Menganyam Budaya Multikultural di Kota Medan

Share:
Budayawan Yokyakarta Purwadi ketika berkunjung ke Istana Maimun.ist



GARDA.ID | Menganyam Budaya Multikultural di Kota Medan


Dr Purwadi M.Hum.

Ketua Lembaga Olah Kajian Nusantara – LOKANTARA 

Hp 087864404347


A. Asal Usul Kota Medan.


Nama Medan berasal dari Maedhan atau Maedhanan. Maknanya berhubungan dengan tanah lapang, hamparan luas atau alun alun. Hamparan ini berguna untuk menganyam paradaban dunia. 


Medan merupakan kota strategis dalam sejarah. Terdapat sungai Belawan, Badena, Sikamping, Putih, Babura, Deli, Sulang Saling, Kera, Tuntungan. Kali ini mengalir ke Selat Malaka. Kota Medan ibarat samudera luas untuk menampung beragam budaya multikultural. 


Pemimpin kota Medan selalu berdarma bakti. Siang malam berjuang demi mewujudkan kesejahteraan rakyat. Darma bakti ini penuh dengan kebajikan keutamaan dan keteladanan. 


1. M Yusuf 1945-1947.


2. Djaidin Purba 1947-1952.


3. AM Djalaluddin 1952-1954.


4. Muda Siregar 1954-1958.


5. Madja Purba 195i-1961.


6. Basyrah Lubis 1961 – 1964.


7. PR Telaumbanua 1964-1965.


8. Aminurrasyid 1965-1966.


9. Sjoerkani 1966-1974.


10. AM Saleh Arifin 1974-1980.


11. H Agus Salim Rangkuti 1980-1990.


12. Bachtiar Djafar 1990-2000


13. Abdillah 2000-2008.


14. Afifuddin 2008-2009.


15. Rahudman Harahap 2009-2013.


16. Dzulmi Eldin 2014-2019.


17. Ahyar Nasution 2019-2021.


Berbahagia sekali warga Medan memiliki pemimpin handal. Mereka berkaca pada sejarah leluhur. Kebudayaan berkembang sesuai dengan garis alami. 


Peradaban besar dilakukan oleh Kerajaan masa silam. Sejarah berdirinya kerajaan Serdang berhubungan erat dengan Kesultanan Deli dan Kesultanan Langkat. Prestasi gemilang diukir dengan penuh pesona. Berturut turut raja yang memerintah Kesultanan Deli, yaitu:


1. Tuanku Panglima Gocah Pahlawan, tahun 1632-1668.


2. Tuanku Panglima Parungit, tahun 1668-1698.


3. Tuanku Panglima Padrap, tahun 1698-1728.


4. Tuanku Panglima Pasutan tahun, 1728-1761.


5. Tuanku Panglima Gandar Wahid, tahun 1761-1805.


6. Sultan Awaluddin Mangendar, tahun 1805-1850.


7. Sultan Osman Alam Shah, tahun 1850-1858.


8. Sultan Mahmud Al Rasyid, tahun 1858-1873.


9. Sultan Makmun Al Rasyid, tahun 1873-1824.


10. Sultan Osman Al Sani, tahun 1924-1945.


11. Sultan Perkasa Alam Shah, tahun 1945-1967.


12. Sultan Azmy Perkasa Alam Al Haj, tahun 1967-1998.


13. Sultan Osmab Perkasa Alam, tahun 1998-2005.


14. Sultan Mahmud Lamanjiji Perkara Alam, tahun 2005-2020.


Kota Medan diberi kenangan manis oleh masa silam.

