barat Masjid Raya Perbaungan.




Kasultanan Serdang Darul arif mengutamakan kearifan. Suri teladan banyak ditemukan dalam perjalanan kebijakan pemerintahan Sultan Serdang. Peribahasa Melayu Sergai mengajarkan keluhuran. Gajah mati meninggalkan gading. Harimau mati meninggalkan belang. Manusia mati meninggalkan nama.




Dalam perjalanan sejarah mesti berlaku pasang surut. Ajaran warisan nenek moyang ini sangat dihayati oleh Tengku Muhammad Ryan Novandi. Hal ini didukung benar oleh para pemangku adat Sergai. Darul arif berarti rumah pengetahuan.




Ilmu menyinari alam raya. Nilai Luhur yang bersumber dari sejarah kerajaan dapat menjadi panduan masa kini. Semasa hidupnya manusia harus punya nilai yang berguna. Yakni nama yang harum, karena jasa dan perjuangan yang agung. Nilai


keluhuran budaya Sergai sudah diwariskan oleh Tuanku Umar Johan Pahlawan Alam Shah. Beliau adalah raja Kasultanan Serdang yang memerintah tahun 1723-1767. Pancaran kejuangan menerangi jagad raya.




Sumber kearifan perlu dikaji secara ilmiah akademis. Dalam berbagai forum Ir H Soekirman, Bupati Sergai menekankan arti penting sejarah peradaban. Leluhur Tengku Ryan Novandi ini memang raja yang bijak bestari, berwibawa dan selalu memikirkan nasib rakyat. Wujud kesalahan sosial, sebagaimana tersurat dalam pantun Melayu.




Rahmatan lil Alamin, sifat rahman rahim, bertaburan ke segala penjuru. Kepedulian Raja Serdang pada rakyat pantas dijadikan sebagai suri teladan oleh generasi millenial. Pada tahun 1725 Tuanku Umar Johan Pahlawan Alam Shah membawa tim ekonomi ke daerah Lasem Rembang Jawa Tengah. Mereka melakukan studi lapangan yang menggabungkan teori dan praktik. Tim ekonomi Kasultanan Serdang belajar menejemen produksi trasi. Kegiatan ini dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Sergai secara kreatif. Budaya Melayu menyumbangkan kebijaksanaan.




Kunjungan kenegaraan dilacak, agar wawasan aparat bertambah luas. Kota Lasem Rembang memang pusat pengembangan maritim yang besar. Potensi kelautan, pelayaran, perdagangan maju dan modern sekali. Pelabuhan Lasem Rembang memiliki fasilitas lengkap. Meliputi perkantoran, transportasi, penginapan, pergudangan, pemasaran, wisata, kuliner serta perpustakaan. Refleksi historis menerangkan pemikiran sistematis. Perpustakaan sumber informasi.




Ekonomi kuat, negara bertambah sehat. Perekonomian berlanjut urut patut. Kedatangan Tim ekonomi Kerajaan Serdang disambut hangat oleh Raja Mataram, Kanjeng Sinuwun Amangkurat Jawi. Hubungan diplomasi antara Kasultanan Serdang dengan Kerajaan Mataram terjalin akrab. Kedua belah pihak saling bertukar cindera mata. Kerja sama ini dilaksanakan demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sesuai dengan UUD 1945 yang memajukan kesejahteraan umum. Kitab warisan kerajaan menawarkan petunjuk hidup.




Hendaknya warga transmigrasi belajar sejarah istana Maimun. Agar terjadi suasana harmoni. 




Labuh labet atau jasa pengorbanan amat dihargai. Warga transmigrasi diharapkan mau mengerti asal usul bibit kawit. 




Pelaku sukses generasi transmigrasi terjadi pada semua bidang. Meliputi politik, ekonomi dan budaya. 




Pujangga kerajaan berpikir kedamaian. Nasihat Ir H Soekirman pada yang muda memberi pencerahan. Sebagai keturunan langsung Dinasti Kasultanan Serdang, tentu saja Tengku Ryan berusaha melanjutkan tradisi kejuangan. Ketika membaca sejarah masa lampau, tentu banyak pelajaran yang bisa diambil.




 Kerajaan Serdang lantas dipimpin oleh Sultan Aman Johan Pahlawan Alam Shah tahun 1767-1817. Kasultanan Serdang makin makmur sejahtera bahagia. Inilah tujuan bernegara.




Gelar kerajaan punya konsekuensi tindakan. Para Raja Serdang bekerja ulet untuk membangun segala bidang. Pertanian menyediakan pangan berlimpah ruah. Perkebunan mendatangkan barang komoditas mahal. Perdagangan memberi keuntungan berlipat ganda. Seluruh rakyat negeri dalam keadaan suka gembira. Semua merasa aman damai. Kerajaan Serdang Darul Arif sumbernya kearifan lokal.




Wacana seluk beluk kerajaan mendapat perhatian dari generasi penerus. Dalam dialog kebudayaan di rumah kayu, Tengku Muhammad Ryan Novandi yang lahir di Medan pada tanggal 7 Nopember 1992 ini suka sejarah masa silam. Dengan belajar dirinya bisa bercermin tentang peradaban. Tengku Ryan Novandi belajar di SD Harapan 1 Medan, SMP Harapan 1 Medan, SMA 1 Medan. Selama menempuh pendidikan inilah jiwanya selalu terasah dengan nilai kearifan lokal. Memang sebaiknya punya akar budaya sendiri. Terutama dari sistem kerajaan.




Pengetahuan dan pengalaman bergerak maju. Secara pribadi ilmu pengetahuan diusahakan terus menerus. Jiwa kebangsaan semakin terpatri mendalam setelah menempuh kuliah Bachelor of International Business Kuala Lumpur Malaysia tahun 2004. Lalu ilmunya diperdalam lagi dengan mengambil program Master of International Business di Boston Amerika Serikat tahun 2015. Kepribadian makin mantab yang didukung pendidikan. Inilah makna Darul Arif.




Para Sultan diajak rembugan. Menurut Ir H Soekirman, kepribadian perlu diasah lewat pendidikan dan pengalaman. Lengkap sudah wawasan lokal nasional global sebagai bekal pengabdian pada masyarakat luas. Peranan para Sultan sebatas bidang kebudayaan.




Rumusan pujangga istana tepat sekali. Butir butir kearifan lokal masih relevan. Kebesaran masa lampau menjadi inspirasi bagi Tengku Ryan Novandi. Pertemuan Sultan Aman Johan Pahlawan Alam Shah dengan Kanjeng Sinuwun Paku Buwana IV, Raja Karaton Surakarta Hadiningrat terjadi pada tahun 1803 di Kota Tamasek Singapura. Pembicaraan pokok kedua pemimpin mengenai tata niaga gatam. Permaisuri Sinuwun Paku Buwana IV bernama Kanjeng Ratu Kencono Wungu. Beliau direktur pabrik garam Kalianget Madura. Pernah datang ke Perbaungan untuk membicarakan strategi pemasaran garam. Sistem ekonomi kerajaan juga menciptakan kemakmuran.




Darul Arif berkaitan dengan katalog pustaka. Buku referensi bisa menjadi bahan pertimbangan. Perhatian Tengku Ryan pada perjuangan Kasultanan Serdang selalu tinggi. Misalnya kiprah keutamaan Sultan Thaf Sinar Basyar Shah. Beliau menjadi raja Serdang tahun 1817-1850. Demi memajukan budaya Melayu, para pakar diminta untuk menyalin ulang kitab kitab klasik. Kesusateraan Melayu berkembang di Aceh lewat tangan pujangga Hamzah Fansuri, Syekh Abdur Rauf Singkel dan Syamsudin Al Sumatrani. Karya karyanya lestari sepanjang masa.




Kajian akademik membuktikan pujangga Karaton memang hebat. Buku karangan Pujangga Kerajaan Samudra Pasai, Nuruddin Ar Raniri ditulis dan diperbanyak. Judulnya kitab Bustanus Salatin, yang berarti taman para raja. Isinya tentang Ketuhanan, kemanusiaan, kebangsaan, kerakyatan dan keadilan. Secara akademik kerap dikaji buat penyusunan ilmu pengetahuan.




