SEJARAH GELAR SENI DI NEGERI SINGAPURA

Share:
Islutrasi.ist



GARDA.ID | SEJARAH GELAR SENI DI NEGERI SINGAPURA


Dr. Purwadi, M.Hum

Jl. Kakap Raya 36 Minomartani

Yogyakarta, Indonesia


A. Kerabat Kesultanan Singapura

Majlis Adat dan Budaya Kerabat Kesultanan Singapura warisan Sultan Hussien Shah mengadakan diskusi komparatif budaya Melayu dan Jawa pada tanggal 14 – 17 April 2015 Rombongan Bebadan Museum Pura Pakualaman. Berangkat dari Bandara Adisucipto pukul 10.00 pagi WIB. Waktu itu hari Selasa tanggal 14 April 2015. Jarak tempuh Yogyakarta – Singapura sekitar 2 jam. Naik pesawat Silk Singapore Air.

Tiba di Singapura pukul 12.00. Makan siang di foodcourt sejenis pujasera Yogya. Tiap kios kebagian kecil-kecil. Lebih luas dibanding Kopma UGM. Pesen minuman teh anget dan degan. Cuma kelapanya sudah agak tua. Lauk pauk ikan laut dan udang. Bumbunya pedas sekali. Maka disebut bumbu racun. Beda dengan kuliner di Solo yang menyediakan rasa serba gurih. Duduk santai kira-kira 2 jam lamanya.

Bebadan Museum Pura Pakualaman diterima oleh YM Tengku Mohammed Shawal Bin YM Tengku Abdul Aziz, Pemangku Adat Majlis Adat dan Budaya Kerabat Kesultanan Singapura, Istana Kampug Gelam. Tuan rumah didampingi oleh Raden Roslan Abbas. Beliau bergelar Pangeran Sri Prabu Raksa Bumi Kesuma. Beliau pengelola PT Cuffz Niaga Internasional. Jabatannya sebagai director. Selama di perjalanan dibantu oleh Tuan Az Zahari, seorang Manajer Financial Services. Kota Singapura banyak apartemen dan kondominium. Mirip pagupon bertingkat.

Cuma harganya mengejutkan. Rata-rata 10 milyar untuk ukuran kecil. Sedang harga rumah seperti perumnas Minomartani sekitar Rp. 100 milyar. Meskipun begitu orang Indonesia banyak yang punya rumah di Singapura. Hebat benar. Biaya sebesar itu bisa untuk njago pilkada atau daftar caleg. Tiket menjadi Bupati atau anggota DPR. 

Sore harinya duduk-duduk di depan penginapan. Kebetulan menghadap pantai Johor. Pemandangan biasa, tapi terawat dan bersih. Pantai itu berlokasi di 104 Pasir Ris Rd, Hayes Road Singapura. Orang Jawa yang tinggal di Singapura jumlahnya banyak. Sebagian yang jelas terkenal jadi TKI dan TKW. Mereka begitu krasan bekerja di Singapura. Sambil membayangkan masa lampau, mata memandang Selat Johor. Seberangnya adalah negeri Malaysia. Tanggal 9 Agustus 1965 Malaysia dan Singapura resmi berpisah. 

Sehabis Isya acara dilanjutkan makan malam. Juru masaknya keturunan Jawa dari kampung Pacitan. Namanya Mbak Rukmini. Dia sukses sebagai pengusaha catering. Setiap penginapan dilengkapi dengan fasilitas pawon bakaran. Tungkunya masih pakai areng. Membakar sate dikipasi. Ayam, udang, kentang dan otak-otak dibakar atau dipanggang. Makan malam dengan lahap. Tempatnya di halaman yang dekat dengan pantai. 

Rupa-rupanya keluarga Mbak Rukmini penggemar sejarah. Adik Mbak Rukmini menjadi artis terkenal, namanya Adi Putra. Sedang nama Dewi Rukmini dalam pewayangan adalah tokoh yang menjadi permaisuri Prabu Kresna, Raja negeri Dwarawati. Mereka terdidik mendatangi tanah leluhur. Ziarah ke Tuban, Semarang, Imogiri, Surakarta dan Pacitan. Bahkan semua makam Wali Sanga didatangi. Mereka juga hafal sejarah para raja dan pujangga Jawa. Bertemu dengan pengageng Sasana Wilapa Kraton Surakarta. Meskipun hidup di Singapura ternyata mereka rindu dengan kehidupan lampau. Mereka terbiasa membaca Babad Tanah Jawi.

