Medan | Garda.id
Sejarah baru tercipta bagi nelayan pesisir Kota Medan. Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Medan, di bawah kepemimpinan Rahman Gafiky, SH, sukses menyelenggarakan Pesta Rakyat Bersama Nelayan yang digelar meriah di kawasan Danau Siombak, Kelurahan Payah Pasir, Kecamatan Medan Marelan, Minggu (8/6).
Kegiatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan manifestasi nyata kebangkitan nelayan Belawan — sebuah wilayah yang selama ini kerap terpinggirkan dari pusat perhatian pembangunan dan pemberdayaan. Dengan menggandeng ratusan pelaku UMKM, lebih dari 200 tenda bazar berdiri memadati area danau, menawarkan aneka produk lokal, hasil laut, serta kerajinan tangan masyarakat pesisir.
Berbagai lomba tradisional pun digelar, dari balap sampan, menyanyam atap rumbia, hingga tebar jaring dan pesta bakar ikan. Tradisi yang dulunya hanya hidup di kampung-kampung nelayan, kini dipentaskan di ruang publik sebagai simbol kebanggaan dan identitas.
Namun di tengah kemeriahan tersebut, ironi justru terlihat dari minimnya kehadiran pejabat pemerintah. Undangan resmi yang telah dilayangkan kepada Walikota Medan, Rico Waas, tak berbuah hasil. Sang Walikota absen dan hanya mengirimkan perwakilan setingkat Kepala Bidang dari Dinas Pariwisata. Bahkan Camat Medan Marelan juga tidak hadir, hanya mengirim utusan setingkat lurah.
Hal ini disayangkan banyak pihak, termasuk Ketua HNSI Kota Medan sendiri.
"Ini adalah momentum penting untuk membangkitkan tradisi dan semangat masyarakat nelayan. Tapi lihatlah, tak satu pun pejabat utama hadir. Apakah Belawan masih dianggap daerah pinggiran yang tidak penting?" tegas Rahman Gafiky kepada wartawan di sela-sela kegiatan.
Kritik serupa juga datang dari Ketua DPD HNSI Sumatera Utara, Azlinda Hutagalung, yang turut hadir dan memberikan apresiasi atas terselenggaranya pesta rakyat tersebut. Ia menyoroti kurangnya perhatian pemerintah terhadap nasib nelayan, yang seharusnya menjadi bagian penting dalam program penguatan ketahanan pangan nasional.
“Nelayan adalah tulang punggung ketahanan pangan laut kita. Tapi sayangnya, perhatian yang diberikan masih jauh dari harapan. Acara ini seharusnya mendapat dukungan penuh, bukan malah dicueki,” ujar Azlinda.
Menariknya, panitia juga menghadirkan sosok populer asal Belawan, Alfien artis jebolan ajang pencarian bakat Academy Indosiar. Penampilannya di panggung utama disambut meriah oleh warga. Tak hanya tampil menghibur, Artis jebolan indosiar nya yang diangkat jadi tokoh peduli nelayan Alfien Habib Dangdut Academy Indosiar.
Alfien juga diangkat sebagai Anggota Kehormatan HNSI Medan karena kontribusinya dalam memotivasi dan mengangkat semangat masyarakat pesisir.
“Bagus acara ini bang, bisa membangkitkan semangat masyarakat pantai Belawan. Ini perlu dilanjutkan, jangan berhenti di sini,” kata Alfien saat menerima penghargaan dari HNSI.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kota Medan, Odie Batubara, enggan memberikan tanggapan meski undangan dan informasi kegiatan telah diterima dan dibaca. Ketidakhadiran para pemangku kebijakan ini menimbulkan kekecewaan di tengah masyarakat yang berharap adanya dukungan dan apresiasi langsung dari pemerintah kota.
Meski begitu, acara tetap berlangsung sukses. Para pelaku UMKM merasa sangat terbantu dengan kegiatan ini. Banyak di antara mereka yang menyebut pesta rakyat HNSI sebagai “angin segar” setelah sekian lama merasa terabaikan.
“Kami sangat berterima kasih kepada HNSI. Akhirnya ada yang peduli dan melihat potensi kami. Harapan kami, acara ini menjadi agenda tahunan dan tidak berhenti sampai di sini saja,” ujar Zainal, salah seorang pedagang peserta bazar.