Kesusateraan Melayu berkembang di Kasultanan Serdang. Sultan Thaf Sinar Basyar Shah seorang raja yang mengutamakan nilai budaya. Seniman Serdang yang berasal dari wilayah Pantai Cermin, Tanjung Beringin, Dolog Masihul, Sipispis, Sei Rampah, Tebing Tinggi diajak berguru di Pulau Penyengat, Tanjung Pinang. Di sini pula berkembang Sastra gurindam.




Bahasa menunjukkan bangsa. Studi banding Kesusateraan berhasil mencetak ahli pantun. Pada tahun1837 mereka belajar menyusun pantun Melayu. Terdiri atas pantun keagamaan, pantun orang tua, pantun jenaka dan pantun anak anak. Pendidikan karakter dibentuk dengan pendekatan budaya. Pantun Melayu sarana pembelajaran karakter buat para pelajar.




Anak negeri mengerti sejarah nenek moyang. Informasi masa silam dibaca Soekirman melalui buku silsilah, babad dab hikayat. Teknologi modern masuk ke wilayah Serdang Bedagai berkat usaha keras Sultan Basyaruddin Syarifatul Alam Shah. Beliau raja kasultanan Serdang yang memerintah tahun1850-1879.




 Ekspor tembakau tahun 1870 dilakukan dengan jumlah 3,5 juta kg. Tentu kas kerajaan penuh, negara pun amat makmur. Pembangunan rel kereta api mulai dari Medan sampai Aceh. Juga jalur kereta api dari Medan hingga Rantau Prapat, Labuhan Batu. Megah sekali adopsi teknologi modern. Kerajaan juga mendukung hadirnya modernisasi.


Sei Ular membelah kota Perbaungan. Sergai dekat dengan kota Medan.




Istana Maimun makin bersinar terang. Pembangunan stasiun dan rel Kereta Api dilakukan oleh Deli Spoorweg Maatschapipij Medan Aceh. Diresmikan oleh Sultan Sulaiman Syariful Alam Shah tahun 1883, yang mewakili Kasultanan Serdang. Sultan Mahmud Al Rasyid mewakili Kasultanan Deli. Sultan Al Sayyid Sharif Ismail mewakili Kasultanan Siak. Kepanitiaan dilaksanakan oleh Bahkoda Ngah Timbal, Wak Wak, Salein, Tok Manis, Dolah, Wakil, Penghulu Kampong Syah Bandar Hamid, Tuan Haji Cut. Istilah kerajaan yang indah, membuat suasana megah.




Kemegahan itu perlu diteruskan. Kerajaan Melayu punya prestasi gemilang. Tengku Ryan Novandi bertekad melanjutkan perjuangan luhur. Mereka berjasa menghiasi peradaban masyarakat dunia. Dari Sergai butir butir kearifan lokal dipersembahkan buat ibu pertiwi nan abadi.




Bangunan istana Maimun memancarkan kewibawaan. Masa silam punya kejayaan yang membanggakan. 




Jatidiri ekonomi nasional dapat diwujudkan dengan menejemen pelabuhan Belawan yang menawan. Perpaduan antara kepentingan nasional dengan global yang berpijak pada kearifan lokal. 





D. Pelabuhan Belawan Memperkokoh Jatidiri Ekonomi. 




Belawan adalah pelabuhan termahsyur. Pengelolaan pelabuhan dengan tertib bisa memperkokoh jatidiri bangsa. 




Ekonomi berjalan lancar berkat menejemen pelabuhan yang handal profesional. Tentu akan mendukung kokohnya kehidupan kultural. 




Program transmigrasi terbukti menjadi sarana ampuh untuk membina rasa kebangsaan. Pembauran antar suku adalah praktek kehidupan yang menjunjung tinggi nilai keberagaman. 




Prinsip Bhinneka Tunggal Ika telah membudaya. 


Kesultanan Serdang Memancarkan kewibawaan negeri. Jasa mereka berlimpah ruah. 




Pancaran kewibawaan bersumber dari tradisi bisa lebih lestari. Maka pembangunan kembali Istana Serdang Bedagai pada tanggal 7 Januari 2012. Istana megah mewah indah berwarna kuning cerah. Kepemimpinan Tengku Erry Nuradi – Soekirman menjadi pelopor utama.




Dwi tunggal seharusnya manunggal. Pemimpin Sergai melakukan tindakan nyata. Bupati Tengku Erry Nuradi didampingi Wakil Bupati Soekirman. Pewaris budaya Melayu berkewajiban untuk menganyam peradaban. Demi memperkokoh jati diri bangsa dan kepribadian nasional. Kesadaran kultural ini dijiwai betul oleh Tengku Muhammad Ryan Novendi. Sebagai cermin mulia atas keagungan sejarah Kesultanan Serdang yang terus memberi inspirasi untuk kembali pada tradisi.




Guru sejarah punya peran utama. Pengenalan sejarah sebaiknya diajarkan pada peserta didik. Pesan luhur itu dilanjutkan oleh sang ayah, Dr Tengku Erry Nuradi M.Si. Beliau menjabat Bupati Serdang Bedagai tahun 2005 -2013, Wakil Gubernur Sumatera Utara tahun 2013 – 2014. Kemudian menjadi Gubernur Sumatera Utara tahun 2014-2018. Tengku Rizal Nurdin abang Tengku Erry Nuradi juga menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara. Kasultanan Deli, kasultanan Langkat, kasultanan Serdang menambah Wibawa.




Penghormatan masa lalu diperlukan sikap rendah hati. Ir H Soekirman mendampingi Tengku Erry Nuradi tahun 2005-2013. Bupati dan Wakil Bupati Serdang Bedagai punya emosi sejarah yang kuat. Bahkan Ir H Soekirman menjadi Staf Ahli Tengku Rizal Nurdin, Gubernur Sumatera Utara. Beliau kakak kandung Tengku Erry Nuradi. Keduanya pewaris kerajaan besar.




Mereka punya kewajiban untuk pelestarian. Generasi muda tinggal melanjutkan rintisan para senior. Pada diri Tengku Ryan Novendi mengalir darah kepemimpinan. Tenaga pikiran keluarga agung ini dipersembahkan buat kemakmuran rakyat. Sebagaimana kebajikan yang ditanam oleh Kasultanan Serdang. Anak cucu memetik manisnya tanaman buah. Jasa leluhur dipahami secara jujur.




Manisnya peradaban karena pengakuan. Catatan emas menorehkan kenangan manis. Pada tahun


1905 Sultan Sulaiman Syariful Alam Shah datang ke Karaton Surakarta Hadiningrat. Beliau bertemu dengan Sri Susuhunan Paku Buwana X. Keduanya membahas struktur Dewan Karaton atau Rijkraad. Lembaga legislatif Kerajaan ini dipimpin oleh KGPH Hangabehi. Rupanya kerajaan Serdang sudah mulai menerapkan sistem monarkhi konstitusional. Konsep trias politika memang cocok untuk masyarakat modern. Ini demi memadukan unsur peradaban secara akulturatif. Alangkah mulia bila tetap berlanjut.




Sumbangsih kerajaan Serdang nyata sekali. Pergerakan nasional berhubungan dengan lahirnya beragam organisasi. Konggres Syarikat Islam tahun 1914 di Surabaya dipimpin oleh HOS Tjokroaminoto. Sultan Sulaiman Syariful Alam Shah diundang sebagai tamu kehormatan. Bahkan nanti didaulat sebagai anggota dewan pembina Syarikat Islam. Beliau juga menjadi dewan pertimbangan Perguruan Taman Siswa untuk wilayah Sumatera Utara. Dalam pergerakan nasional beliau amat aktif, bersama dengan bangsawan Istana Langkat, Tengku Amir Hamzah. Sastrawan besar ini dikenal sebagai pelopor pujangga baru. Masa ini gemilang atas tumbuhnya kesusasteraan.




Kuat dakam prinsip, luwes di lapangan. Pergaulan luas lintas batas dilakukan keluarga kerajaan. Pada tahun 1944 Sultan Sulaiman Syariful Alam Shah berhubungan erat dengan Tengku Muhammad Hasan. Kelak menjabat sebagai Gubernur Sumatera. Para pejabat Kasultanan Serdang, Deli dan Langkat banyak yang berhubungan dengan Dr Radjiman Wedyadiningrat, Ketua BPUPKI atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Periode sejarah berubah warna.




Peran warga transmigrasi dalam pembangunan istana cukup nyata. Istana Maimun dan Istana Serdang mendapat bantuan tenaga sukarela. 




