Kamis, 06 November 2025

Founder GRAS Nurhabli Ridwan Berpartisipasi Bersama Generasi Muda Dalam Kegiatan Bestari Rimba di KHDTK Pondok Buluh

Nas - Sabtu, 01 November 2025 21:49 WIB
Founder GRAS Nurhabli Ridwan Berpartisipasi Bersama Generasi Muda Dalam  Kegiatan Bestari Rimba di KHDTK Pondok Buluh
Sebanyak 75 (tujuh puluh lima) mahasiswa dan generasi muda dari 4 perguruan tinggi di Sumatera Utara mengikuti kegiatan Belajar Lestari dari Rimbawan atau Bestari Rimba dengan tema "Forest Explorer:ist

Simalungun - Sebanyak 75 (tujuh puluh lima) mahasiswa dan generasi muda dari 4
perguruan tinggi di Sumatera Utara mengikuti kegiatan Belajar Lestari dari Rimbawan atau
Bestari Rimba dengan tema "Forest Explorer: Trekking Edukatif dan Citizen Science untuk
Generasi Muda" di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Pondok Buluh
Kecamatan Dolok Panribuan Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara pada 29-30
Oktober 2025.
Kegiatan ini digagas oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kemenhut, c.q Pusat Pengembangan Generasi Pelestari Hutan (Pusgenri) yang
berkolaborasi dengan Balai P2SDM Wilayah I Pematang Siantar.
Salah satu peserta yang turut berpartisipasi adalah Nurhabli Ridwan, perwakilan dari
Perhimpunan Penjelajah Alam Bencana dan Konservasi Generasi Rimba Alam Semesta
(GRAS). Ia mengaku bangga bisa menjadi bagian dari kegiatan yang tidak hanya edukatif,
tetapi juga inspiratif bagi generasi muda peduli lingkungan hutan.
Kepala Pusgenri, Luckmi Purwandari, ST., M.Si., menyampaikan bahwa melalui kegiatan
ini, generasi muda tidak hanya diperkenalkan pada nilai penting hutan, tetapi juga dilibatkan
langsung dalam proses citizen science atau ilmu pengetahuan partisipatif. Mereka diajak
untuk lebih tahu, lebih sadar, lebih tertulis dan akhirnya melakukan aksi nyata untuk
pelestarian di hutan.
Hutan tidak hanya sebagai ruang hijau, tapi juga sebagai sumber pengetahuan dan
inspirasi. Pendekatan ini sejalan dengan semangat kepentingan penguatan untuk
mendorong partisipasi publik termasuk generasi muda dalam mendukung pencapaian target
dari program FOLU Net Sink yaitu forestry and other land use net sink tahun 2030.
Pemerintah Indonesia berkomitmen dalam menurunkan emisi gas rumah kaca, gas rumah
kaca penyebab pemanasan global yang dimana saat ini dunia atau global sedang
menghadapi triple planetary crisis yaitu perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati
atau hilangnya biodiversity, dan ketiga adanya pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Harapannya nanti pada tahun 2030 sektor kehutanan dan penggunaan lahan ini dapat
menyerap lebih banyak karbon daripada yang dilepaskannya. Sehingga dunia tidak semakin
panas, seperti yang sekarang kita rasakan.
Dalam mencapai target ini dibutuhkan kerja kolaboratif lintas generasi, dan disinilah
generasi muda memegang peran penting. berharap generasi ke lintas generasi terus
menerus, menularkan pada generasi-generasi berikutnya, bahwa bumi ini akan semakin
panas kalau kita tidak lebih bijaksana dalam berkehidupan dan bergaya hidup kita.
"Generasi muda hari ini adalah agen of change atau motor penggerak yang mampu
membawa semangat baru, membawa inovasi dan cara pandang segar dalam kelestarian
hutan. Lewat pendekatan citizen science, peserta bestari rimba akan belajar menjadi
masyarakat ilmuwan. Dimana peserta akan mengamati, mencatat, dan melaporkan kondisi

