Bahlil Lahadalia ( tengah diapit Bambang Soesatyo dan Agus Gumiwang) terpilih aklamasi sebagai Ketua Umum Partai Golkar Periode 2024 - 2029.ist |
Jakarta | Garda.id
Sudah menduga sebelumnya Cakentum Partai Golkar adalah Bahlil Lahadalia. Sosok anak kampung yang lahir di Banda, Maluku Utara 7 Agustus 19763, kini berkibar di dunia politik Nasional, terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Umum Partai Golkar 2024 - 2029.
Dua hari setelah dilantik Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia terpilih aklamasi menjadi Ketua Umum DPP Golkar. Bahlil terpilih dalam Musyawarah Nasional (Munas) ke XI yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, sejak Senin – Selasa (20-21/8/2024).
Ketua Pimpinan Sidang Munas ke-XI Partai Golkar Adies Kadir mengambil suara seluruh peserta munas yang hadir memilih Bahlil Lahadalia sebagai ketum.
“Apakah seluruh hadirin yang hadir para peserta Munas setuju untuk kita tetapkan Bapak Bahlil Lahadalia menjadi ketua umum Partai Golkar?” tanya Adies Kadir dalam rapat. Peserta serentak “Setuju,” teriak para peserta ditutup tiga ketukan palu Adies Kadir.
Sebelum penetapan ketua umum, Adies Kadir meminta Bahlil Lahadalia untuk menyampaikan visi dan misinya di hadapan seluruh peserta. Adies Kadir didampingi pimpinan sidang lainnya diantaranya dari unsur DPD I Ketua DPD Golkar NTT Emanuel Melkiades Laka Lena, Ketua DPD Golkar Sumut Musa “Ijek” Rajekshah, dan Ketua DPD Golkar Jabar Ace Hasan Syadzily, serta Ketua AMPG Ilham Permana.
Ini Sosok Bahlil Lahadalia
Bahlil lahir dari seorang ayah yang berprofesi sebagai kuli bangunan dan ibunya sebagai tukang cuci. Terlahir dari keluarga yang serba keterbatasan itu, membuatnya tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan menjadikannya sebagi patarung yang tangguh.
Kemandiriannya itu terbukti saat ia duduk di bangku sekolah dasar, ia sudah membantu perekonomian keluarga dengan menjajakan kue di sekolah. Memasuki bangku SMP, ia juga sempat menjadi kondektur, di saat SMEA, ia menjadi sopir angkot secara part time. Walaupun begitu, Bahlil tetap menunjukan prestasinya di sekolah, bahkan ia pernah menjadi ketua OSIS.
Bermodalkan semangat, Bahlil berhasil daftar kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura, Papua. Semasa di bangku kuliah, ia dikenal sangat aktif menjadi pengurus senat mahasiswa hingga bergabung di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang membawanya menduduki posisi puncak sebagai Bendahara Umum PB HMI.
Pada tahun 2003, namanya terdaftar di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) tingkat kabupaten, provinsi, hingga ke pengurus pusat. Setelah memiliki berbagai pengalaman dalam organisasi dan memiliki pekerjaan bergaji tinggi, Bahlil memutuskan keluar dari pekerjaannya dan mendirikan perusahaannya sendiri. Inilah awal mula kesuksesan pria asal Papua ini.
Dengan melihat begitu banyak sumber daya alam yang melimpah di tanah Papua, ia jadikan peluang untuk membuka usahanya. Kini ia memiliki 10 perusahaan di berbagai bidang di bawah bendera PT Rifa Capital sebagai holding company.
Pada tahun 2015, kariernya sebagai pengusaha semakin lengkap saat Munas Himpungan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), peserta memilihnya menjadi Ketua Umum HIPMI untuk periode 2015-2018.
Dilansir dari berbagai sumber, sebelumnya, Bahlil Lahadalia adalah Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) periode 2015–2019. Bahlil juga memiliki 10 perusahaan di berbagai bidang di bawah bendera PT Rifa Capital sebagai holding company.
Di bidang politik, ia menjadi kader Partai Golkar. Ia mengenyam pendidikan di Sulawesi Tenggara mulai dari SD Negeri 1 Kolaka Timur hingga SMP Negeri 1 Kolaka. Dia kemudian pindah ke Fakfak untuk melanjutkan ke SMA YAPIS Fakfak. Bahlil memutuskan untuk belajar di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay di Jayapura, sebuah perguruan tinggi swasta local.
Selama menjadi mahasiswa, ia aktif di Himpunan Mahasiswa Islam di Papua. hingga akhirnya menjabat sebagai Bendahara Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam.
Setelah lulus kuliah, Bahlil dipekerjakan sebagai pekerja di Sucofindo, sebuah perusahaan milik negara. Bersama teman-temannya, ia kemudian mendirikan tiga perusahaan bernama PT Rifa Capital, PT Bersama Papua Unggul, dan PT Dwijati Sukses.
Dia memiliki PT Rifa Capital Holding Company dan 10 perusahaan lainnya, dan sebagian besar aktif di sektor transportasi dan properti.
Red