Dalam kekerabatan Kesultanan Melayu, para raja masih ada hubungan famili. Antara sultan Serdang dengan Para Sultan Langkat pun berhubungan erat. Kota Medan juga mendapat memori historis. Adapun para Sultan Langkat yakni:


1. Panglima Dewa Shahdan, tahun 1568-1580.


2. Panglima Dewa Sakti, tahun 1580-1612.


3. Raja Kahar, tahun 1612-1673.


4. Bendahara Raja Badiuzzaman, tahun 1673-1754.


5. Raja Kejuruhan Hitam, tahun 1754-1818.

 

6. Raja Ahmad bin Raja Indra Bungsu, tahun 1818-1840.


7. Tuanku Sultan Musa Al Khalid Al Mahadiah Muazzam Shah, tahun 1840-1893.


8. Tuanku Sultan Abdul Aziz Abdul Jalil Rahmad Shah, tahun 1893-1927.


9. Tuanku Sultan Mahmud Abdul Jalil Rahmad Shah, tahun 1927-1948.


10. Tengku Athaar, tahun 1948-1990.


11. Tengku Mustafa Kamal Pasha, tahun 1990-1999.


12. Tengku Herman Shah, tahun 1999-2001.


13. Tuanku Sultan Iskandar Hilali Abdul Jalil Rahmad Shah Al Haj, tahun 2001-2003.


14. Tuanku Sultan Azwar Abdul Jalil Rahmad Shah Al Haj, tahun 2003-2020.


Medan adalah kota literasi yang ulung. Penulisan urutan raja berguna untuk memahami sistem kerajaan. Pewarisan nilai pun mudah dipetakan. Sedangkan para raja kasultanan Serdang Darul Arif yakni:


1. Tuanku Umar Johan Pahlawan Alam Shah, tahun 1723-1767.


2. Sultan Amab Johan Pahlawan Alam Shah, tahun 1767-1817.


3. Sultan Thaf Sinar Basyar Shah 1817-1850.


4. Sultan Basyaruddin Syariful Alam Shah, tahun 1850-1879.


5. Sultan Sulaiman Syariful Alam Shah, tahun 1879-1946.


6. Tuanku Rajih Anwar, tahun 1946-1960.


7. Sri Sultan Tuanku Abu Nawar Sharifaullah Alam Shah Al Haj, tahun 1960-2001.


8. Sri Sultan Tuanku Lukman Sinar Bashar Shah, tahun 2001-2011.


9. Sri Sultan Tuanku Ahmad Thalla Syariful Alam Shah, tahun 2011-2020.


Jalinan sejarah mengokohkan kepribadian. Kerajaan Serdang masih berlangsung hingga kini. Kehidupan kerajaan dalam rangka keseimbangan jiwa raga. Lahir batin harus berjalan selaras serasi seimbang.


Kesadaran untuk melestarikan sistem kerajaan perlu diberi tempat yang tepat. Rumusan pada era modern ini sangat penting. Supaya tidak terjadi salah paham antar warga bangsa. Keselarasan menjadi cara utama.


Pada hari Senin tanggal 30 Desember 2020, Ir H Soekirman, Bupati Serdang Bedagai Sumatra Utara melakukan ziarah di makam Sultan Sulaiman Syariful Alam Shah. Raja Kasultanan Serdang ini memerintah tahun 1879-1946. Makam raja Serdang ini berada di sebelah barat Masjid Raya Perbaungan.


Kasultanan Serdang Darul arif mengutamakan kearifan. Suri teladan banyak ditemukan dalam perjalanan kebijakan pemerintahan Sultan Serdang. Peribahasa Melayu Sergai mengajarkan keluhuran. Gajah mati meninggalkan gading. Harimau mati meninggalkan belang. Manusia mati meninggalkan nama.


B. Latar Historis Kota Medan.


Jasmerah, jangan sekali kali meninggalkan sejarah. Latar historis untuk membangun masa depan yang lebih logis etis estetis.


Dalam perjalanan sejarah budaya Medan mesti berlaku pasang surut. Ajaran warisan nenek moyang ini sangat dihayati oleh Tengku Muhammad Ryan Novandi. Hal ini didukung benar oleh para pemangku adat Sergai. Darul arif berarti rumah pengetahuan.