Cerita tentang Kerajaan Majapahit, Singasari, Demak, Kediri, Mataram, Kartasura dan Surakarta menjadi menu mereka sehari-hari. Bayangan mereka terhadap kehidupan kerajaan itu adalah masa kejayaan yang menyenangkan. Satu per satu petilasan di Tanah Jawa di datangi. Jarak Singapura – Jawa yang hanya 2 jam tentu amat dekat. Bila dibandingkan dengan naik bus umum Nganjuk – Yogya yang memakan waktu 7 jam. Warga Singapura-Jawa terlalu gampang untuk berinteraksi.

Sempat cerita pula tentang kepartaian di Singapura. Sepuluh partai yang ikut pemilu di Singapura. Sambil berkelakar mereka ingin hidup di negeri Indonesia. Bebas, liberal dan bisa semau-maunya. Demokrasi tidak terlarang. Memaki-maki pejabat boleh. Ngobak-ngobak regol DPR biasa. Banyak warga Singapura melancong ke Tanjungpinang dan Batam. Kerja di Singapura, belanja di Indonesia. Pasti menguntungkan. Penghasilan banyak, pengeluaran hemat. Barangkali adalah prinsip ekonomi yang benar. 


B. Mider Praja

Hari Selasa, 15 April 2015 pukul 4 mandi, sholat Subuh dan wedangan yang disediakan Mbak Yani. Dalam rombongan berperan sebagai kepala logistik dan perlengkapan. Dia orang Bantul yang rajin. Kaki melangkah 50 m menuju pantai Johor. Matahari terpantul oleh air. Seolah-olah ada matahari kembar. Marbabak bang sumirat. Orang berlari pagi. Suasana sunyi sepi. Melihat tukang sapu membersihkan halaman pantai. Mereka naik sepeda onthel. Burung-burung beraneka rupa sama riuh. Tidak ada plinthengan. Apalagi mbedil burung. Sebetulnya semua orang bisa. Jangan sampai burung habis.

Pantai Johor dangkal. Tidak ada perahu berlabuh. Cuma bagian tengah saja terdapat perahu berlayar yang membawa barang. Maklum pantai ini sebagian besar sudah dibuat reklamasi. Pinggiran pantai diurug pasir. Wilayah Singapura perlu tanah perluasan. Ada tulisan no camping. Tidak boleh mendirikan tenda untuk kemah. Apalagi tidur di sembarang tempat. Pohon kelapa berjajar-jajar. Tapi tak berbuah. Pasti itu pohon kelapa pindahan. Kanan kiri wit trembesi agrom ngrembuyung, teduh, segar.

Bagaimanapun juga kesannnya semua itu tetap barang buatan. Tidak asli. Berbeda dengan sekitar gunung Merapi Merbabu. Pemandangan indah memang alami. Cuma tidak dirawat, tidak dipelihara, tidak dihargai. Mungkin karena sudah biasa, lantas tidak ada sikap melu handarbeni. Semua berlangsung begitu saja. Hutan, gunung, sungai, sawah, tanduran, burung, hewan, sapi, kerbau, ayam, belut, lele, adalah keindahan asli.

Di seberang selat Johor adalah negeri Malaysia. Jaraknya dekat sekali. Kira-kira jaraknya seperti sungai Musi di Palembang. Lebih dekat dibanding dengan jembatan Suramadu yang menghubungkan Surabaya dengan pulau Madura. Letak pantai Pasir Ris ini sebelah ujung timur Singapura yang menjorok ke utara. Bagian wilayah yang kurang dikenal oleh publik Indonesia. Umumnya orang Indonesia mengenal Singapura di kawasan Orchad Road atau Masjid Sultan. Orchad Road sama dengan jalan di Yogyakarta, Malioboro. Orang sibuk belanja, terutama kalangan ibu-ibu. 

Keganjilan yang muncul adalah barang-barang yang dijual di Orchad Raod berasal dari Bandung, Pekalongan, Surakarta dan Surabaya. Diberi merk Singapura harga berlipat seratus kali. Ditipu melek-melekan. Mbujuki, kata arek Surabaya. Yang kebangetan orang Indonesia. Jelas-jelas tahu Singapura tak punya produk, malah dijadikan pusat belanja. Merasa bergengsi pula. Kalau cuma jadi tukang belanja sampai kapan pun orang Indonesia akan remuk, bonyok dan repot. Seharusnya memikirkan anak cucu.

Tamu kehormatan bernama Pak Chan. Beliau pernah mengelola Chan Institut di jalan Diponegoro 10 Yogyakarta. Sebelah barat Tugu. Dulu terkenal memberi kursus ketik manual 10 jari. Sayang sekarang berubah menjadi toko Mebel. Dulu salah satu syarat menjadi PNS, Polri,  ABRI dan Swasta harus lulus dan trampil mengetik sepuluh jari. Lulusan Chan Institut tersebar di seluruh pelosok nusantara. Mereka menduduki jabatan birokrasi sipil dan militer. Murid-muridnya berhasil meniti karier. Pak Chan sebagai pengelola orangnya ramah, hangat dan amat sopan. 