Kemakmuran warga Medan Sumatera Utara didukung oleh lancarnya pelabuhan Belawan. Sejarah masa lampau akrab dengan dunia maritim. 




E. Lalulintas Barang lewat Pelabuhan Belawan. 




Adanya Pelabuhan Belawan yang dibangun Kerajaan Deli perlu dikenang. Generasi muda hendaknya belajar sejarah pelabuhan. 




Barang ekspor impor mesti berhubungan dengan pelabuhan. Menejemen pelabuhan merupakan bagian penting mewujudkan peradaban yang kokoh. 




Lalulintas barang dan jasa terjadi setiap hari lewat pelabuhan Belawan. Warga Medan Sumatera Utara bangga dengan sejarah pelayaran masa silam. 




Perantau Jawa memegang ajaran leluhur. Mereka biasa kerja bakti, gugur gunung, gotong royong, sambatan, rewang. 




Bangunan istana Maimun dilakukan dengan semangat kebersamaan. Sinuwun Paku Buwana IX hadir saat awal pembangunan yang dimulai tanggal 26 Agustus 1887.




Kawula Karaton Surakarta Hadiningrat yang bekerja di Medan dan Serdang dihimbau untuk turut serta dalam kerja istana. Secara bergiliran mereka membantu tenaga. Kerja bakti bergiliran tanda hormat. 




Inilah bukti nyata sikap kebersamaan. Pengakuan atas perubahan disikapi dengan bijak. Pada tanggal 5 Oktober 1945 Kasultanan Serdang, Kasultanan Langkat, Kasultanan Deli sepakat bergabung pada Pemerintah Republik Indonesia. Ketiga kerajaan ini dengan sepenuh jiwa raga turut membantu berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ini fakta historis yang terbukti dengan tulisan.


Perubahan besar sedang terjadi. Gelombang pasang surut. 




Sayang seribu sayang. Ada elemen masyarakat yang perlu diberi pelajaran dan peringatan. Pada tanggal 3 juli 1946 mendapat serangan PESINDO KIRI. Organisasi Pergerakan Sosilisme Indonesia itu menjalankan program dengan kekerasan. Bahkan lebih sering melakukan tindak kriminal. Mereka melakukan kekacauan di seluruh swapraja. Setelah keadaan reda damai, sejarah harus diluruskan kembali. Kesalah pahaman diuraikan dengan rasa kebersamaan.




Pelan pelan situasi mereda. Kenyataan berbicara dengan sebenarnya. Hubungan antara Kasultanan Melayu dengan Pemerintah RI selalu harmonis sampai sekarang. Kasultanan Melayu Deli, Langkat dan Serdang menitik beratkan pada kegiatan budaya. Jauh dari kegiatan politik praktis. Dengan dukungan pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai kebudayaan Melayu Sergai berkembang dengan elok nan menawan. Cocok untuk bahan ajar di sekolah. Sebagai bahan muatan lokal di sekolah.




Untung sekali bagi warga Sergai. Sejak tahun 2013 Ir H Soekirman menjabat sebagai Bupati Sergai. Istana kasultanan Serdang dijadikan pusat kegiatan budaya. Kontribusi riil sangat dimanfaatkan oleh masyarakat. Tengku Erry Nuradi selaku Pembesar Propinsi Sumatera Utara memberi dukungan maksimal. Sei Ular yang membelah Perbaungan seolah olah menghidupkan ibukota Kesultanan Serdang Darul Arif.




Peran ibu ibu juga amat penting. Hj Marliah Soekirman bergandengan erat dengan Hj Evi Diana Sitorus. Keberadaan Tengku Ryan Novendi sebagai wakil generasi millenial amat penting. Ibunda Hj Evi Diana Sitorus mengajarkan kesahajaan kesopanan kesusilaan keramahan kemurahan. 




Pembangunan istana berjalan lancar. Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Adaptif dalam segala cuaca. Putri kerajaan biasa berkiprah dalam bidang budaya.




Kerja sama bersatu padu untuk maju. Hidup harus saling menasihati. Nasihat sang ibu terkait dengan pengalaman sebagai anggota DPRD Propinsi Sumut. Tentu saja Ibu Hj Evi Diana Sitorus sebagai ketua penggerak PKK Kabupaten Serdang Bedagai dan PKK Propinsi Sumatera Utara menambah bobot. Tengku Ryan Novandi mendapat ilmu pengetahuan dari sumber langsung. Mata air kebijaksanaan mengalir jernih.




Terkenal sekali Selat Malaka mengalirkan pelajaran hidup. Pengalaman adalah guru yang terbaik. Tengku Muhammad Ryan Novandi selalu berkiprah. Ketua bidang investasi BPD HIPMI Sumut 2017-2020. Wakil ketua umum bidang pembinaan jaringan PW JAPNAS Sumut 2017-2022. Presiden JCI Medan 2018. Senator JCI Medan 2018-2020. Wakil ketua Gerakan Pemuda Alwasliyah Medan 2019-2020. MABMI Medan 2020-2025. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemaslahatan umat dan rakyat. Daratan dan lautan menyediakan kenikmatan. Dengan seni hidup lebih indah.




Berakit rakit ke hulu. Berenang renang ke tepian. Bersakit sakit dahuku. Betsenang senang kemudian. Bekal hidup cukup untuk membina bahtera. Kegiatan Tengku Ryan Novandi mendapat dukungan penuh dari Ariska Putri Pertiwi. Istri tercinta ini memberi seorang buah hati. Semangat berjuang untuk kemakmuran negeri senantiasa menyala dalam hati sanubari. Lancar kaji karena diulang. Pasak jalan karena ditempuh. Dengan agama hidup akan terarah.




Dengan ilmu hidup lebih mudah. Ilmu adalah pelita. Al ilmu al nur. Kepada siapa pun Tengku Ryan Novandi belajar tentang kehidupan. Ir H Soekirman Bupati Sergai diajak membahas tentang kesejahteraan rakyat pada tanggal 27 Nopember 2020. Bertempat di Rumah Kayu Medan. Tengku Ryan menawarkan konsep Sergai yang unggul, inovatif dan berbudaya. Tawaran ideal untuk menyongsong masa depan.




Tukar pikiran, mengasah gagasan. Dialog antar generasi terselenggara. Ir H Soekirman selaku Bupati Serdang Bedagai pun memberi penjelasan yang meyakinkan. Dimulai dengan paparan mengenai tata kelola pemerintan yang bersih, jujur, transparan dan melayani. Untuk itu diperlukan pengalaman, wawasan, kepedulian yang memadai. Semua konsep itu ditujukan untuk menjunjung tinggi kepentingan dan kebutuhan rakyat Serdang Bedagai. Semua berjalan lancar mulus halus. Berkat usaha yang tulus.




Kasultanan Serdang menjadi sumber energi. Untuk itulah H Soekirman menyempatkan berdialog tentang nilai kearifan lokal. Sejarah menyediakan kearifan lokal yang tiada habis habisnya untuk digali. Sebagai sarana membentuk pribadi paripurna.




Masa depan dirumuskan pada hari ini. Dari sejarah itu pula kebajikan tersedia. Ir H Soekirman sebagai pemimpin mengajak untuk menghormati Sejarah Kasultanan Serdang. Dengan berpijak pada kekayaan nilai budaya Melayu Sergai, Tengku Ryan Novandi berusaha mengabdi pada Serdang Bedagai. Dengan ketulusan hati, Tengku Ryan berbakti pada ibu pertiwi. Dengan semangat tekat kuat, Tengku Muhammad Ryan Novandi berjuang mewujudkan kesejahteraan rakyat jiwa raga lahir batin awal akhir.




Sumber kearifan sudah tersedia. Pelajaran atas sejarah kesultanan Serdang adalah kemuliaan. Perawatan atas istana Kasultanan Serdang merupakan bentuk penghormatan nyata Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai atas semboyan Tanah Bertuah Negeri Beradat yang masyhur.




Kesultanan Serdang Darul Arif pada masa kini, selalu berusaha melestarikan budaya. Bersama dengan Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai Sumatra Utara, kebudayaan akan semakin jaya maju lestari.




Program transmigrasi yang dilakukan sejak tahun 1819 berbuah manis. Proses pembauran antar suku berjalan lancar. Perkawinan antar golongan sudah terbiasa. Inilah praktek Bhinneka Tunggal Ika. Berbeda beda tetapi tetap satu. Warga transmigrasi menghayati ajaran leluhur. 