Ilmu menyinari alam raya. Nilai Luhur yang bersumber dari sejarah kerajaan dapat menjadi panduan masa kini. Semasa hidupnya manusia harus punya nilai yang berguna. Yakni nama yang harum, karena jasa dan perjuangan yang agung. Nilai

keluhuran budaya Sergai sudah diwariskan oleh Tuanku Umar Johan Pahlawan Alam Shah. Beliau adalah raja Kasultanan Serdang yang memerintah tahun 1723-1767. Pancaran kejuangan menerangi jagad raya.


Sumber kearifan perlu dikaji secara ilmiah akademis. Dalam berbagai forum Ir H Soekirman, Bupati Sergai menekankan arti penting sejarah peradaban. Leluhur Tengku Ryan Novandi ini memang raja yang bijak bestari, berwibawa dan selalu memikirkan nasib rakyat. Wujud kesalahan sosial, sebagaimana tersurat dalam pantun Melayu.

Rahmatan lil Alamin, sifat rahman rahim, bertaburan ke segala penjuru. Kepedulian Raja Serdang pada rakyat pantas dijadikan sebagai suri teladan oleh generasi millenial.


Pada tahun 1725 Tuanku Umar Johan Pahlawan Alam Shah membawa tim ekonomi ke daerah Lasem Rembang Jawa Tengah. Mereka melakukan studi lapangan yang menggabungkan teori dan praktik. Tim ekonomi Kasultanan Serdang belajar menejemen produksi trasi. Kegiatan ini dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Sergai secara kreatif. Budaya Melayu menyumbangkan kebijaksanaan.

Kunjungan kenegaraan dilacak, agar wawasan aparat bertambah luas. Kota Lasem Rembang memang pusat pengembangan maritim yang besar.


Potensi kelautan, pelayaran, perdagangan maju dan modern sekali. Pelabuhan Lasem Rembang memiliki fasilitas lengkap. Meliputi perkantoran, transportasi, penginapan, pergudangan, pemasaran, wisata, kuliner serta perpustakaan. Refleksi historis menerangkan pemikiran sistematis. Perpustakaan sumber informasi.

Ekonomi kuat, negara bertambah sehat. Perekonomian berlanjut urut patut. Kedatangan Tim ekonomi Kerajaan Serdang disambut hangat oleh Raja Mataram, Kanjeng Sinuwun Amangkurat Jawi.


Hubungan diplomasi antara Kasultanan Serdang dengan Kerajaan Mataram terjalin akrab. Kedua belah pihak saling bertukar cindera mata. Kerja sama ini dilaksanakan demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sesuai dengan UUD 1945 yang memajukan kesejahteraan umum. Kitab warisan kerajaan menawarkan petunjuk hidup.


Pujangga kerajaan berpikir kedamaian. Nasihat Ir H Soekirman pada yang muda memberi pencerahan. Sebagai keturunan langsung Dinasti Kasultanan Serdang, tentu saja Tengku Ryan berusaha melanjutkan tradisi kejuangan. Ketika membaca sejarah masa lampau, tentu banyak pelajaran yang bisa diambil. Kerajaan Serdang lantas dipimpin oleh Sultan Aman Johan Pahlawan Alam Shah tahun 1767-1817. Kasultanan Serdang makin makmur sejahtera bahagia. Inilah tujuan bernegara. Gelar kerajaan punya konsekuensi tindakan.


Para Raja Serdang bekerja ulet untuk membangun segala bidang. Pertanian menyediakan pangan berlimpah ruah. Perkebunan mendatangkan barang komoditas mahal. Perdagangan memberi keuntungan berlipat ganda. Seluruh rakyat negeri dalam keadaan suka gembira. Semua merasa aman damai. Kerajaan Serdang Darul Arif sumbernya kearifan lokal. Peradaban besar itu panduan bagi warga Medan. Sekaligus sarana warga kota Medan untuk memperkokoh jatidiri.