Usia Pak Chan kini sudah mencapai 82 tahun. Tinggal di Singapura sejak tahun 2006 pasca gempa bumi di Yogyakarta. Bersama istrinya kini tinggal bersama anak cucu di Singapura. Tahun 2011 istrinya meninggal dunia karena serangan jantung. Sewaktu-waktu beliau pergi ke Yogyakarta untuk bernostalgia sambil rekaman lagu-lagu klasik. Direkam dalam CD lantas dibagi-bagikan kepada handai taulan.

Tinggal di Singapura aman dan mudah bagi lansia. Transportasi umum berjalan sangat teratur. Sewaktu-waktu tersedia. Cuma biaya hidup tinggi sekali. Dua kali tinggal di Malaysia. Satu hal yang beliau katakan bahwa meninggal dunia di Singapura cuma boleh dikubur selama 16 tahun. Setelah itu kuburan dibongkar. Tulang belulang dibakar dan dilarung di laut. Bekas kuburan itu dijadikan hutan kota. Alih fungsi ini mengingat lahan sudah habis. Dari hutan bekas kuburan ini berubah menjadi mall belanja. Contohnya Orchad Road. Orang sudah lupa jika itu bekas makam. Semua itu terjadi di Singapura. Aturan resmi pemerintah. Enak mati di pulau Jawa. Biar sudah mati tetapi tetap abadi.

Pemandu kali ini Bu Sapiah Idris keturunan Bugis Jawa. Ibunya berasal  dari Jawa Banyumas. Orangnya grapyak sumanak, ramah tamah, bersuka ria, bersinar terang, penyayang, penolong, luwes, mentes dan pantes. Sulistya ing warna karengga busana. Cantik celita tiada tara. Kurang candra luwih rupa. Artinya kelebihan dalam segala hal yang meliputi ber banda ber bandu ber budi bawa leksana. Maka diajaklah ke Pasar Bugis Jansen. Ingat kampung Yogyakarta Bugisan. Dari kios ke kios yang ditawarkan kain, tas benda kerajinan. Dalam hati bertanya, jangan-jangan kaos ini dari Solo, kerajinan dari Kotagede, tas dan sepatu dari Bandung. Demi kompromi lantas beli tiga biji kaos. Kualitas mirip produk Dagadu. Sebenarya sedikit terpaksa. Untuk beli kaos di Singapura. Di Yogya saja berlimpah ruah.

Hawa di Singapura semeles panas. Pukul 13.00 perlu energi baru. Makan siang di warung Vietnam. Menunya serba mie. Dengan mangkok raksasa sulit menghabiskan. Siang itu keliling kota Singapura dengan naik bis umum dan kereta api. Bayarnya dengan kartu elektronik. Ternyata struktur kota Singapura mirip dengan kota London.

Berkunjung ke Malay Heritage Centre, Kampung Gelam istana kesultanan Singapura. Pemerintah melakukan renovasi istana yang sudah lama berdiri ini. Letaknya dekat dengan masjid. Bercat kuning mirip kasultanan Serdang Bedagai. Tamu masuk terdengar suara musik Melayu. Mengingat pada bunyi musik di Istana Maemun Medan, Sumatera Utara. Makam Sultan Singapura yaitu Sultan Iskandar Syah. Tempatnya di perbukitan. Mirip astana Giri Bangun Karanganyar. Tempat makam keluarga Pura Mangkunegaran dan Presiden Soeharto. Raja membuat makam biasa di perbukitan atau gunung. Lambang keluhuran dan kemuliaan. 

Perjalanan dilanjutkan ke Little India. Pasar yang dijajakan oleh orang-orang India. Di sana dijual ragam bunga, melati, mawar, kenanga. Kembang untuk ritual. Kraton Surakarta Hadiningrat juga memiliki desa yang khusus menanam bunga, yaitu desa Paras Cepogo Boyolali. Di sana terdapat Pesanggrahan Pracimoharjo. Dupa kemenyan, ratus, garu, rasamala yang dijual dalam rangka untuk perlengkapan upacara tradisional. Bau harum dupa memberi suasana Hinduisme. Mengingatkan pada sinetron India Jodha Akbar. Cerita kerajaan India yang sedang menjadi favorit orang Indonesia.

Rupa-rupanya banyak warga negara India yang sukses membangun bisnis di Singapura. Mereka bergerak dalam bidang mall, supermarket, rumah makan, dan peralatan muslim. Orang Melayu dan Jawa pelan-pelan dapat membaca peluang bisnis di Singapura. Hanya saja orang Indonesia yang sukses di Singapura kebanyakan WNI Keturunan. Asalnya dari Surabaya. Ini sudah lumayan. Mudah-mudahan orang Jawa sendiri ke Singapura tidak hanya sibuk belanja. Hedonistik perlu diimbangi sikap produktif dan kreatif.

