 |
| Ilustrasi |
GARDA.ID | MEMETRI KAGUNAN EDI PENI
Kagunan adi luhung sangat bermakna. Seni karawitan dipelajari oleh Kerajaan Majapahit sejak tahun 1292. Raden Wijaya gemar nabuh gamelan.
Belajar seni karawitan perlu ketekunan. Ketrampilan nabuh gamelan dapat dilakukan dengan belajar dan berlatih. Kebiasaan nabuh gamelan yang diulang-ulang membuat seseorang akan trampil dan cekatan menguasai irama gamelan.
Empu Tantular sastrawan terkenal Majapahit yang menulis kitab Sutasoma. Beliau suka nabuh gendhing ketawang ganda mastuti. Cara nabuhnya begitu tertib.
Pengenalan masing-masing ricikan gamelan memudahkan dalam proses belajar mengajar. Nabuh gamelan lebih baik bila disertai dengan penguasaan atas masing-masing instrumen.
Lebih utama lagi bila para pengrawit mengetahui asal-usul, sejarah, peranan dan fungsi gamelan dalam masyarakat Jawa. Oleh karena itu penting untuk memahami pengertian dasar-dasar karawitan. Begitulah kerajaan Majapahit nguri uri budaya Jawi.
Pengertian gamelan bisa ditelusuri dari asal-usul katanya. Kata dasar gamelan yaitu gamel yang berarti pemelihara kuda. Orang yang mendapat tugas memelihara kuda pasti memiliki kecakapan, ketelitian, kerapian, kebersihan dan kesehatan. Boleh dikatakan mereka adalah kaum profesional yang berpengalaman.
Terkait dengan pengertian gamelan, maka referensi seseorang akan mengacu pada sesuatu yang rumit, njlimet, ngrawit dan tentu saja sangat indah. Gamelan mendatangkan bayangan dan kenyataan yang begitu lengkap dan sempurna. Oleh karena itu permainan gamelan yang menghasilkan keindahan bunyi itu lantas disebut dengan seni karawitan.
Gamelan adalah merupakan karya seni adi luhung dalam bidang seni musik. Keberadaan gamelan dapat dilihat pada relief-relief candi Borobudur, Prambanan, Panataran maupun Sukuh. Gamelan memiliki peranan yang sangat penting. Gamelan digunakan sebagai sarana hiburan, komunikasi, adat tata cara dan upacara-upacara ritual. Gamelan untuk iringan tari, wayang kulit, Uyon-uyon atau Klenengan, menggunakan perangkat gamelan gedhe.
Gamelan digunakan untuk upacara penobatan raja, kelahiran putra raja, kematian, penghormatan pada tamu agung, upacara yang berkaitan dengan agama. Untuk keperluan di atas digunakan perangkat gamelan yang disebut dengan gamelan pakurmatan. Fungsi gamelan sebagai sarana mendukung kebesaran raja. Setiap pusat pemerintahan seperti keraton, kadipaten dan kabupaten selalu memiliki perangkat gamelan pakurmatan.
Perangkat gamelan pakurmatan meliputi : perangkat gamelan Monggang, perangkat gamelan Kodok Ngorek, perangkat gamelan Sekaten, perangkat gamelan Carabalen. Gamelan Monggang, Kodok Ngorek dimiliki keraton. Dengan demikian kegunaan gamelan dalam masyarakat Jawa terlalu penting.
Sudah sewajarnya apabila generasi muda turut serta dalam usaha pelestarian gamelan sebagai warisan luhur. Usaha pelaksanaan itu dapat dilakukan dalam bentuk pembelajaran di sekolah dan kampus. Latihan gamelan dapat pula dilakukan melalui kegiatan kesenian yang diselenggarakan oleh sanggar. Adanya sanggar cukup berpartisipasi dalam menyebarkan pengetahuan dan ketrampilan tentang cara nabuh gamelan. Harapannya pada masa depan keberadaan seni kerawitan tetap jaya dan menggembirakan.
2. Pelestarian Seni Karawitan.
Demak Bintara melanjutkan seni edi peni, budaya adi luhung. Kasultanan demak memang penerus kejayaan Karaton Majapahit.