C. Literasi Budaya Warga Medan.


Warga Medan memiliki literasi yang berarti. Pujangga istana menyusun syair yang berbudi. Berfungsi untuk membina keluhuran insani.


Wacana seluk beluk kerajaan mendapat perhatian dari generasi penerus. Dalam dialog kebudayaan di rumah kayu, Tengku Muhammad Ryan Novandi yang lahir di Medan pada tanggal 7 Nopember 1992 ini suka sejarah masa silam. Dengan belajar dirinya bisa bercermin tentang peradaban.


Warisan leluhur harus lestari. Tengku Ryan Novandi belajar di SD Harapan 1 Medan, SMP Harapan 1 Medan, SMA 1 Medan. Selama menempuh pendidikan inilah jiwanya selalu terasah dengan nilai kearifan lokal. Memang sebaiknya punya akar budaya sendiri. Terutama dari sistem kerajaan.


Pengetahuan dan pengalaman bergerak maju. Secara pribadi ilmu pengetahuan diusahakan terus menerus. Jiwa kebangsaan semakin terpatri mendalam setelah menempuh kuliah Bachelor of International Business Kuala Lumpur Malaysia tahun 2004.


Trahing kusuma rembesibg madu. Lalu ilmunya diperdalam lagi dengan mengambil program Master of International Business di Boston Amerika Serikat tahun 2015. Kepribadian makin mantab yang didukung pendidikan. Inilah makna Darul Arif.


Para Sultan diajak rembugan. Menurut Ir H Soekirman, kepribadian perlu diasah lewat pendidikan dan pengalaman. Lengkap sudah wawasan lokal nasional global sebagai bekal pengabdian pada masyarakat luas. Peranan para Sultan sebatas bidang kebudayaan.


Rumusan pujangga istana tepat sekali. Butir butir kearifan lokal masih relevan. Kebesaran masa lampau menjadi inspirasi bagi Tengku Ryan Novandi. Pertemuan Sultan Aman Johan Pahlawan Alam Shah dengan Kanjeng Sinuwun Paku Buwana IV, Raja Karaton Surakarta Hadiningrat terjadi pada tahun 1819 di Kota Tamasek Singapura.


Pembicaraan pokok kedua pemimpin mengenai tata niaga gatam. Permaisuri Sinuwun Paku Buwana IV bernama Kanjeng Ratu Kencono Wungu. Beliau direktur pabrik garam Kalianget Madura. Pernah datang ke Perbaungan untuk membicarakan strategi pemasaran garam. Sistem ekonomi kerajaan juga menciptakan kemakmuran.


Tanggal 6 Pebruari 1819 sejarah berdirinya Singapura. Raffles mengundang warga Kerajaan Nusantara. Darul Arif berkaitan dengan katalog pustaka. Buku referensi bisa menjadi bahan pertimbangan. Perhatian Tengku Ryan pada perjuangan Kasultanan Serdang selalu tinggi.


Misalnya kiprah keutamaan Sultan Thaf Sinar Basyar Shah. Beliau menjadi raja Serdang tahun 1817-1850. Demi memajukan budaya Melayu, para pakar diminta untuk menyalin ulang kitab kitab klasik. Kesusateraan Melayu berkembang di Aceh lewat tangan pujangga Hamzah Fansuri, Syekh Abdur Rauf Singkel dan Syamsudin Al Sumatrani. Karya karyanya lestari sepanjang masa.


Kajian akademik membuktikan pujangga Karaton memang hebat. Buku karangan Pujangga Kerajaan Samudra Pasai, Nuruddin Ar Raniri ditulis dan diperbanyak. Judulnya kitab Bustanus Salatin, yang berarti taman para raja. Isinya tentang Ketuhanan, kemanusiaan, kebangsaan, kerakyatan dan keadilan. Secara akademik kerap dikaji buat penyusunan ilmu pengetahuan.