Berputar-putar di negeri Singapura, sejauh mata memandang terdapat apartemen, mall, kondominium. Tidak ada rumah kampung dan perkampungan. Orang tinggal di apartemen. Lebih baik lagi kondominium. Kalau kaya betul baru mempunyai rumah atau villa. Tanah sempit dan penuh sesak. Tidak mungkin lagi dibuat perkampungan. Tak ada sawah, tak ada kebun. Yang ada hutan buatan. Sekali tempo lapangan olahraga. Maka orang Singapura harus gemi nastiti ngati-ati. Hemat cermat bersahaja supaya kopen dan kajen.

Semiskin-miskin orang Jawa tentu punya rumah. Lengkap dengan isinya. Tempat tidur, dapur, meja, kursi. Pada kenyataannya jelas punya sandang, pangan, papan. Sebenarnya jika dipikir-pikir semua orang Jawa itu kaya. Punya sawah, kebun, ternak dan buah-buahan. Hebat benar. Pikiran yang meyakini bahwa sawah, kebun, pekarangan, ternak, perikanan dan kerajinan itu barang mewah. Pikiran bahwa rumah gedhek itu simbol kemiskinan pasti tidak benar. Kerja di sawah itu kemuliaan dan membuahkan kesejahteraan. 

Pasir Ris Park, tempat kuliner dan pemancingan tutup hingga pukul 24.00. Diskusi mengenai politik dengan Rosli Rahmad. Dia menjadi Ketua Kebajikan PKMS (Pertubuhan Kebangsaan Melayu Singapura) 218F Changi Road PKMS Building Singapore 419737. Orangnya ramah, supel dan penuh canda ria. Kadang-kadang tertawanya meledak. Ngguyu ngakak. Dia membayangkan ikut menari Gambyong dan Tayuban sambil nenggak ciu. Terdengar sayup-sayup bayangan lagu kledhek : ciu gambar manuk aku melu apa enthuk, ciu sak gelase aku melu selawase. Kini dia juga menggagas berdirinya organisasi PMS atau Pertubuhan Masuk Surga. Sehari-hari kerja dalam industri plastik. Bila ada waktu dan kesempatan di rajin sekali berkunjung ke Tanah Jawa. Tertarik sekali untuk membuat rekaman budaya Melayu dan Jawa dengan diiringi gamelan.

Rupa-rupanya dia tertarik dengan rekaman yang dilakukan oleh PARIWARA (Paguyuban Pelestari Budaya Jawa Murih Arum dan Kuncara) yang telah membuat dokumentasi lagu-lagu Jawa. Diunggah lewat Youtube dan internet rekaman Sanggar Seni Bandung Bandawasa Prambanan ini menjadi terasa mewah, megah, bergengsi dan mendunia. 

Jadwal hari Kamis tanggal 16 April 2015. Jalan pagi menghirup udara segar. Memperhatikan anak-anak playgroup. Kebetulan sebelah villa penginapan terdapat lembaga pendidikan. Diselenggarakan dengan penuh hari, fullday. Di depannya ada halte bus yang bisa tersambung ke segala penjuru Singapura. Anak balita itu tiap hari tahu halte, bus umum, pantai, burung, pohon, pegawai, kuli, cleaning service, perahu, orang mancing, senam, permainan, air, dan matahari. Semua serba terjangkau, mudah dan murah. Keteraturan, ketertiban  dan perawatam jadi kata kunci.

Anak di Indonesia bagaimana ? Hebat juga. Malah lebih mengagumkan.  Tiap hari bisa melihat gunung, sungai, sawah, tanaman padi, jagung, tebu, sapi, kambing, garu, luku, krakal, pisang, pasar, jajan. Itu pendidikan pokok. Bahan ajar yang sudah tersedia berlimpah ruah. Sedikit yang mengganggu. Adanya plastik, pestisida, bahan pengawet, zat kimia terlalu dominan. Itu gangguan nyata. Sebaiknya dikurangi. Nanti mengganggu kecerdasan, kecerdikan, kecakapan dan kecekatan murid.

Diskusi tentang budaya Jawa dan Melayu dilakukan di Gedung Kuning (Yellow Mansion) Mamanda Sultan Gale, Kampung Gelam Heritage Trail. Malay Heritage Centre Istana Kampung Gelam dibangun tahun 1840. Gedung dengan warna kuning mirip replika Kesultanan Serdang Bedagai. Kanan kirinya taman yang bisa digunakan untuk arena bermain. Ciri-ciri utama Melayu memang dominan warna kuning cerah. Para pelaut dengan ombak yang berdebur selalu tampak dinamis. Gerak dan riak mewarnai gelombang laut.

