Kamis, 06 November 2025

Pupuk Benteng Tani Optimalkan Pertanian Padi Organik di Serdang Bedagai

Garda.id - Selasa, 04 November 2025 21:03 WIB
Pupuk Benteng Tani Optimalkan Pertanian Padi Organik di Serdang Bedagai
ORGANIK: Tim Benteng Tani berkolaborasi dengan petani dan mahasiswa foto bersama usai bergerak melakukan optimalisasi pertanian organik pada tanamam padi.(Foto: Agus S/Garda.id)

SERDANG BEDAGAI | Garda.id ~ Pertanian padi organik terus dikembangkan dan mengalami kemajuan di Kabupaten Serdang Begai, Sumatera Utara. Benteng Tani berkolaborasi dengan petani dan mahasiswa bergerak melakukan optimalisasi pertanian organik pada tanamam padi.

Tuan rumah kegiatan Ir. H. Soekirman, Duta Pertanian Organik di Asia untuk Asian Local Governments for Organic Agriculture (ALGOA) di Kecamatan Perbaungan pada Senin (3/11/2025) menjelaskan, di lahan persawahan sekitar tiga hectare telah dilakukan aplikasi organik. Para petani tidak menggunakan pupuk kimia dan pestisida sintetis selama 12 musim tanam atau 6 tahun.


"Tanah sudah kembali ke alam, alamiah. Kalua tanah sudah lestari kita ingin tahu apakah mahluk hidup pemangsa alami serangga dan hama dapat hidup dengan baik," ujar Mantan Bupati Serdang Bedagai ini.

Baca Juga:

Menurut Soekirman yang juga Mantan Direktur LSM Bitra ini, bertani organik ini untungnya menghasilkan produksi padi yang sehat, modal lebih murah dan hasil penjualan lebih mahal. "Melestarikan alam membuat kita sehat," tambah Mantan Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ini.

Guna mengkampanyekan pertanian organik, Soekirman selama 6 tahun tidak menggunakan pupuk kimia dan pestisida sintetis. Bahkan ia memilih sawah di pinggir jalna raya agar petani yang lewat melihatnya dan sadar tanpa pupuk kimia, petani bisa menghasilkan 6-7 ton per hektare. Sama dengan pertanian konvensional.

Bagi Soekirman, pertanian organik tidak menghasilkan racun. Sehingga gas rumah kaca yang dihasilkan rendah. Sehingga petani tidak ikut memanaskan bumi.

Soekirman mengakui pada awalnya memang pertanian organik agak repot. Petani lebih suka menggunakan pupuk yang bersih. Kalai organik pupuk berasal dari kotoran atau kandang hewan. Begitu juga proses memproses dan menghasilkan enzin. "Kalau sudah biasa lebih sehat dan lebih mudah," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Utama Benteng Tani, Robihat Sitepu ikut mengoptimalkan pertanian organik. Guna membantu petani Robihat telah memproduksi massal pupuk organik. Harapannya, petani akan lebih efektif dan efisien dalam mengaplikasikan pupuk organik ke sawahnya. Sehingga tidak direpotkan dengan memproduksi sendiri.

Sejak 2016, kata Robihat, pihaknya telah membangun produk sendiri. Setelah mempelajari kekurangan dan kelebihan pupuk organic yang ada. Sehingga dihasilkan pupuk organik yang baik.

Guna merangsang petani, Benteng Tani membawa formulasi pupuk organik disinergikan dengan hormon yang daya kerjanya mirip pupuk kimia. Sehingga setelah pengaplikasian pupu, hasilnya akan dapat dilihat dengan cepat. "Petani dapat membuktikan ada pupuk organic yang daya kerjanya sama seperti pupuk kimia," ujar Robihat.



Penggunaan Pupuk Organik Benteng Tani akan mampu menghilangkan pupuk kimia. Bahkan dengan penggunaan pestisida yang sangat minim, petani dapat menikmati panen 20 hingga 30 persen lebih banyak.

Di tempat yang sama, 80 mahasiswa Poteknik Pembangunan Pertanian Negeri Medan melakulkan studi lapangan atau field trip di sawah yang telah sukses menjalankan pertanian organik. Mereka turun ke sawah dan mendata mahluk hidup yang dapat berkembang di persawahan.(Agus S)

Editor
: Agus Supratman
SHARE:
 
Tags
 
Berita Terkait
Wujudkan Layanan Prima, KAI Sumut Benahi dan Perluas Stasiun Perbaungan
 
Komentar