Kesusateraan Melayu berkembang di Kasultanan Serdang. Sultan Thaf Sinar Basyar Shah seorang raja yang mengutamakan nilai budaya. Seniman Serdang yang berasal dari wilayah Pantai Cermin, Tanjung Beringin, Dolog Masihul, Sipispis, Sei Rampah, Tebing Tinggi diajak berguru di Pulau Penyengat, Tanjung Pinang. Di sini pula berkembang Sastra gurindam. Bahasa menunjukkan bangsa. Studi banding Kesusateraan berhasil mencetak ahli pantun.


Pada tahun1837 mereka belajar menyusun pantun Melayu. Terdiri atas pantun keagamaan, pantun orang tua, pantun jenaka dan pantun anak anak. Pendidikan karakter dibentuk dengan pendekatan budaya. Pantun Melayu sarana pembelajaran karakter buat para pelajar.


D. Kota Medan Membangun Peradaban.


Kota Medan mencatat peradaban. Ilmu dan teknologi mencapai tataran tibggi. Anak negeri mengerti sejarah nenek moyang. Informasi masa silam dibaca Soekirman melalui buku silsilah, babad dab hikayat. Teknologi modern masuk ke wilayah Serdang Bedagai berkat usaha keras Sultan Basyaruddin Syarifatul Alam Shah. Beliau raja kasultanan Serdang yang memerintah tahun1850-1879. Ekspor tembakau tahun 1870 dilakukan dengan jumlah 3,5 juta kg.


Tentu kas kerajaan penuh, negara pun amat makmur. Pembangunan rel kereta api mulai dari Medan sampai Aceh. Juga jalur kereta api dari Medan hingga Rantau Prapat, Labuhan Batu. Megah sekali adopsi teknologi modern. Kerajaan juga mendukung hadirnya modernisasi.

Sei Ular membelah kota Perbaungan.

Sergai dekat dengan kota Medan. Pembangunan stasiun dan rel Kereta Api dilakukan oleh Deli Spoorweg Maatschapipij Medan Aceh. Diresmikan oleh Sultan Sulaiman Syariful Alam Shah tahun 1883, yang mewakili Kasultanan Serdang.


Sultan Mahmud Al Rasyid mewakili Kasultanan Deli. Sultan Al Sayyid Sharif Ismail mewakili Kasultanan Siak. Kepanitiaan dilaksanakan oleh Bahkoda Ngah Timbal, Wak Wak, Salein, Tok Manis, Dolah, Wakil, Penghulu Kampong Syah Bandar Hamid, Tuan Haji Cut. Istilah kerajaan yang indah, membuat suasana megah. Kemegahan itu perlu diteruskan. Kerajaan Melayu punya prestasi gemilang. Tengku Ryan Novandi bertekad melanjutkan perjuangan luhur. Mereka berjasa menghiasi peradaban masyarakat dunia. Dari kota Medan butir butir kearifan lokal dipersembahkan buat ibu pertiwi nan abadi.


E. Pancaran Kewibawaan Kota Medan.


Tokoh Medan yang tampil di tingkat nasional memberi kontribusi yang berarti. Mereka telah menghiasi ibu pertiwi.


Medan sejak dulu menjadi pertemuan pembesar kerajaan.

Kesultanan Serdang Langkat dan Delj memancarkan kewibawaan negeri.


Pancaran kewibawaan kota Medan bersumber dari tradisi bisa lebih lestari. Maka pembangunan kembali Istana Serdang Bedagai pada tanggal 7 Januari 2012. Istana megah mewah indah berwarna kuning cerah.


Teladan Kasultanan Deli, Serdang dan Langkat memberi inspirasi warga Medan. Kepemimpinan Tengku Erry Nuradi – Soekirman menjadi pelopor utama. Keduanya adalah tokoh utama kota Medan.


