GEMES 2025 di Medan Sepi dan Tak Terurus, Anggaran Rp 1,9 Miliar Jadi Sorotan

Share:


Ini salahtugiat Gemes jadi sorotan.ist

MEDAN  | Garda.id

 Gelar Melayu Serumpun (GEMES) 2025, ajang budaya antarnegara yang digelar di Kota Medan, menuai sorotan tajam. Acara yang seharusnya menjadi panggung prestisius untuk mempererat tali budaya bangsa serumpun Melayu itu justru terlihat sepi, tidak terkelola dengan baik, dan terkesan kurang persiapan.

Diselenggarakan di pelataran Istana Maimun—ikon kebanggaan kota Medan—GEMES 2025 dibuka secara resmi oleh Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas. Namun, antusiasme masyarakat tidak tampak memadai, terutama pada hari kedua pelaksanaan.

Suasana lokasi utama acara terlihat lengang. Puluhan kursi penonton dibiarkan kosong, meskipun sejumlah pertunjukan budaya tetap dilaksanakan di atas panggung. Para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang membuka stand di area tersebut mengaku kecewa karena minimnya pengunjung yang berdampak langsung pada lemahnya perputaran ekonomi.

"Saya sudah siapkan stok makanan dan minuman cukup banyak, berharap acara ini bisa ramai. Tapi sampai sore, yang datang hanya segelintir orang," ungkap Siti Maryam, salah satu pelaku UMKM yang membuka lapak di arena acara.

Tak hanya soal jumlah pengunjung, persoalan kebersihan juga menjadi perhatian. Pantauan di lokasi menunjukkan banyak sampah berserakan di sekitar area acara, dari bungkus makanan hingga botol plastik yang tidak dibersihkan secara berkala. Hal ini menimbulkan kesan negatif terhadap penyelenggaraan event yang menelan anggaran besar, yakni sekitar Rp 1,9 miliar dari APBD.

Pengamat budaya dan pariwisata lokal, Dr. Zulfikar Nasution, menilai penyelenggaraan GEMES tahun ini jauh dari harapan. Menurutnya, event dengan anggaran sebesar itu seharusnya direncanakan dengan matang, mulai dari promosi hingga pengelolaan teknis di lapangan.

“GEMES punya potensi besar untuk menarik wisatawan lokal maupun mancanegara, apalagi membawa misi budaya Melayu yang kaya. Tapi kalau pengelolaannya asal-asalan, dampaknya justru negatif. Kita bukan hanya bicara soal efisiensi anggaran, tapi juga nama baik kota,” tegas Zulfikar.

Belum ada pernyataan resmi dari panitia penyelenggara terkait rendahnya tingkat kunjungan dan kondisi kebersihan lokasi. Warga dan pengamat berharap Pemerintah Kota Medan segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan GEMES 2025, agar event serupa di masa depan tidak mengulangi kesalahan yang sama.

red

Share:
Komentar

Berita Terkini