Keselarasan dalam seni karawitan dilukiskan dalam bentuk tembang macapat. Ricikan gamelan satu dengan yang lain bekerja sama, bantu membantu, gotong royong, bahu membahu sehingga menghasilkan suara yang indah. Masing-masing instrumen memberi kontribusi yang memadai. Tidak ada yang paling menonjol, tak ada yang paling merasa berjasa. Keberadaan setiap instrumen dianggap sama-sama penting.
Karaton pajang yang berdiri tahun 1546 juga menetri seni karawitan. Pelajaran yang dapat diambil dari permainan nabuh gamelan adalah menjalin kekompakan. Nabuh gamelan diajarkan oleh para empu.
Dalam sistem sosial perlu adanya rasa persatuan kesatuan. Anggota masyarakat memiliki hak dan kewajiban. Kemajuan masyarakat tergantung dari partisipasi masing-masing warga. Peran serta dalam kegiatan menentukan keberhasilan sebuah masyarakat. Begitulah ajaran seni karawitan yang amat luhur.
Upacara ritual kenegaraan menyempatkan gamelan sebagai titik sentral. Gamelan sarana mewujudkan keselarasan jagad gumelar dan jagad gumulung.
3. Paugeran Nabuh Gamelan Karaton.
Candrane gangsa memuat tata cara nabuh gamelan. Paugeran dipatuhi betul. Tidak boleh nabuh gamelan nyebal dari ketertiban.
Kerajaan Demak yang berdiri tahun 1478 menggunakan gamelan. Untuk tata cara ritual yang dipimpin oleh wali sanga.
Kinanthi
Kang titis panabuhipu,
Ririh arampak weradin,
Rebabnya nyendari ngangkang,
Pamathete dhemes wasis,
Ngaleler nges wiletira,
Lakune gangsa lestari.
Kendhang teteh anarunthung,
Swaranya salin sumalin,
Jejeg ajeg wiramanya,
Gender gumreneng gumrining,
Nyupak aumruwung bumbungnya,
Gambang lebak mbanyu mili.
Kempul pindha gemak melung,
Dumeling pangliking suling,
Tetep panutuping raras,
Lir kedhasih ngasih-asih,
Gender panerus pinjalan,
Amemba tirta naritis.
Saron barang pancer barung,
Garempung umyung ngempyung,
Cethane lamun priyangga,
Cinaruk-caruk kumrincing,
Demung dumunung wirama,
Mangungkung cengkok ngugeri.
Gong suwukan sru ambaung,
Salenthem ulem ngalebi,
Bonang geng dadya manggala,
Ngracik sarwi nuntun gendhing,
Bonang panerus lir imbal,
Kumrecek swara nikeli.
Anggrung swaraning panembung,
Kang dadya bebahuning gendhing,
Kenong golong gegolongan,
Gambang gangsa cumarengkling,
Kemaruk ngenaki nala,
Lir walang angkup ngalebi.
Gong jumeglug mandul-mandul,
Dangu dennya ngumbak warih,
Kethuk mathuk ing thuthukan,
Kecer ngecer mawor gendhing,
Ketipung nuntun wirama,
Kempyang munya swara mencil.
Pesindhen estri swararum,
Cengkok mulat mangulatsih,
Ceples larasing pradangga,
Senggak sigrak ganti-ganti,
Gerong ririh swara rampak,
Keplok kinarya ngrameni.
Karaton Demak, Pajang dan Mataram menjadikan gamelan sebagai penyerta ritual kenegaraan. Tata cara nabuh gamelan sesuai dengan paugeran.
Srepeg
Saron imbal ganti-ganti kendange ngaplak,
Nuntun wirama jejek ajek wiramane,
Bonang nglunyu amantesi,
Kenong titis tuduh margi,
Kempule ngungkung umyung,
Yekti tan amboseni.
Demung dumunung wirama,
Slentheme marem nem ngelebi,
Gambang mblebek mbanyu mili,
Rebab ngangkang angresepi,
Gender gumarenggeng gumrining,
Geronge rampak sigrak,
Yekti amimbuhi.
Jaman pemerintahan Sinuwun Prabu Hadi Hanyakrawati tahun 1601-1613 gamelan kopen kajen. Seni karawitan arum kuncara saindhenging nuswantara..rel