Sebagai narasumber adalah Dr. Purwadi, M.Hum dari Universitas Negeri Yogyakarta. Pembicara lain adalah Ir. H. Soekirman, Bupati Serdang Bedagai Sumatera Utara. Datang bersama sang istri, Bu Hj. Marliah. Didampingi Kabag Humas Bu Endeh dan Kabag Umum Kabupaten Sergai. Kedua pembicara membahas arti penting diplomasi kebudayaan Melayu, Batak dan Jawa di era globalisasi. 

Semangat menghidupkan lagi kerajaan masa silam begitu tinggi di kalangan orang Jawa dan Melayu. Kenyataannya mereka termasuk komunitas yang punya kebesaran dan kejayaan. Cerita lewat babad memungkinkan mereka memiliki imajinasi tentang berbagai hal. Di dalamnya terdapat suasana magis, mistik serta estetis. Sementara saat ini mereka menghadapi industrialisasi mesin, mekanik, elektronik yang gersang dan kering. Ketika suasana kerajaan hadir, maka gairah timbul kembali. Diskusi kebudayaan berlangsung meriah. Suguhan nasi tumpeng dan ambeng hilir mudik. Lucu sekali. Karena tumpeng dan ambeng di Jawa hanya untuk kegiatan ritual. Bukan makanan sajian. Tumpeng dan ambeng bersifat spiritual.


Piagam Penghargaan dari Kerabat Kesultanan Singapura

Baju kejawen dan Melayu bertaburan di acara budaya. Orang-orang sama berebut perhatian. Potret dan antri adalah kenyataan yang menunjukkan mereka kangen. Kota besar, modern dan kosmopolit memerlukan keseimbangan. Tidak bisa tidak, kehidupan harus seimbang. Demokrasi, kesetaraan dan keterbukaan itu hanya wacana. Kenyataan berbicara lain sama sekali. Hadirnya forum kebudayaan sungguh menyegarkan.

Cita-cita sosial masyarakat Melayu tertuang dalam visi misi organisasi Pertubuhan Kebangsaan Melayu Singapura (PKMS). Lembaga ini menjadi ajang perjuangan yang efektif. Isu-isu utama yang menjadi keprihatinan rakyat Singapura : Peningkatan kos sara hidup, Pekerja warga asing, Tabung simpanan pekerja, Perumahan awam, Pengangkutan awam, Kesihatan, Pendidikan, Cukai Barangan dan Perkhidmatan, Sosio Budaya, Membangun sebagai sebuah masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi Singapura dikecapi dengan tergadainya nilai-nilai penting kehidupan seperti jurang pendapatan, terhakisnya nilai bermasyarakat dan mengabaikan keperluan dan keprihatinan rakyat Singapura. Kos kehidupan naik melambung. Harga fiat HDB tidak lagi mampu dikecapi. Ramai yang mengalami masalah pembiayaan kos persekolahan anak-anak dalam melanjutkan pelajaran. Kos perubatan juga meningkat lalu menyukarkan dan membebankan rakyat yang kian lanjut usia. Tenaga kerja di Singapura tergugat karena kemasukan pekerja asing. Kita dapat lihat bagaimana dasar-dasar yang diperkenalkan menemui kegagalan lalu mencengkam kehidupan hingga mengakibatkan kesukaran dan kepayahan bagi rakyat.

Pengenalan kepada masyarakat dilakukan lewat jalur kesenian, kebudayaan dan pergaulan. PKMS adalah sebuah pertubuhan politik yang mempunyai jabatan-jabatan seperti jabatan agama, budaya, iktisad (ekonomi), kebajikan, pendidikan dan siasah (politik). PKMS merupakan anggota Perikatan Demokratik Singapura (SDA) yang terdiri daripada gabungan partai-partai politik yang lain di Singapura. Inisiatif Kami. Jabatan-jabatan kami sedang giat melancarkan beberapa aktivitas untuk mendekati masyarakat Singapura.   


C. Mitra Sepanjang Masa

Rombongan bebadan Pura Pakualaman sesuai dengan jadwal akan kembali ke negeri Indonesia. Jadwal akhir tanggal 17 April 2015. Bu Sapiah Idris mengantar kami sampai di bandara. Beliau sejak dini hari bersiap-siap untuk memberi sajian yang sempurna. Beliau ternyata penguasa Bandara Singapura. Sebenarnya Bu Sapiah Idris atau Raden Ayu Tumenggung Wahyuningrum betul-betul kewahyon. Wahyu berarti anugerah besar. Ningrum berarti rasa harum semerbak yang memenuhi jagat raya. Sesuai dengan namanya Bu Sapiah memang orang arif bijaksana, luhur berbudi, halus berperi dan cerdik bestari.

Atas perhatian, pelayanan dan kerelaan Bu Sapiah, harus kami ucapkan matur nuwun. Terima kasih banyak. Keluhuran budi pasti mendapat ganjaran dari Tuhan. Lambaian tangan tanda berpisah memberatkan hati. Berkali-kali kami tawarkan untuk datang ke Indonesia. Nanti tiba di Yogyakarta akan kami balas dengan menjadi pemandu. Pergi ke mana saja, kami bersedia mengawal, menjaga dan menunjukkan jalan dan arahnya. Rasanya kami berhutang budi. Tradisi memuliakan tamu benar-benar membekas di lubuk sanubari.

Beruntung sekali dalam hidup ini, karena bisa bertemu dengan keluarga Bu Sapiah Idris. Kebahagiaan, kemuliaan, kewibawaan, kesehatan, keselamatan dan kejayaan semoga selalu menyertai hidup sepanjang masa. 



1. Pangkur Singapura, Sl 

Sajian seni budaya

Sarana pergaulan silaturrahmi

Himpunan Kerabat Agung

Pura Pakualaman

Tebar tabur sikap bijaksana luhur

Dengan warga Singapura

Agar selamat abadi.


Kenal Negri Singapura

Mahsur karena cantik nan permai

Banyak yang datang berduyun

Melancong berbelanja

Berobat supaya badan lekas sembuh

Berusaha bisnis dagang

Mempererat diplomasi.


Kenyataan mengagumkan

Singapura negara pemikat hati

Pandangan slalu tertuju

Dari warga dunia

Olah raga olah pikir olah ilmu

Keunggulan kejayaan

Berhasil silih berganti.



2. Lancaran Singapura Jaya, pl


Singapura aman tentram sejahtera

Kerja sama antar warga bikin karya nyata

Semangat tekat kuat hasilnya terlihat

Kreasi dan produksi berbuah prestasi

Bangsa manca turut serta suka cita

Singapura jaya Singapura jaya

Modern disiplin dinamis bahagia.