Tenaga bahu suku lan panemu dipersembahkan buat kejayaan Kasultanan Deli. Istana Maimun mendapat bantuan dari warga transmigrasi. Secara bergiliran mereka turut kerja bakti. 




Istana Maimun Medan berdiri kokoh megah indah mewah meriah. Beralamat di Jl Brigjend Katamso 66 Medan Sumatera Utara. Peninggalan Sultan Makmoen Al Rasyid sungguh mengokohkan jatidiri dan kepribadian bangsa. Tentu hal ini didukung adanya pelabuhan laut yang layak. 




Pelabuhan Belawan Medan Sumatera Utara berguna untuk memperlancar roda ekonomi. Pusat lalulintas perdagangan ini telah membuat kesejahteraan rakyat.






 SEJARAH PELABUHAN BELAWAN MEDAN SUMATERA UTARA. 









Oleh: Dr. Purwadi M.Hum.


Ketua Lembaga Olah Kajian Nusantara – LOKANTARA


Hp 087864404347




A. Pembangunan Pelabuhan Belawan Medan. 




Pelabuhan Belawan terletak 24 km dari kota Medan. Tempat lalulintas barang dan jasa kebanggaan warga Sumatera Utara. 




Belawan sebagai pelabuhan dibangun oleh Sultan Deli. Dulunya berada di Sungai Deli. Sesuai dengan perkembangan situasi, pada tahun 1915 dari Sungai Deli pindah ke Sungai Belawan hingga kini. 




Tuanku Panglima Gocah Pahlawan membangun palabuhan demi lancarnya roda ekonomi. Raja Deli yang memerintah tahun 1632 - 1668 ini ahli kelautan dan pelayaran. 




Dari masa ke masa peran Sultan Deli sungguh penting dalam memajukan kehidupan maritim. Angkatan laut dibangun demi mewujudkan kejayaan maritim. 




Sultan Makmun Al Rasyid berkuasa tahun 1873-1924. Pelabuhan semakin jaya. Perdagangan membuat rakyat sejahtera. Masyarakat cukup sandang pangan papan. 




Pada tahun 1915 Sultan Makmun Al Rasyid memindahkan pelabuhan dari Sungai Deli menuju Sungai Balawan. Maka pelabuhan ini dinamakan pelabuhan Belawan. 






Jasa Kasultanan Deli amat besar bagi terwujudnya pelabuhan Belawan. Perlu kiranya diketahui seluk beluk terjadinya kasultanan Deli yang terkenal agung dan anggun. 




Istana Maimun dibangun pada tanggal 26 Agustus 1887. Kasultanan Deli saat itu diperintah oleh Sultan Makmoen Al Rasyid. Seorang raja yang terkenal pandai bijak bestari. Termasyur karena wibawa pribadi nan mempesona. 




Lantai istana Maimun yang dibuat oleh Sultan Makmoen Al Rasyid terdiri dari dua tingkat. Terbagi menjadi tiga bagian. Yakni bagian induk, balai samping kiri dan balai samping kanan. Berdiri kokoh indah megah mewah meriah. Berwibawa sepanjang sejarah yang terarah. 




Resmi sudah proses pembangunan istana Kasultanan Deli. Bentuk bangunan memadukan unsur Melayu, Mughal India dan Romawi Eropa. Benar benar bikin bangga. Mulai dari rakyat pedesaan perkotaan dan pegunungan. 




Tanggal 18 Mei 1891 Istana Maimun resmi digunakan untuk melakukan pelayanan publik. Tata kelola pemerintahan dilaksanakan dengan rapi tertib. Rakyat Kasultanan Deli mengalami masa jaya makmur. 




Undangan peresmian disebarkan ke seluruh kerabat kerajaan Nusantara. Antar Kraton terjalin persahabatan yang akrab. Karaton Surakarta Hadiningrat mengutus putra mahkota. Beliau adalah Gusti Raden Mas Malikul Khusna. 




Kedatangan beliau di Istana Maimun pada tanggal 15 Mei 1891. Selama jadi tamu kerajaan, sempat pula berkunjung ke Kasultanan Langkat dan Kasultanan Serdang. Pisowanan sesama raja untuk menjaga kharisma utama. 




Kunjungan ini diulangi lagi tahun 1915. Beliau sudah jadi raja Surakarta Hadiningrat dengan gelar Sri Susuhunan Paku Buwana X. Tradisi ini merupakan kelanjutan yang telah dirintis oleh para leluhur. Misalnya sejarah pertemuan Tamasek tahun 1819.




Orang Jawa merantau ke pulau Sumatera atas undangan Kasultanan Deli. Warga transmigrasi diberi tugas yang terhormat dan bermartabat. 




Termasuk pembangunan istana Maimun tahun 1887. Asal usul hubungan ini terjadi saat Raffles mendirikan kota Tamasek Singapura yang terkenal. 


Pada tanggal 6 Pebruari 1819 diselenggarakan pertemuan Kraton Nusantara. Bertempat di kota Tamasek Singapura. Hari tanda ulang tahun negeri Singapura sampai kini. 




Hadir perwakilan kerajaan dari Ternate, Tidore, Goa, Tallo, Buton, Banjar, Cirebon, Surakarta Hadiningrat, Yogyakarta, Paku Alaman, Langkat, Deli, Serdang, Mangkunegaran. Mereka diundang dalam rangka peresmian Singapura sebagai sentral bisnis. 




Wakil dari Karaton Surakarta Hadiningrat dipimpin oleh GKR Kencono Wungu. Beliau adalah garwa prameswari Sinuwun Paku Buwana IV yang memerintah tahun 1788-1820. Delegasi Surakarta berjumlah 67 orang. 




Utusan ini terdiri dari unsur kepatihan, mandra budaya, purwa kinanthi, pengrawit dan penari. Rombongan berangkat dari pelabuhan Tanjung Emas Semarang menuju Tamasek Singapura. 




Diskusi antar raja menghasilkan beberapa informasi penting. Kasultanan Serdang, Deli dan Langkat membuka perkebunan kelapa sawit, karet, coklat, tembakau. Dibutuhkan tenaga dari Pulau Jawa, setelah diadakan pelatihan. 




Tenaga dari Jawa meliputi administrasi, transportasi, koki, tukang kayu, seniman. Sebagian tenaga manual yang bisa bekerja di sawah dan kebun. Malah sebagian mendapat kehormatan untuk bekerja di istana Kasultanan Deli. 




Ahli yang datang berasal dari Blitar, Ponorogo, Pacitan, Madiun, Wonogiri, Boyolali, Blora, Pati, Banyumas, Purworejo. Program transmigrasi berjalan lancar gancar. 




Tempat yang dituju yaitu Lubuk Pakam, Tanjung Morawa, Galang yang menjadi wilayah kekuasaan Sultan Deli. Lantas daerah Tebing Tinggi, Perbaungan dan Sei Rampah. Daerah ini dalam ranah kekuasaan Sultan Serdang. 




Kordinasi dilakukan dengan teliti cermat tepat. Sultan Langkat juga menyediakan tempat serta fasilitas yang sangat layak. Pendatang dari Jawa bisa bekerja dengan aman nyaman. 




Transmigrasi pada awalnya memang jasa diplomasi GKR Kencono Wungu atau Raden Ajeng Sukaptinah. Beliau bisa meyakinkan Kasultanan Deli, Serdang dan Langkat. Bahkan tenaga pikiran dan keahlian kerap dipakai Sultan Makmoen Al Rasyid. 




Warga transmigrasi betah tinggal di tanah Sumatera. Mereka hidup makmur sejahtera bahagia lahir batin. Kehormatan dan keberuntungan diwariskan secara turun tumurun. 




Cemerlang sekali prestasi warga transmigrasi. Pada tahun 1870 tenaga ahli dari Salatiga datang. Atas bantuan Sinuwun Paku Buwana IX yang memerintah tahun 1861-1893. Beliau berhubungan baik dengan istana Maimun. 




Pendatang dari Jawa terjadi lagi pada tahun 1915 atas bantuan Sinuwun Paku Buwana X. Beliau malah mengantar sampai tanah Sumatera. Raja Deli, Serdang dan Langkat menyambut dengan penuh rasa hormat. 




Tahun 1958 transmigrasi dilakukan dengan beda tempat. Umumnya tertuju daerah Metro Lampung. 




