MEDAN | Garda.id ~ PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Bank Sumut) terus menunjukkan kinerja keuangan yang solid sepanjang tahun buku 2024-2025.
Direktur Bisnis dan Syariah Bank Sumut, Syafrizalsyah, menyampaikan bahwa kontribusi Bank Sumut terhadap PAD tahun buku 2024 mencapai Rp275 miliar, dan meningkat menjadi Rp289 miliar pada tahun 2025.
"Untuk tahun berjalan, kami menargetkan kontribusi sekitar Rp292 miliar, dan insya Allah dapat kami realisasikan pada tahun 2026," ujarnya Syafrizalsyah dalam Konfrensi Pers di Kantor Gubernur Sumut, Kamis (30/10).
Baca Juga:Syafrizalsyah menegaskan, capaian tersebut menunjukkan peran strategis Bank Sumut sebagai tulang punggung keuangan daerah.
"Alhamdulillah, Bank Sumut merupakan BUMD terbesar di Sumatera Utara, baik dari sisi aset, laba, maupun kontribusi terhadap PAD. Kami akan terus memperkuat kinerja agar manfaatnya semakin luas bagi pembangunan daerah," tegasnya.
Dengan pertumbuhan aset yang konsisten, kontribusi PAD yang meningkat, dan laba yang terus naik, Bank Sumut diyakini mampu menjaga posisinya sebagai lembaga keuangan daerah paling berpengaruh di Sumut.
Sementara itu, Direktur Keuangan dan Teknologi Informasi Bank Sumut, Arieta Aryanti, menambahkan bahwa hingga September 2025, laba Bank Sumut tercatat sebesar Rp539 miliar, tumbuh 3,63 persen secara tahunan (year-on-year).
Menurutnya, kinerja positif ini didorong oleh peningkatan efisiensi, pengelolaan risiko yang baik, serta pertumbuhan penyaluran kredit produktif.
Baca Juga:"Dari sisi dana pihak ketiga (DPK), kami mencatatkan pertumbuhan 9,84 persen menjadi Rp38,78 triliun, sedangkan total kredit yang disalurkan mencapai Rp32,356 triliun atau tumbuh 7,05 persen (yoy). Kinerja ini mencerminkan kepercayaan masyarakat dan pemerintah terhadap Bank Sumut yang terus meningkat," ujar Arieta.
Ia menegaskan, di tengah dinamika ekonomi nasional, Bank Sumut tetap menjaga kualitas aset dan kesehatan perbankan dengan rasio Non Performing Loan (NPL) yang terjaga di angka 2,6 persen, masih jauh di bawah ambang batas 3 persen yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Kami disiplin dalam manajemen risiko agar pertumbuhan tetap berkualitas," tambahnya.
"Rencana IPO tetap menjadi komitmen kami bersama Pemprov. Namun, kami akan masuk ke pasar di saat yang tepat agar valuasi saham optimal," pungkasnya.(Agus S)
Baca Juga: