Jakarta — Untuk pertama kalinya di Indonesia, Maria Monique Last Wish Foundation (MMLWF) akan menggelar konser amal internasional bertajuk "100 Celebrities Talk for Para Athletes (100 CTFP)".
Persiapan dimulai ketika Vincent Yap, General Manager Five Star Sari Pacific Hotel Jakarta, memdonasikan ballroom nya secara cuma cuma.
"Wandee juga telah menceritakan tentang 100 CTFP kepada Gusti Bhre, dan beliau memberikan tiga pesan indah bagi para atlet difabel di negara-negara ASEAN," ujar Natalia Tjahja, pendiri MMLWF.
Kolaborasi Musik Dunia Tanpa Bayaran
Dari Hollywood, pasangan seniman Jahna dan Michael menjadi artis internasional pertama yang memastikan tampil tanpa menerima honor.
Jahna—penyanyi bersuara khas mirip Gloria Estefan dan peraih Golden Buzzer di America's Got Talent—merupakan bagian dari Vortex Immersion Media, perusahaan yang dikenal sebagai executive producer Beyoncé. Ia juga dijadwalkan hadir di Berlin International Film Festival 2026 untuk filmnya Lear Rex.
"Saya benar-benar terharu. Rumah Jahna terbakar hingga tinggal puing, tapi semangat mereka untuk tetap datang dan tampil di konser amal ini sungguh luar biasa," ungkap Natalia.
Selain itu, penyanyi muda asal Taiwan Grace, yang disebut berparas mirip Xing Fei (Miss Crow with Mr. Lizard), juga akan tampil secara sukarela tanpa bayaran.
Konser 100 CTFP tidak bersifat komersial. Tiket tidak dijual, melainkan diberikan kepada para donatur berhati dermawan dan individu inspiratif.
Sebanyak 100–200 kursi disediakan khusus bagi penyandang disabilitas, anak yatim, dan pasien penyakit kronis.
Dukungan juga datang dari pelukis Jepang Maki, yang karyanya pernah dipamerkan di Le Salon bersama maestro dunia seperti Renoir, Monet, Delacroix, dan Cézanne. Ia turut menyumbangkan dua lukisan untuk dilelang di konser ini.
Maskapai Starlux Airlines memberikan dukungan nyata dengan menyediakan tiket gratis bagi para penyanyi dari Amerika Serikat dan Taiwan—sebagai bentuk komitmen sosial dan kemanusiaan melalui kolaborasi dengan MMLWF.
Konser Nol Anggaran, Penuh Mukjizat
"Semangat konser ini lahir karena saya bisa berkomunikasi dengan Tuhan layaknya sedang menelepon. Bayangkan, konser ini zero budget, tidak menjual tiket, dan semua penyanyi tampil tanpa bayaran sepeser pun. Saya sendiri tidak berpengalaman membuat konser, tapi Tuhan membuka jalan—semua datang secara sukarela: tempat, sistem suara, pencahayaan, tiket para artis mancanegara, fotografer, videografer, life cam, dekorasi, usher, hingga tim logistik," tutur Natalia dengan senyum haru.
Natalia mengaku semangatnya menjalankan 100 CTFP juga terinspirasi oleh kebaikan hati Andrew Parsons, Presiden International Paralympic Committee( IPC).
Peluncuran 100 CTFP dilakukan bersamaan dengan pembacaan pesan dari Andrew Parsons sebagai bentuk apresiasi dan ucapan terima kasih kepadanya.
"Saya berterima kasih kepada Deepa Malik, serta kepada Perdana Menteri Narendra Modi dan seluruh masyarakat India yang begitu mencintai Deepa. Ia adalah orang pertama yang mendukung 100 CTFP," ujar Natalia.
Ia menutup dengan harapan, "Saya berharap Princess Euphelma Choden Wangchuck dari Kerajaan Bhutan—royal family pertama yang mendukung 100 CTFP—dapat hadir dan membuka konser amal ini bersama saya."rel