Layak sekal bahwa Dwi tunggal seharusnya manunggal. Pemimpin Sergai melakukan tindakan nyata. Bupati Tengku Erry Nuradi didampingi Wakil Bupati Soekirman. Pewaris budaya Melayu berkewajiban untuk menganyam peradaban. Demi memperkokoh jati diri bangsa dan kepribadian nasional. Kesadaran kultural ini dijiwai betul oleh Tengku Muhammad Ryan Novendi. Sebagai cermin mulia atas keagungan sejarah Kesultanan Serdang yang terus memberi inspirasi untuk kembali pada tradisi.


Guru sejarah punya peran utama. Pengenalan sejarah sebaiknya diajarkan pada peserta didik. Pesan luhur itu dilanjutkan oleh sang ayah, Dr Tengku Erry Nuradi M.Si. Beliau menjabat Bupati Serdang Bedagai tahun 2005 -2013, Wakil Gubernur Sumatera Utara tahun 2013 – 2014.


Kemudian menjadi Gubernur Sumatera Utara tahun 2014-2018. Tengku Rizal Nurdin abang Tengku Erry Nuradi juga menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara. Kasultanan Deli, kasultanan Langkat, kasultanan Serdang menambah Wibawa.


Penghormatan masa lalu diperlukan sikap rendah hati. Ir H Soekirman mendampingi Tengku Erry Nuradi tahun 2005-2013. Bupati dan Wakil Bupati Serdang Bedagai punya emosi sejarah yang kuat. Bahkan Ir H Soekirman menjadi Staf Ahli Tengku Rizal Nurdin, Gubernur Sumatera Utara. Beliau kakak kandung Tengku Erry Nuradi. Keduanya pewaris kerajaan besar.


Mereka punya kewajiban untuk pelestarian. Generasi muda tinggal melanjutkan rintisan para senior. Pada diri Tengku Ryan Novendi mengalir darah kepemimpinan. Tenaga pikiran keluarga agung ini dipersembahkan buat kemakmuran rakyat. Sebagaimana kebajikan yang ditanam oleh Kasultanan Serdang. Anak cucu memetik manisnya tanaman buah. Jasa leluhur dipahami secara jujur.


Manisnya peradaban karena pengakuan. Catatan emas menorehkan kenangan manis.

Pada tahun

1905 Sultan Sulaiman Syariful Alam Shah datang ke Karaton Surakarta Hadiningrat. Beliau bertemu dengan Sri Susuhunan Paku Buwana X. Keduanya membahas struktur Dewan Karaton atau Rijkraad. Lembaga legislatif Kerajaan ini dipimpin oleh KGPH Hangabehi. Rupanya kerajaan Serdang sudah mulai menerapkan sistem monarkhi konstitusional. Konsep trias politika memang cocok untuk masyarakat modern. Ini demi memadukan unsur peradaban secara akulturatif. Alangkah mulia bila tetap berlanjut. Sumbangsih kerajaan Serdang nyata sekali. Pergerakan nasional berhubungan dengan lahirnya beragam organisasi. Konggres Syarikat Islam tahun 1914 di Surabaya dipimpin oleh HOS Tjokroaminoto. Sultan Sulaiman Syariful Alam Shah diundang sebagai tamu kehormatan.


Bahkan nanti didaulat sebagai anggota dewan pembina Syarikat Islam. Beliau juga menjadi dewan pertimbangan Perguruan Taman Siswa untuk wilayah Sumatera Utara. Dalam pergerakan nasional beliau amat aktif, bersama dengan bangsawan Istana Langkat, Tengku Amir Hamzah. Sastrawan besar ini dikenal sebagai pelopor pujangga baru. Masa ini gemilang atas tumbuhnya kesusasteraan. Kuat dakam prinsip, luwes di lapangan. Pergaulan luas lintas batas dilakukan keluarga kerajaan. Pada tahun 1944 Sultan Sulaiman Syariful Alam Shah berhubungan erat dengan Tengku Muhammad Hasan.