hutan secara langsung. Dari pengalaman lapangan seperti ini diharapkan akan tumbuh
kesadaran ekologis yang otentik. Bukan sekadar tahu dari buku, tapi benar-benar
memahami makna menjaga bumi," ujar Luckmi Purwandari.
"Jadilah generasi yang tidak hanya berpikir, think green tapi juga act green, jadi perlu
melakukan aksi-aksi nyata. Jadilah generasi pelestari yang berani bertindak untuk hutan dan
masa depan dunia bumi kita bersama. Mari kita ciptakan green job atau lapangan kerja hijau
yang peduli pada alam, yang peduli pada lingkungan dan melestarikan hutan untuk
kehidupan kita yang berkelanjutan. Selamat belajar dari alam dan jadilah generasi pelestari
hutan yang menginspirasi," tutup Luckmi Purwandari.
Kepala Balai P2SDM Wilayah 1 Pematang Siantar, Soleh Sena Santika, S.E., S.Hut., M.Si.,
dalam sambutannya mengatakan KHDTK Pondok Buluh ini bukan sekadar hutan biasa,
melainkan laboratorium alam, tempat praktik, dan pusat pembelajaran yang sangat berharga
bagi kita semua, baik bagi petugas kehutanan maupun generasi muda dan masyarakat.
Melalui kegiatan ini, kita berharap dapat memperoleh wawasan baru, bertukar pengalaman,
dan yang terpenting, mengaplikasikan ilmu yang didapat untuk kesejahteraan masyarakat
dan kelestarian hutan kita.
"Saya berpesan kepada seluruh peserta, manfaatkanlah kesempatan ini sebaik-baiknya,
jaga fasilitas yang ada, dan tetap perhatikan etika serta keselamatan selama berada di
kawasan hutan ini. Selamat menikmati acaranya, mudah-mudahan memberikan manfaat
yang luar biasa," ujar sena
Founder sekaligus ketua umum Perhimpunan Penjelajah Alam Bencana dan Konservasi
Generasi Rimba Alam Semesta (GRAS) Nurhabli Ridwan yang juga alumni program forest
youthverse mengatakan bersyukur bisa ikut dalam kegiatan yang berlangsung selama 2 hari
ini.
Pada hari pertama peserta diberikan materi "KHDTK sebagai laboratorium hidup dan pusat
unggulan pembelajaran kehutanan" yang dibawakan oleh Balai P2SDM Wil 1. P. Siantar.
Selanjutnya materi "citizen science: sains untuk semua" dibawakan oleh narasumber dari
Yayasan Orangutan Sumatera Lestari. Berikutnya materi "basic survival di alam terbuka"
dibawakan oleh Balai P2SDM Wil 1. P. Siantar. Selanjutnya malam harinya peserta
dibagikan ke dalam 7 kelompok dan melakukan dinamika kelompok "Misi Penjelajah Rimba".
Berikutnya api unggun dan malam keakraban "cerita dari hutan".
Pada hari ke dua, peserta melakukan Forest Explorer : Trekking Edukatif ke Air Terjun 5
Tingkat. Berkeliling ke empat pos tematik Forest Explorer dengan pendekatan learning by
doing diantara sebagai berikut :
● Pos 1: Titik Awal Hutan Sekunder - peserta membawakan yel-yel kelompok bertema
alam.
● Pos 2: Jalur Menuju Air Terjun - Identifikasi flora di sepanjang jalur, ambil
dokumentasi flora unik atau bentuk daun menarik.
● Pos 3: Area Air Terjun - identifikasi fauna dan membuat konten video kelompok,
membuat refleksi singkat "apa pelajaran dari alam hari ini."

● Pos 4: Camping Ground (Titik Akhir) - Penanaman pohon dan refleksi kelompok.
"Terima kasih kepada narasumber, fasilitator, panitia dan seluruh peserta, kegiatan ini tidak
hanya mengajarkan teori, tetapi juga banyak memberikan manfaat dan pengalaman yang
nyata bagaimana memperoleh data di pembelajaran lapangan, peserta mengenali jenis
flora/fauna dengan identifikasi morfologi, mencatat data, dan mendokumentasikan
satwa/tumbuhan yang ditemukan," ujar Nurhabli.red

SHARE:
 
Tags
 
Berita Terkait
 
Komentar