Daerah Jambi dijadikan tujuan transmigrasi tahun 1974. Mereka berasal dari Boyolali, Purwodadi dan Sragen. 




Bengkulu jadi tujuan transmigrasi tahun 1981. Mereka datang di daerah Muko Muko. 




Untuk kawasan Sumatera Utara terjadi kemajuan pola pikir. Transmigrasi dilakukan dengan swakarsa. Datang transmigrasi dengan kemampuan ketrampilan dan jaringan yang luas. 




Umumnya warga transmigrasi berhasil membangun hubungan baik dengan penguasa kerajaan. Terjadilah hubungan kerja yang saling menguntungkan. 




Dalam hubungan kerja ini warga transmigrasi mengedepankan prinsip kayungyun dening pepoyaning kautaman. 




Tenaga warga transmigrasi digunakan terus. Ini bentuk kehormatan dari istana. 




Hendaknya generasi muda belajar sejarah Pelabuhan Belawan. Agar mengenal strategi mengembangkan bidang maritim yang dirintis oleh raja Kasultanan. 




B. Jasa Para Sultan dalam Membangun Pelabuhan Belawan. 




Raja yang pernah berjasa membangun pelabuhan Belawan harus dihormati. Yakni para raja kasultanan Deli, Kasultanan Serdang dan Kasultanan Langkat. 




Istana Maimun dibangun dengan pola kerja sama. Warga transmigrasi dengan sukarela membantu tenaga sukarela. Mereka punya sikap rumangsa melu handarbeni. 




Transmigrasi didukung oleh Sulltan Deli, Serdang dan Langkat. Inilah yang membuat warga transmigrasi tersanjung. Mereka ingin berbalas budi. 




Kemurahan Kasultanan Deli, Serdang dan Langkat bagi warga transmigrasi dicatat dengan tinta emas. Hutang budi ini dikenang sepanjang masa. 




Kerajaan Serdang Darul Arif membangun peradaban berdasarkan keutamaan. Bagi warga transmigrasi, Sultan Serdang berbudi luhur yang mengagumkan. 




Peradaban besar dilakukan oleh Kerajaan masa silam. Sejarah berdirinya kerajaan Serdang berhubungan erat dengan Kesultanan Deli dan Kesultanan Langkat. Warga transmigrasi mengenang prestasi gemilang yang diukir dengan penuh pesona.




Transmigrasi berhasil dengan gemilang. Berturut turut raja yang memerintah Kesultanan Deli, yaitu:


1. Tuanku Panglima Gocah Pahlawan, tahun 1632-1668.




2. Tuanku Panglima Parungit, tahun 1668-1698.




3. Tuanku Panglima Padrap, tahun 1698-1728.




4. Tuanku Panglima Pasutan tahun, 1728-1761.




5. Tuanku Panglima Gandar Wahid, tahun 1761-1805.




6. Sultan Awaluddin Mangendar, tahun 1805-1850.




7. Sultan Osman Alam Shah, tahun 1850-1858.




8. Sultan Mahmud Al Rasyid, tahun 1858-1873.




9. Sultan Makmun Al Rasyid, tahun 1873-1824.




10. Sultan Osman Al Sani, tahun 1924-1945.




11. Sultan Perkasa Alam Shah, tahun 1945-1967.




12. Sultan Azmy Perkasa Alam Al Haj, tahun 1967-1998.




13. Sultan Osmab Perkasa Alam, tahun 1998-2005.




14. Sultan Mahmud Lamanjiji Perkara Alam, tahun 2005-2020.




Dalam kekerabatan Kesultanan Melayu, para raja masih ada hubungan famili. Antara sultan Serdang dengan Para Sultan Langkat pun berhubungan erat. Warga transmigrasi peduli istana. Adapun para Sultan Langkat yakni:


1. Panglima Dewa Shahdan, tahun 1568-1580.




2. Panglima Dewa Sakti, tahun 1580-1612.




3. Raja Kahar, tahun 1612-1673.




4. Bendahara Raja Badiuzzaman, tahun 1673-1754.




5. Raja Kejuruhan Hitam, tahun 1754-1818.




6. Raja Ahmad bin Raja Indra Bungsu, tahun 1818-1840.




7. Tuanku Sultan Musa Al Khalid Al Mahadiah Muazzam Shah, tahun 1840-1893. 




8. Tuanku Sultan Abdul Aziz Abdul Jalil Rahmad Shah, tahun 1893-1927.




9. Tuanku Sultan Mahmud Abdul Jalil Rahmad Shah, tahun 1927-1948.




10. Tengku Athaar, tahun 1948-1990.


11. Tengku Mustafa Kamal Pasha, tahun 1990-1999.




12. Tengku Herman Shah, tahun 1999-2001.




13. Tuanku Sultan Iskandar Hilali Abdul Jalil Rahmad Shah Al Haj, tahun 2001-2003.




14. Tuanku Sultan Azwar Abdul Jalil Rahmad Shah Al Haj, tahun 2003-2020.




Program transmigrasi sukses selalu berhubungan dengan jasa kerajaan. Penulisan urutan raja berguna untuk memahami sistem kerajaan. Pewarisan nilai pun mudah dipetakan.




Keluarga transmigrasi senang hati pada istana. Sedangkan para raja kasultanan Serdang Darul Arif yakni:


1. Tuanku Umar Johan Pahlawan Alam Shah, tahun 1723-1767.




2. Sultan Amab Johan Pahlawan Alam Shah, tahun 1767-1817.




3. Sultan Thaf Sinar Basyar Shah 1817-1850.




4. Sultan Basyaruddin Syariful Alam Shah, tahun 1850-1879.




5. Sultan Sulaiman Syariful Alam Shah, tahun 1879-1946.


6. Tuanku Rajih Anwar, tahun 1946-1960.




7. Sri Sultan Tuanku Abu Nawar Sharifaullah Alam Shah Al Haj, tahun 1960-2001.




8. Sri Sultan Tuanku Lukman Sinar Bashar Shah, tahun 2001-2011.




9. Sri Sultan Tuanku Ahmad Thalla Syariful Alam Shah, tahun 2011-2020.




Dukungan pada warga transmigrasi sangat berarti. Kerajaan Serdang masih berlangsung hingga kini. Kehidupan kerajaan dalam rangka keseimbangan jiwa raga. 




Lahir batin harus berjalan selaras serasi seimbang. Maka perlu belajar dari peradaban istana. Dari sinilah ide awal membangun pelabuhan Belawan. 




C. Pelabuhan Belawan Lambang Kejayaan Maritim. 




 Istana Maimun merupakan Laboratorium Kearifan Lokal. Tuanku Panglima Gocah Pahlawan raja Deli membangun dasar dasar kehidupan maritim. 




Maka dibangunlah pelabuhan Deli yang berada di Sungai Deli. Terus dipindahkan ke Sungai Belawan. Karena perkembangan jaman. 




Kearifan lokal perlu digalu. Istana Maimun memberi pelajaran masa silam. Agar menjadi insan berbudi. 




Gagasan Luhur tentang warga transmigrasi berhubungan dengan kerja bakti. Pembangunan istana dibantu dengan tenaga sukarela. 




Istana Deli, istana Serdang dan istana Langkat punya gagasan luhur tentang konsep transmigrasi. 


Kesadaran untuk melestarikan sistem kerajaan perlu diberi tempat yang tepat.




 Rumusan konsep transmigrasi pada era modern ini sangat penting. Supaya tidak terjadi salah paham antar warga bangsa. Keselarasan menjadi cara utama.




Pada hari Senin tanggal 30 Desember 2020, Ir H Soekirman, Bupati Serdang Bedagai Sumatra Utara melakukan ziarah di makam Sultan Sulaiman Syariful Alam Shah. Raja Kasultanan Serdang ini memerintah tahun 1879-1946. Makam raja Serdang ini berada di sebelah barat Masjid Raya Perbaungan.




Kasultanan Serdang Darul arif mengutamakan kearifan. Suri teladan banyak ditemukan dalam perjalanan kebijakan pemerintahan Sultan Serdang. Peribahasa Melayu Sergai mengajarkan keluhuran. Gajah mati meninggalkan gading. Harimau mati meninggalkan belang. Manusia mati meninggalkan nama.




Dalam perjalanan sejarah mesti berlaku pasang surut. Ajaran warisan nenek moyang ini sangat dihayati oleh Tengku Muhammad Ryan Novandi. Hal ini didukung benar oleh para pemangku adat Sergai. Darul arif berarti rumah pengetahuan.