Kelak menjabat sebagai Gubernur Sumatera. Para pejabat Kasultanan Serdang, Deli dan Langkat banyak yang berhubungan dengan Dr Radjiman Wedyadiningrat, Ketua BPUPKI atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Periode sejarah berubah warna. Kebangsaan dan kenegaraan berkembang di kota Medan. Pengalaman historis yang amat manis.


F. Nilai Kebangsaan Tumbuh di Kota Medan.


Kota Medan memberi sumbangan yang besar terhadap kokohnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Warga Medan selalu nasionalis dan patriotis. Perjalanan sejarah telah memberi bukti nyata. Pengakuan atas perubahan disikapi dengan bijak.


Pada tanggal 5 Oktober 1945 Kasultanan Serdang, Kasultanan Langkat, Kasultanan Deli sepakat bergabung pada Pemerintah Republik Indonesia. Ketiga kerajaan ini dengan sepenuh jiwa raga turut membantu berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ini fakta historis yang terbukti dengan tulisan.

Perubahan besar sedang terjadi. Gelombang pasang surut. Sayang seribu sayang. Ada elemen masyarakat yang perlu diberi pelajaran dan peringatan. Pada tanggal 3 juli 1946 mendapat serangan PESINDO KIRI. Organisasi Pergerakan Sosilisme Indonesia itu menjalankan program dengan kekerasan. Bahkan lebih sering melakukan tindak kriminal. Mereka melakukan kekacauan di seluruh swapraja. Setelah keadaan reda damai, sejarah harus diluruskan kembali. Kesalah pahaman diuraikan dengan rasa kebersamaan.


Pelan pelan situasi mereda. Kenyataan berbicara dengan sebenarnya. Hubungan antara Kasultanan Melayu dengan Pemerintah RI selalu harmonis sampai sekarang. Kasultanan Melayu Deli, Langkat dan Serdang menitik beratkan pada kegiatan budaya. Jauh dari kegiatan politik praktis. Dengan dukungan pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai kebudayaan Melayu Sergai berkembang dengan elok nan menawan. Cocok untuk bahan ajar di sekolah. Sebagai bahan muatan lokal di sekolah.


Untung sekali bagi warga Sergai. Sejak tahun 2013 Ir H Soekirman menjabat sebagai Bupati Sergai. Istana kasultanan Serdang dijadikan pusat kegiatan budaya. Kontribusi riil sangat dimanfaatkan oleh masyarakat. Tengku Erry Nuradi selaku Pembesar Propinsi Sumatera Utara memberi dukungan maksimal. Sei Ular yang membelah Perbaungan seolah olah menghidupkan ibukota Kesultanan Serdang Darul Arif.


Peran ibu ibu juga amat penting. Hj Marliah Soekirman bergandengan erat dengan Hj Evi Diana Sitorus. Keberadaan Tengku Ryan Novendi sebagai wakil generasi millenial amat penting. Ibunda Hj Evi Diana Sitorus mengajarkan kesahajaan kesopanan kesusilaan keramahan kemurahan. Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Adaptif dalam segala cuaca. Putri kerajaan biasa berkiprah dalam bidang budaya.


Kerja sama bersatu padu untuk maju. Hidup harus saling menasihati. Nasihat sang ibu terkait dengan pengalaman sebagai anggota DPRD Propinsi Sumut. Tentu saja Ibu Hj Evi Diana Sitorus sebagai ketua penggerak PKK Kabupaten Serdang Bedagai dan PKK Propinsi Sumatera Utara menambah bobot. Tengku Ryan Novandi mendapat ilmu pengetahuan dari sumber langsung. Mata air kebijaksanaan mengalir jernih.