Tempat indah elok untuk berwisata

Serba gagah megah mewah datang bergembira

Pantai kali hutan tertata semua

Pepohonan yang menghijau sedap di mata

Kota raya pusat untuk belanja

Hati mesti senang suasana riang

Marilah berkunjung ke Negri Singapura


3. Naik Prahu, sl

Ayo naik prahu sambil bawa bunga

Ayo ikut aku kunjung Singapura

Ayo naik prahu sambil bawa kunci

Ayo ikut aku pasti senang hati

Ayo naik prahu sambil bawa baju

Ayo ikut aku untuk obat rindu

Ayo naik prahu sambil bawa rempah

Ayo ikut aku untuk obat payah

Ayo naik prahu sambil bawa sarung

Ayo ikut aku badan pasti untung

Ayo naik prahu sambil bawa surat

Ayo ikut aku badan jadi sehat

Ayo naik prahu sambil bawa telor

Singapura maju seberangnya Johor


4. Dhandhanggula Singapura, sl

Tersebutlah dalam kisah klasik

saat Sriwijaya berkuasa

mahsyur disebut Tamasek

bermakna Kota Laut

berkisah Abdul Kadir Munsyi

Negara Singapura

budaya Melayu

tempatnya sungguh menawan

bagi Inggris Belanda serta Portugis

Cina Arab India


Pelabuhan besar dan strategis

jadi pusat pelaku niaga

Sir Thomas Stanford Raffles

rajin untuk membangun

Singapura yang disegani

di Asia Tenggara 

hebat kuat makmur

dicatat oleh sejarah

berdikari dengan Perdana Menteri

rakyat taat bergiat


5. Pantai Singapura, sl

Sinar terang di Pantai Singapura

Sinar terang di Pantai Singapura

Berkilau lautan seperti kaca

Berkilau lautan seperti kaca

Berwisata jalan jalan bergembira


6. Dekat Singapura, sl

Pulau Batam dekat Singapura

Pulau Bintan dekat Singapura

Pulau Bulan dekat Singapura

Pulau Galang dekat Singapura


7. Pocung Singapura, sl

Satu padu Asean tampil selalu

Asia Tenggara

membentuk organisasi

identitas bersama solidaritas

Tiap waktu Singapura saji mutu

di segala bidang

menjaga barang konsumsi

warga bangsa pantas jika dipercaya

Multikultur itu tradisi teratur

boleh beda-beda

dedikasi toleransi

sikap hormat adil buat masyarakat

Tebar senyum hati tenang taat hukum

hidup jadi aman

tiada kuatir rugi

Bisnis dagang bisa jalan dengan lancar

Boleh untung asal tidak bikin buntung

tertata bicara

ribut onar dihindari

Singapura rumah besar mendunia


8. Singapura Bertetangga, sl 

Ke  utara ra Malaysia a

Terus jalan ketemu negri Thailand

Timor Leste Brunai menawan hati aoi

Philipina Myanmar Siam Kamboja

Ke Papua Nugini mari kemari aoi

Singapura bertetangga Indonesia




9. Gambuh Singapura, pl

Orang datang yang riuh

Rupa-rupa segala penjuru

Busananya serba bagus warna warni

Warga kota ingin tahu

Singapura yang mencorong


Wajah berseri slalu

Bahagia tertawa tersenyum

Teman akrab dekat saling menghormati

Saudara memang perlu

Pergaulan tambah cocok


Jiwa kokoh yang tangguh

Tekad hidup butuh bergemuruh

Trampil cepat tepat pintar untuk negeri

Singapura makin harum

Di dunia jadi elok


10. Singapura di Waktu Malam, sl

Waktu malam Singapura mandi cahaya

Lampu gemerlapan kerlap kerlip kasih harapan

Biru hijo merah kuning menghias toko

Laris manis yang memutar roda bisnis


11. Kupu Terbang, pl

Kupu kuning berkejaran

Di angkasa amat lincah

Ke utara barat balik timur

Ke selatan pindah ikut arah

Terus terbang dan melayang



12. Minum Jamu, pl

Lama minum jamu

Jamu daun bayam

Lama tidak ketemu

Mau temu jadi tentram


Lama minum jamu

Jamu daun pisang

Lama tidak ketemu

Mau temu jadi senang


Lama minum jamu

Jamu daun mangga

Lama tidak ketemu

Mau temu jadi bangga


Lama minum jamu

Jamu daun manggis

Lama tidak ketemu

Mau temu jadi manis


Lama minum jamu

Jamu daun kelor

Lama tidak ketemu

Mau temu ada di Johor.



13. Singapura Krida, pl

Birokrasi demokrasi dedikasi

Informasi edukasi teknologi

Kompetisi ekonomi berdikari

Interaksi persuasi rekreasi

Umpama dicandra Singapura sedang krida



14. Ricik-ricik Singapura, sl

Air kumricik mengalir di kali

Sebentar lagi menuju ke pantai

Terkejut aduh kau bawa teri

Buah tangan untuk anak istri.



15. Apa Itu Apa, pl

Apa itu apa kembangnya kenanga

Ayo sama-sama datang Singapura

Datang Singapura datang Singapura

Ayo mas datang datang datang Singapura

Apa itu apa kembangnya melati

Ayo sama-sama mau murah hati

Mau murah hati mau murah hati

Ayo mas murah murah murah murah hati

Apa itu apa ya kembangnya menur

Ayo sama-sama mau nasib mujur

Mau nasib mujur mau nasib mujur

Ayo mas mau mau mau mau nasib mujur

Apa itu apa kembang ceplok piring

Ayo sama-sama tekun dengan sering

Tekun dengan sering tekun dengan sering

Ayo mas tekun tekun tekun tekun dengan sering

Apa itu apa ya kembangnya sere

Ayo sama-sama kerja pagi sore

Kerja pagi sore kerja pagi sore

Ayo mas kerja kerja kerja kerja pagi sore

Apa itu apa ya kembangnya tebu

Ayo sama-sama kerja saling bantu

Kerja saling bantu kerja saling bantu

Ayo mas kerja kerja kerja kerja saling bantu


16. Lenggang Kangkung Singapura, sl


1. Lenggang lenggang kangkung

Kangkung di tanah Johor

Johor arah Serawak

Jika kesohor ingatlah awak

2. Lenggang lenggang kangkung

Kangkung di Tanah Pasir

Pasir bercampur debu

Jangan kuatir bersama aku 

3. Lenggang lenggang kangkung

Kangkung di Kampung Gelam

Gelam Istana Sultan

Hatimu tentram akupun nyaman

4. Lenggang lenggang kangkung

Kangkung di Tanjung Pinang

Pinang dibelah tuju

Hatiku senang ikut dirimu

5. Lenggang lenggang kangkung

Kangkung di Kota Laut

Laut airnya pasang

Anak penurut disayang orang


17. Durma Singapura, pl


- Sudah jadi tekad seluruh negara

Tertib hukum disiplin

Pegang peraturan

Memandang undang-undang

Menepati konstitusi

Rakyat pejabat

Mau menjunjung tinggi

- Pelanggaran apa saja dipidana

Bersalah kena sanksi

Keliru didenda

Main libas pasti amblas

Penjahat disikat

Demi benar dan adil


18. Mijil Singapura, sl


- Demi negri sama darma bakti

Karena kesohor

Tiap siang malam pagi sore

Tak peduli badan sedang letih

Kerja dihayati

Dengan senyum simpul

- Profesional handal terbukti

Mutunya dikontrol

Hindari pekerjaan sepele

Internasional mengakui

Tak berkecil hati

Singapura unggul


19. Kinanthi Singapura, sl


- Bulan terang langit biru

Pasir Ris air mengalir

Kanan kiri pepohonan

Udara hembus semilir

Dari darat ke lautan

Malam dingin makin hening

- Sambil duduk makan minum

Terhidanglah kopi manis

Kunir asam jahe hangat

Pisang godhog nagasari

Kacang goreng roti bakar

Untuk obat rasa sepi


20. Sinom Singapura, sl

Di kawasan Orchad Road

Sungguh tampak kosmopolit

Berlimpah aneka benda

Mewah mahal dan bergengsi

Orang banyak mencari

Hiruk pikuk serba sibuk

Pelancong dan bisnisman

Memang pusat jual beli

Sebab tertib orang yakin nyaman aman



21. Asmarandana Singapura, sl

Sadar pentingnya historis

Gedung Istana Mamande

Mlayu Heritage Centre

Tempatnya di Kampung Gelam

Sebelahnya Masjid Sultan

Lambang sejarah yang agung

Tetap lestari wibawa


22. Selat Johor, sl

Prahu sampan pelan pelan maju jalan

Orang berlayaran pasang jala kail ikan

Selat Johor indahnya sudah tersohor


23. Berlayar ke Singapura

Berkibar nelayan sedang berlayar

Mengayuh prahu laju sampai jauh

Memasang jala jaring kail cari ikan

Angin ombak besar berdeburan

Selat Malaka Tanjung Pinang Singapura

Selat Malaka Tanjung Pinang Singapura


24. Tropong Laut

Kota laut kota laut               2 x  

Diteropong amat patut 

Air pasang pasang surut kota laut

Ombak besar dihadapi dengan sabar


25. Orek-orek Malaka

Orek orek Malaka

Seni impor yang berguna

Bernyanyi sambil berjoged

Bersenang-senang gembira

Ayo kawan ayo teman

Bernyanyi sambil berjoged

Bersenang-senang gembira






BIOGRAFI PENULIS


Dr. Purwadi, SS, M. Hum, Lahir di Grogol, Mojorembun, Rejoso, Nganjuk, Jawa Timur pada tanggal 16 September 1971. Gelar sarjana diperoleh di Fakultas Sastra UGM yang ditempuh tahun 1990-1995, kemudian melanjutkan pada Program Pascasarjana UGM tahun 1996-1998. Gelar Doktor diperoleh tahun 2001. Bekerja sebagai Staf Pengajar di Jurusan Pendidikan Bahasa Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta. 

Buku yang diterbitkan yaitu : Seni Kerawitan, Seni Pedhalangan, Seni Macapat, Tembang Dolanan, Cah Nganjuk Budhal Sekolah, SMP Banjar, Gotong Royong di Kabupaten Nganjuk, Etos Budaya Masyarakat Nganjuk, Biografi Dhalang Ki Panut Darmoko, Biografi Dhalang Ki Joko Suwani, Biografi Presiden Soekarno, Biografi Presiden Soeharto, Biografi Presiden SBY, Biografi Hidayat Nur Wahid, Biografi Jimly Asshiddiq, Biografi Bupati Serdang Bedagai, Riwayat Gadjah Mada, Riwayat Sultan Agung, Riwayat Jaka Tingkir, Riwayat Prabu Jayabaya, Riwayat Paku Buwana X, Babad Tanah Jawi, Sejarah Majapahit, Sejarah Demak, Sejarah Mataram, Sejarah Pajang, Sejarah Surakarta, Sejarah Yogyakarta, Sejarah Wong Jawa di Sumatra, Sejarah PT Krakatau Steel. 

Kerap ditugaskan untuk mengisi ragam pendapat di media massa: Jawa Pos, Suara Merdeka, Kedaulatan Rakyat, Bernas, Solo Pos, Kompas, RRI, TVRI, Jogja TV, RBTV, Metro TV, dan TV One. Pernah mengajar kebudayaan di negeri Singapura, Malaysia (Kuala lumpur, Selangor), Arab, Nederland (KBRI Den Haag, Amsterdam, Volendam, Artez Concervatorium Enschede), Jerman dan Inggris (Manchester, Cambridge University,Bradford University, University of College London). Alamat tinggal: Jl. Kakap Raya 36 Minomartani Yogyakarta. Telp. 0274 – 881020. HP. 081578865170.rel

Share:
Komentar

Berita Terkini