Ilmu menyinari alam raya. Nilai Luhur yang bersumber dari sejarah kerajaan dapat menjadi panduan masa kini. Semasa hidupnya manusia harus punya nilai yang berguna. Yakni nama yang harum, karena jasa dan perjuangan yang agung. Nilai


keluhuran budaya Sergai sudah diwariskan oleh Tuanku Umar Johan Pahlawan Alam Shah. Beliau adalah raja Kasultanan Serdang yang memerintah tahun 1723-1767. Pancaran kejuangan menerangi jagad raya.




Sumber kearifan perlu dikaji secara ilmiah akademis. Dalam berbagai forum Ir H Soekirman, Bupati Sergai menekankan arti penting sejarah peradaban. Leluhur Tengku Ryan Novandi ini memang raja yang bijak bestari, berwibawa dan selalu memikirkan nasib rakyat. Wujud kesalahan sosial, sebagaimana tersurat dalam pantun Melayu.




Rahmatan lil Alamin, sifat rahman rahim, bertaburan ke segala penjuru. Kepedulian Raja Serdang pada rakyat pantas dijadikan sebagai suri teladan oleh generasi millenial. Pada tahun 1725 Tuanku Umar Johan Pahlawan Alam Shah membawa tim ekonomi ke daerah Lasem Rembang Jawa Tengah. Mereka melakukan studi lapangan yang menggabungkan teori dan praktik. Tim ekonomi Kasultanan Serdang belajar menejemen produksi trasi. Kegiatan ini dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Sergai secara kreatif. Budaya Melayu menyumbangkan kebijaksanaan.




Kunjungan kenegaraan dilacak, agar wawasan aparat bertambah luas. Kota Lasem Rembang memang pusat pengembangan maritim yang besar. Potensi kelautan, pelayaran, perdagangan maju dan modern sekali. Pelabuhan Lasem Rembang memiliki fasilitas lengkap. Meliputi perkantoran, transportasi, penginapan, pergudangan, pemasaran, wisata, kuliner serta perpustakaan. Refleksi historis menerangkan pemikiran sistematis. Perpustakaan sumber informasi.




Ekonomi kuat, negara bertambah sehat. Perekonomian berlanjut urut patut. Kedatangan Tim ekonomi Kerajaan Serdang disambut hangat oleh Raja Mataram, Kanjeng Sinuwun Amangkurat Jawi. Hubungan diplomasi antara Kasultanan Serdang dengan Kerajaan Mataram terjalin akrab. Kedua belah pihak saling bertukar cindera mata. Kerja sama ini dilaksanakan demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sesuai dengan UUD 1945 yang memajukan kesejahteraan umum. Kitab warisan kerajaan menawarkan petunjuk hidup.




Hendaknya warga transmigrasi belajar sejarah istana Maimun. Agar terjadi suasana harmoni. 




Labuh labet atau jasa pengorbanan amat dihargai. Warga transmigrasi diharapkan mau mengerti asal usul bibit kawit. 




Pelaku sukses generasi transmigrasi terjadi pada semua bidang. Meliputi politik, ekonomi dan budaya. 




Pujangga kerajaan berpikir kedamaian. Nasihat Ir H Soekirman pada yang muda memberi pencerahan. Sebagai keturunan langsung Dinasti Kasultanan Serdang, tentu saja Tengku Ryan berusaha melanjutkan tradisi kejuangan. Ketika membaca sejarah masa lampau, tentu banyak pelajaran yang bisa diambil.




 Kerajaan Serdang lantas dipimpin oleh Sultan Aman Johan Pahlawan Alam Shah tahun 1767-1817. Kasultanan Serdang makin makmur sejahtera bahagia. Inilah tujuan bernegara.




Gelar kerajaan punya konsekuensi tindakan. Para Raja Serdang bekerja ulet untuk membangun segala bidang. Pertanian menyediakan pangan berlimpah ruah. Perkebunan mendatangkan barang komoditas mahal. Perdagangan memberi keuntungan berlipat ganda. Seluruh rakyat negeri dalam keadaan suka gembira. Semua merasa aman damai. Kerajaan Serdang Darul Arif sumbernya kearifan lokal.




Wacana seluk beluk kerajaan mendapat perhatian dari generasi penerus. Dalam dialog kebudayaan di rumah kayu, Tengku Muhammad Ryan Novandi yang lahir di Medan pada tanggal 7 Nopember 1992 ini suka sejarah masa silam. Dengan belajar dirinya bisa bercermin tentang peradaban. Tengku Ryan Novandi belajar di SD Harapan 1 Medan, SMP Harapan 1 Medan, SMA 1 Medan. Selama menempuh pendidikan inilah jiwanya selalu terasah dengan nilai kearifan lokal. Memang sebaiknya punya akar budaya sendiri. Terutama dari sistem kerajaan.




Pengetahuan dan pengalaman bergerak maju. Secara pribadi ilmu pengetahuan diusahakan terus menerus. Jiwa kebangsaan semakin terpatri mendalam setelah menempuh kuliah Bachelor of International Business Kuala Lumpur Malaysia tahun 2004. Lalu ilmunya diperdalam lagi dengan mengambil program Master of International Business di Boston Amerika Serikat tahun 2015. Kepribadian makin mantab yang didukung pendidikan. Inilah makna Darul Arif.




Para Sultan diajak rembugan. Menurut Ir H Soekirman, kepribadian perlu diasah lewat pendidikan dan pengalaman. Lengkap sudah wawasan lokal nasional global sebagai bekal pengabdian pada masyarakat luas. Peranan para Sultan sebatas bidang kebudayaan.




Rumusan pujangga istana tepat sekali. Butir butir kearifan lokal masih relevan. Kebesaran masa lampau menjadi inspirasi bagi Tengku Ryan Novandi. Pertemuan Sultan Aman Johan Pahlawan Alam Shah dengan Kanjeng Sinuwun Paku Buwana IV, Raja Karaton Surakarta Hadiningrat terjadi pada tahun 1803 di Kota Tamasek Singapura. Pembicaraan pokok kedua pemimpin mengenai tata niaga gatam. Permaisuri Sinuwun Paku Buwana IV bernama Kanjeng Ratu Kencono Wungu. Beliau direktur pabrik garam Kalianget Madura. Pernah datang ke Perbaungan untuk membicarakan strategi pemasaran garam. Sistem ekonomi kerajaan juga menciptakan kemakmuran.




Darul Arif berkaitan dengan katalog pustaka. Buku referensi bisa menjadi bahan pertimbangan. Perhatian Tengku Ryan pada perjuangan Kasultanan Serdang selalu tinggi. Misalnya kiprah keutamaan Sultan Thaf Sinar Basyar Shah. Beliau menjadi raja Serdang tahun 1817-1850. Demi memajukan budaya Melayu, para pakar diminta untuk menyalin ulang kitab kitab klasik. Kesusateraan Melayu berkembang di Aceh lewat tangan pujangga Hamzah Fansuri, Syekh Abdur Rauf Singkel dan Syamsudin Al Sumatrani. Karya karyanya lestari sepanjang masa.




Kajian akademik membuktikan pujangga Karaton memang hebat. Buku karangan Pujangga Kerajaan Samudra Pasai, Nuruddin Ar Raniri ditulis dan diperbanyak. Judulnya kitab Bustanus Salatin, yang berarti taman para raja. Isinya tentang Ketuhanan, kemanusiaan, kebangsaan, kerakyatan dan keadilan. Secara akademik kerap dikaji buat penyusunan ilmu pengetahuan.




Kesusateraan Melayu berkembang di Kasultanan Serdang. Sultan Thaf Sinar Basyar Shah seorang raja yang mengutamakan nilai budaya. Seniman Serdang yang berasal dari wilayah Pantai Cermin, Tanjung Beringin, Dolog Masihul, Sipispis, Sei Rampah, Tebing Tinggi diajak berguru di Pulau Penyengat, Tanjung Pinang. Di sini pula berkembang Sastra gurindam.




Bahasa menunjukkan bangsa. Studi banding Kesusateraan berhasil mencetak ahli pantun. Pada tahun1837 mereka belajar menyusun pantun Melayu. Terdiri atas pantun keagamaan, pantun orang tua, pantun jenaka dan pantun anak anak. Pendidikan karakter dibentuk dengan pendekatan budaya. Pantun Melayu sarana pembelajaran karakter buat para pelajar.