Terkenal sekali Selat Malaka mengalirkan pelajaran hidup. Pengalaman adalah guru yang terbaik. Tengku Muhammad Ryan Novandi selalu berkiprah. Ketua bidang investasi BPD HIPMI Sumut 2017-2020. Wakil ketua umum bidang pembinaan jaringan PW JAPNAS Sumut 2017-2022. Presiden JCI Medan 2018. Senator JCI Medan 2018-2020. Wakil ketua Gerakan Pemuda Alwasliyah Medan 2019-2020. MABMI Medan 2020-2025. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemaslahatan umat dan rakyat. Daratan dan lautan menyediakan kenikmatan. Dengan seni hidup lebih indah.


Berakit rakit ke hulu. Berenang renang ke tepian. Bersakit sakit dahuku. Betsenang senang kemudian. Bekal hidup cukup untuk membina bahtera. Kegiatan Tengku Ryan Novandi mendapat dukungan penuh dari Ariska Putri Pertiwi. Istri tercinta ini memberi seorang buah hati. Semangat berjuang untuk kemakmuran negeri senantiasa menyala dalam hati sanubari. Lancar kaji karena diulang. Pasak jalan karena ditempuh. Dengan agama hidup akan terarah.


Dengan ilmu hidup lebih mudah. Ilmu adalah pelita. Al ilmu al nur. Kepada siapa pun Tengku Ryan Novandi belajar tentang kehidupan. Ir H Soekirman Bupati Sergai diajak membahas tentang kesejahteraan rakyat pada tanggal 27 Nopember 2020. Bertempat di Rumah Kayu Medan. Tengku Ryan menawarkan konsep Sergai yang unggul, inovatif dan berbudaya. Tawaran ideal untuk menyongsong masa depan.


Tukar pikiran, mengasah gagasan. Dialog antar generasi terselenggara. Ir H Soekirman selaku Bupati Serdang Bedagai pun memberi penjelasan yang meyakinkan. Dimulai dengan paparan mengenai tata kelola pemerintan yang bersih, jujur, transparan dan melayani. Untuk itu diperlukan pengalaman, wawasan, kepedulian yang memadai. Semua konsep itu ditujukan untuk menjunjung tinggi kepentingan dan kebutuhan rakyat Serdang Bedagai. Semua berjalan lancar mulus halus. Berkat usaha yang tulus.


Kearifan lokal Medan berasal dari sejarah kerajaan. Kasultanan Serdang menjadi sumber energi. Untuk itulah H Soekirman menyempatkan berdialog tentang nilai kearifan lokal. Sejarah menyediakan kearifan lokal yang tiada habis habisnya untuk digali. Sebagai sarana membentuk pribadi paripurna.


Masa depan dirumuskan pada hari ini. Dari sejarah itu pula kebajikan tersedia. Ir H Soekirman sebagai pemimpin mengajak untuk menghormati Sejarah Kasultanan Serdang.


Dengan berpijak pada kekayaan nilai budaya Melayu Sergai, Tengku Ryan Novandi berusaha mengabdi pada Serdang Bedagai. Dengan ketulusan hati, Tengku Ryan berbakti pada ibu pertiwi. Dengan semangat tekat kuat, Tengku Muhammad Ryan Novandi berjuang mewujudkan kesejahteraan rakyat jiwa raga lahir batin awal akhir.


Warga Medan belajar kearifan lokal. Sumber kearifan sudah tersedia. Pelajaran atas sejarah kesultanan Serdang adalah kemuliaan. Perawatan atas istana Kasultanan Serdang merupakan bentuk penghormatan nyata Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai atas semboyan Tanah Bertuah Negeri Beradat yang masyhur.


Kesultanan Serdang Darul Arif pada masa kini, selalu berusaha melestarikan budaya. Bersama dengan Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai Sumatra Utara, kebudayaan akan semakin jaya maju lestari. Pengaruh kota Medan besar sekali.


Kota Medan penyangga utama Negara Kesatuan Republik Indonesia. Nilai kebangsaan dan kepahlawanan Medan selalu tumbuh berkembang dan bersemi. Kota Medan memberi sumbangan buat kokohnya budaya nasional.rel

Share:
Komentar

Berita Terkini