Anak negeri mengerti sejarah nenek moyang. Informasi masa silam dibaca Soekirman melalui buku silsilah, babad dab hikayat. Teknologi modern masuk ke wilayah Serdang Bedagai berkat usaha keras Sultan Basyaruddin Syarifatul Alam Shah. Beliau raja kasultanan Serdang yang memerintah tahun1850-1879.




 Ekspor tembakau tahun 1870 dilakukan dengan jumlah 3,5 juta kg. Tentu kas kerajaan penuh, negara pun amat makmur. Pembangunan rel kereta api mulai dari Medan sampai Aceh. Juga jalur kereta api dari Medan hingga Rantau Prapat, Labuhan Batu. Megah sekali adopsi teknologi modern. Kerajaan juga mendukung hadirnya modernisasi.


Sei Ular membelah kota Perbaungan. Sergai dekat dengan kota Medan.




Istana Maimun makin bersinar terang. Pembangunan stasiun dan rel Kereta Api dilakukan oleh Deli Spoorweg Maatschapipij Medan Aceh. Diresmikan oleh Sultan Sulaiman Syariful Alam Shah tahun 1883, yang mewakili Kasultanan Serdang. Sultan Mahmud Al Rasyid mewakili Kasultanan Deli. Sultan Al Sayyid Sharif Ismail mewakili Kasultanan Siak. Kepanitiaan dilaksanakan oleh Bahkoda Ngah Timbal, Wak Wak, Salein, Tok Manis, Dolah, Wakil, Penghulu Kampong Syah Bandar Hamid, Tuan Haji Cut. Istilah kerajaan yang indah, membuat suasana megah.




Kemegahan itu perlu diteruskan. Kerajaan Melayu punya prestasi gemilang. Tengku Ryan Novandi bertekad melanjutkan perjuangan luhur. Mereka berjasa menghiasi peradaban masyarakat dunia. Dari Sergai butir butir kearifan lokal dipersembahkan buat ibu pertiwi nan abadi.




Bangunan istana Maimun memancarkan kewibawaan. Masa silam punya kejayaan yang membanggakan. 




Jatidiri ekonomi nasional dapat diwujudkan dengan menejemen pelabuhan Belawan yang menawan. Perpaduan antara kepentingan nasional dengan global yang berpijak pada kearifan lokal. 





D. Pelabuhan Belawan Memperkokoh Jatidiri Ekonomi. 




Belawan adalah pelabuhan termahsyur. Pengelolaan pelabuhan dengan tertib bisa memperkokoh jatidiri bangsa. 




Ekonomi berjalan lancar berkat menejemen pelabuhan yang handal profesional. Tentu akan mendukung kokohnya kehidupan kultural. 




Program transmigrasi terbukti menjadi sarana ampuh untuk membina rasa kebangsaan. Pembauran antar suku adalah praktek kehidupan yang menjunjung tinggi nilai keberagaman. 




Prinsip Bhinneka Tunggal Ika telah membudaya. 


Kesultanan Serdang Memancarkan kewibawaan negeri. Jasa mereka berlimpah ruah. 




Pancaran kewibawaan bersumber dari tradisi bisa lebih lestari. Maka pembangunan kembali Istana Serdang Bedagai pada tanggal 7 Januari 2012. Istana megah mewah indah berwarna kuning cerah. Kepemimpinan Tengku Erry Nuradi – Soekirman menjadi pelopor utama.




Dwi tunggal seharusnya manunggal. Pemimpin Sergai melakukan tindakan nyata. Bupati Tengku Erry Nuradi didampingi Wakil Bupati Soekirman. Pewaris budaya Melayu berkewajiban untuk menganyam peradaban. Demi memperkokoh jati diri bangsa dan kepribadian nasional. Kesadaran kultural ini dijiwai betul oleh Tengku Muhammad Ryan Novendi. Sebagai cermin mulia atas keagungan sejarah Kesultanan Serdang yang terus memberi inspirasi untuk kembali pada tradisi.




Guru sejarah punya peran utama. Pengenalan sejarah sebaiknya diajarkan pada peserta didik. Pesan luhur itu dilanjutkan oleh sang ayah, Dr Tengku Erry Nuradi M.Si. Beliau menjabat Bupati Serdang Bedagai tahun 2005 -2013, Wakil Gubernur Sumatera Utara tahun 2013 – 2014. Kemudian menjadi Gubernur Sumatera Utara tahun 2014-2018. Tengku Rizal Nurdin abang Tengku Erry Nuradi juga menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara. Kasultanan Deli, kasultanan Langkat, kasultanan Serdang menambah Wibawa.




Penghormatan masa lalu diperlukan sikap rendah hati. Ir H Soekirman mendampingi Tengku Erry Nuradi tahun 2005-2013. Bupati dan Wakil Bupati Serdang Bedagai punya emosi sejarah yang kuat. Bahkan Ir H Soekirman menjadi Staf Ahli Tengku Rizal Nurdin, Gubernur Sumatera Utara. Beliau kakak kandung Tengku Erry Nuradi. Keduanya pewaris kerajaan besar.




Mereka punya kewajiban untuk pelestarian. Generasi muda tinggal melanjutkan rintisan para senior. Pada diri Tengku Ryan Novendi mengalir darah kepemimpinan. Tenaga pikiran keluarga agung ini dipersembahkan buat kemakmuran rakyat. Sebagaimana kebajikan yang ditanam oleh Kasultanan Serdang. Anak cucu memetik manisnya tanaman buah. Jasa leluhur dipahami secara jujur.




Manisnya peradaban karena pengakuan. Catatan emas menorehkan kenangan manis. Pada tahun


1905 Sultan Sulaiman Syariful Alam Shah datang ke Karaton Surakarta Hadiningrat. Beliau bertemu dengan Sri Susuhunan Paku Buwana X. Keduanya membahas struktur Dewan Karaton atau Rijkraad. Lembaga legislatif Kerajaan ini dipimpin oleh KGPH Hangabehi. Rupanya kerajaan Serdang sudah mulai menerapkan sistem monarkhi konstitusional. Konsep trias politika memang cocok untuk masyarakat modern. Ini demi memadukan unsur peradaban secara akulturatif. Alangkah mulia bila tetap berlanjut.




Sumbangsih kerajaan Serdang nyata sekali. Pergerakan nasional berhubungan dengan lahirnya beragam organisasi. Konggres Syarikat Islam tahun 1914 di Surabaya dipimpin oleh HOS Tjokroaminoto. Sultan Sulaiman Syariful Alam Shah diundang sebagai tamu kehormatan. Bahkan nanti didaulat sebagai anggota dewan pembina Syarikat Islam. Beliau juga menjadi dewan pertimbangan Perguruan Taman Siswa untuk wilayah Sumatera Utara. Dalam pergerakan nasional beliau amat aktif, bersama dengan bangsawan Istana Langkat, Tengku Amir Hamzah. Sastrawan besar ini dikenal sebagai pelopor pujangga baru. Masa ini gemilang atas tumbuhnya kesusasteraan.




Kuat dakam prinsip, luwes di lapangan. Pergaulan luas lintas batas dilakukan keluarga kerajaan. Pada tahun 1944 Sultan Sulaiman Syariful Alam Shah berhubungan erat dengan Tengku Muhammad Hasan. Kelak menjabat sebagai Gubernur Sumatera. Para pejabat Kasultanan Serdang, Deli dan Langkat banyak yang berhubungan dengan Dr Radjiman Wedyadiningrat, Ketua BPUPKI atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Periode sejarah berubah warna.




Peran warga transmigrasi dalam pembangunan istana cukup nyata. Istana Maimun dan Istana Serdang mendapat bantuan tenaga sukarela. 




Kemakmuran warga Medan Sumatera Utara didukung oleh lancarnya pelabuhan Belawan. Sejarah masa lampau akrab dengan dunia maritim. 




E. Lalulintas Barang lewat Pelabuhan Belawan. 




Adanya Pelabuhan Belawan yang dibangun Kerajaan Deli perlu dikenang. Generasi muda hendaknya belajar sejarah pelabuhan. 




Barang ekspor impor mesti berhubungan dengan pelabuhan. Menejemen pelabuhan merupakan bagian penting mewujudkan peradaban yang kokoh. 




Lalulintas barang dan jasa terjadi setiap hari lewat pelabuhan Belawan. Warga Medan Sumatera Utara bangga dengan sejarah pelayaran masa silam. 




Perantau Jawa memegang ajaran leluhur. Mereka biasa kerja bakti, gugur gunung, gotong royong, sambatan, rewang. 




Bangunan istana Maimun dilakukan dengan semangat kebersamaan. Sinuwun Paku Buwana IX hadir saat awal pembangunan yang dimulai tanggal 26 Agustus 1887.




Kawula Karaton Surakarta Hadiningrat yang bekerja di Medan dan Serdang dihimbau untuk turut serta dalam kerja istana. Secara bergiliran mereka membantu tenaga. Kerja bakti bergiliran tanda hormat. 




Inilah bukti nyata sikap kebersamaan. Pengakuan atas perubahan disikapi dengan bijak. Pada tanggal 5 Oktober 1945 Kasultanan Serdang, Kasultanan Langkat, Kasultanan Deli sepakat bergabung pada Pemerintah Republik Indonesia. Ketiga kerajaan ini dengan sepenuh jiwa raga turut membantu berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ini fakta historis yang terbukti dengan tulisan.


Perubahan besar sedang terjadi. Gelombang pasang surut. 




Sayang seribu sayang. Ada elemen masyarakat yang perlu diberi pelajaran dan peringatan. Pada tanggal 3 juli 1946 mendapat serangan PESINDO KIRI. Organisasi Pergerakan Sosilisme Indonesia itu menjalankan program dengan kekerasan. Bahkan lebih sering melakukan tindak kriminal. Mereka melakukan kekacauan di seluruh swapraja. Setelah keadaan reda damai, sejarah harus diluruskan kembali. Kesalah pahaman diuraikan dengan rasa kebersamaan.




Pelan pelan situasi mereda. Kenyataan berbicara dengan sebenarnya. Hubungan antara Kasultanan Melayu dengan Pemerintah RI selalu harmonis sampai sekarang. Kasultanan Melayu Deli, Langkat dan Serdang menitik beratkan pada kegiatan budaya. Jauh dari kegiatan politik praktis. Dengan dukungan pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai kebudayaan Melayu Sergai berkembang dengan elok nan menawan. Cocok untuk bahan ajar di sekolah. Sebagai bahan muatan lokal di sekolah.




Untung sekali bagi warga Sergai. Sejak tahun 2013 Ir H Soekirman menjabat sebagai Bupati Sergai. Istana kasultanan Serdang dijadikan pusat kegiatan budaya. Kontribusi riil sangat dimanfaatkan oleh masyarakat. Tengku Erry Nuradi selaku Pembesar Propinsi Sumatera Utara memberi dukungan maksimal. Sei Ular yang membelah Perbaungan seolah olah menghidupkan ibukota Kesultanan Serdang Darul Arif.




Peran ibu ibu juga amat penting. Hj Marliah Soekirman bergandengan erat dengan Hj Evi Diana Sitorus. Keberadaan Tengku Ryan Novendi sebagai wakil generasi millenial amat penting. Ibunda Hj Evi Diana Sitorus mengajarkan kesahajaan kesopanan kesusilaan keramahan kemurahan. 




Pembangunan istana berjalan lancar. Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Adaptif dalam segala cuaca. Putri kerajaan biasa berkiprah dalam bidang budaya.




Kerja sama bersatu padu untuk maju. Hidup harus saling menasihati. Nasihat sang ibu terkait dengan pengalaman sebagai anggota DPRD Propinsi Sumut. Tentu saja Ibu Hj Evi Diana Sitorus sebagai ketua penggerak PKK Kabupaten Serdang Bedagai dan PKK Propinsi Sumatera Utara menambah bobot. Tengku Ryan Novandi mendapat ilmu pengetahuan dari sumber langsung. Mata air kebijaksanaan mengalir jernih.




Terkenal sekali Selat Malaka mengalirkan pelajaran hidup. Pengalaman adalah guru yang terbaik. Tengku Muhammad Ryan Novandi selalu berkiprah. Ketua bidang investasi BPD HIPMI Sumut 2017-2020. Wakil ketua umum bidang pembinaan jaringan PW JAPNAS Sumut 2017-2022. Presiden JCI Medan 2018. Senator JCI Medan 2018-2020. Wakil ketua Gerakan Pemuda Alwasliyah Medan 2019-2020. MABMI Medan 2020-2025. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemaslahatan umat dan rakyat. Daratan dan lautan menyediakan kenikmatan. Dengan seni hidup lebih indah.




Berakit rakit ke hulu. Berenang renang ke tepian. Bersakit sakit dahuku. Betsenang senang kemudian. Bekal hidup cukup untuk membina bahtera. Kegiatan Tengku Ryan Novandi mendapat dukungan penuh dari Ariska Putri Pertiwi. Istri tercinta ini memberi seorang buah hati. Semangat berjuang untuk kemakmuran negeri senantiasa menyala dalam hati sanubari. Lancar kaji karena diulang. Pasak jalan karena ditempuh. Dengan agama hidup akan terarah.




Dengan ilmu hidup lebih mudah. Ilmu adalah pelita. Al ilmu al nur. Kepada siapa pun Tengku Ryan Novandi belajar tentang kehidupan. Ir H Soekirman Bupati Sergai diajak membahas tentang kesejahteraan rakyat pada tanggal 27 Nopember 2020. Bertempat di Rumah Kayu Medan. Tengku Ryan menawarkan konsep Sergai yang unggul, inovatif dan berbudaya. Tawaran ideal untuk menyongsong masa depan.




Tukar pikiran, mengasah gagasan. Dialog antar generasi terselenggara. Ir H Soekirman selaku Bupati Serdang Bedagai pun memberi penjelasan yang meyakinkan. Dimulai dengan paparan mengenai tata kelola pemerintan yang bersih, jujur, transparan dan melayani. Untuk itu diperlukan pengalaman, wawasan, kepedulian yang memadai. Semua konsep itu ditujukan untuk menjunjung tinggi kepentingan dan kebutuhan rakyat Serdang Bedagai. Semua berjalan lancar mulus halus. Berkat usaha yang tulus.




Kasultanan Serdang menjadi sumber energi. Untuk itulah H Soekirman menyempatkan berdialog tentang nilai kearifan lokal. Sejarah menyediakan kearifan lokal yang tiada habis habisnya untuk digali. Sebagai sarana membentuk pribadi paripurna.




Masa depan dirumuskan pada hari ini. Dari sejarah itu pula kebajikan tersedia. Ir H Soekirman sebagai pemimpin mengajak untuk menghormati Sejarah Kasultanan Serdang. Dengan berpijak pada kekayaan nilai budaya Melayu Sergai, Tengku Ryan Novandi berusaha mengabdi pada Serdang Bedagai. Dengan ketulusan hati, Tengku Ryan berbakti pada ibu pertiwi. Dengan semangat tekat kuat, Tengku Muhammad Ryan Novandi berjuang mewujudkan kesejahteraan rakyat jiwa raga lahir batin awal akhir.




Sumber kearifan sudah tersedia. Pelajaran atas sejarah kesultanan Serdang adalah kemuliaan. Perawatan atas istana Kasultanan Serdang merupakan bentuk penghormatan nyata Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai atas semboyan Tanah Bertuah Negeri Beradat yang masyhur.




Kesultanan Serdang Darul Arif pada masa kini, selalu berusaha melestarikan budaya. Bersama dengan Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai Sumatra Utara, kebudayaan akan semakin jaya maju lestari.




Program transmigrasi yang dilakukan sejak tahun 1819 berbuah manis. Proses pembauran antar suku berjalan lancar. Perkawinan antar golongan sudah terbiasa. Inilah praktek Bhinneka Tunggal Ika. Berbeda beda tetapi tetap satu. Warga transmigrasi menghayati ajaran leluhur. 




Tenaga bahu suku lan panemu dipersembahkan buat kejayaan Kasultanan Deli. Istana Maimun mendapat bantuan dari warga transmigrasi. Secara bergiliran mereka turut kerja bakti. 




Istana Maimun Medan berdiri kokoh megah indah mewah meriah. Beralamat di Jl Brigjend Katamso 66 Medan Sumatera Utara. Peninggalan Sultan Makmoen Al Rasyid sungguh mengokohkan jatidiri dan keprib.rel

Share:
Komentar

Berita Terkini